ini, dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. KAN Kelembagaan Adat Nagari sebagai salah
satu lembaga adat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung diharapkan menjadi pengontrol kegiatan wisata yang ada. Hal ini ditunjukan pada
hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Teluk Bungus dimana 80 responden mengatakan setuju terhadap pengembangan wisata pantai.
4. Dukungan Pemerintah. Adanya kebijakan daerah yang mengatur tentang pengembangan
pariwisata Kota padang, secara tidak langsung dapat meningkatkan potensi wisata yang ada di kawasan Teluk Bungus. Hal ini ditunjukan pada hasil
wawancara dengan pengusaha wisata di Teluk Bungus terhadap dukungan dari pemerintah dengan usaha yang dijalankan, 67 mengatakan ada
dukungan karena mereka menyadari bahwa dengan adanya dukungan dari pemerintah pengusaha wisata pantai dapat meningkatkan usahanya.
5.3.1.2 Kelemahan Weakness
1. Kondisi ekosistem. Kerusakan ekosistem yang ada di perairan Teluk Bungus disebabkan oleh
faktor alam dan aktivitas manusia, salah satunya yaitu menangkap ikan dengan menggunakan potasium sianida atau bahan peledak selain itu
pencemaran yang dilakukan oleh pabrik pengolahan kayu yang dampaknya sampai sekarang masih ada. Secara umum, Teluk Bungus
mempunyai ekosistem pesisir yang lengkap, dan di lokasi ini ditemukan hutan mangrove, lamun, dan terumbu karang. Akan tetapi kondisi ketiga
ekosistem tersebut berbeda-beda mulai dari baik hingga rusak. Kualitas perairan di Teluk Bungus juga menunjukkan kondisi yang tercemar ringan
hingga berat, dan diduga merupakan akibat limbah rumah tangga. Menurut penelitian PRWLSDNH 2006 terumbu karang yang hidup di Teluk
Bungus tersebar di sepanjang pesisir pantai terutama di mulut teluk dan gosong karang. Kondisi terumbu karang di lokasi ini lebih didominasi oleh
pasir dan patahan karang mati, dan dalam keadaaan yang rusak parah penutupan karang hidup 25.
2. Tingkat sumberdaya manusia yang masih rendah. Masyarakat sekitar pantai, sebagian besar masih belum mengenyam
pendidikan tinggi sehingga pemahaman akan pelestarian ekosistem sumberdaya alam yang ada sangat kurang. Hal ini akan mempengaruhi
keberadaan sumberdaya alam yang dimiliki. Hal ini ditunjukan pada hasil wawancara dengan masyarakat sekitar Teluk Bungus, berdasarkan
karakteristik pendidikan masyarakat yang menjadi responden sebagian besar berpendidikan hingga SD yakni 50, lulusan SLTP 40, lulusan
SLTA 10. 3. Status kepemilikan pantai yang belum jelas.
Kepemilikan pantai pada umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Sumatera Barat yaitu berstatus milik kaum ulayat atau masyarakat
setempat secara turun-temurun Pemerintah Kota Padang 2008. 4. Belum adanya peraturan lokal yang mengatur tentang pemanfaatan
sumberdaya laut. Saat ini, pemanfaatan sumberdaya laut belum terealisasikan dengan baik,
banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan sumberdaya laut dengan tidak semestinya seperti penangkapan ikan
dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. 5. Pemanfaatan potensi dan objek wisata yang belum optimal.
Potensi yang ada saat ini belum termanfaatkan secara optimal. Masih kurangnya penyebarluasan tentang potensi-potensi wisata yang ada. Hal
ini ditunjukan pada hasil wawancara dengan lembaga atau instansi terkait wisata terhadap sarana promosi yang harus dikembangkan dalam
mengenalkan wisata pantai kawasan Bungus. Sebanyak 17 mengatakan bahwa media elektronik lokal maupun nasional memiliki potensi untuk
dikembangkan, 17 pula mengatakan bahwa media cetak lokal maupun nasional memiliki potensi untuk dikembangkan, 17 mengatakan bahwa
adanya model icon untuk mengenalkan budaya minangkabau seperti uda dan uni Sumatra Barat sebagai duta sumbar dalam bidang pariwisata, 32
mengatakan bahwa wibsite memiliki potensi untuk dikembangkan, dan
17 mengatakan bahwa CD Animasi memiliki potensi untuk dikembangkan.
6. Sarana dan prasarana fisik yang masih kurang atau terbatas. Sarana fisik yang ada saat ini hanya transportasi darat dan laut, sedangkan
kelengkapan penginapancottage dan kelengkapan wisata masih kurang atau terbatas bahkan pemandu atau guide masih belum ada. Prasarana fisik
yang yang dapat dikembangkan seperti motel, losmen, cottage, homestay, pondok lesehan, dan restoran, sedangkan prasarana fisik yang harus
diperbaiki seperti prasarana listrik yang sering padam. Hal ini ditunjukan pada hasil wawancara dengan lembaga atau instansi terkait wisata terhadap
kelengkapan sarana fisik di kawasan wisata Pantai Bungus. 50 mengatakan kurangtidak lengkap, 33 mengatakan cukup, dan hanya
17 yang mengatakan sangat lengkap.
5.3.2. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Eksternal 5.3.2.1. Peluang