Indeks Keanekaragaman Jenis Perifiton

bagian antara pantai dan terumbu karang Fonseca, 1996; Fonseca dan Bell, 1998. Gambar 6. Hubungan antara arus m s¯¹ dengan kerapatan lamun tegakan m¯² di Pulau Pari Keterkaitan antara arus dengan kerapatan lamun dapat dilihat pada Gambar 6. Kerapatan lamun yang semakin tinggi, mengakibatkan kecepatan arus semakin kecil. Zulkifli 2003 menegaskan dangkalnya perairan dan keberadaan komunitas lamun juga mempunyai pengaruh yang besar dalam memperlambat gerak arus. Perairan yang dangkal dan kerapatan lamun yang tinggi akan memperkecil arus. Koch 2001 dalam Tuhumury 2010 mengemukakan bahwa untuk mendukung pertumbuhan dan distribusi padang lamun yang sehat diperlukan kecepatan arus yang sedang di antara 0,05 dan 1,00 m s¯¹. Walau demikian, pergerakan air yang akan diperlukan untuk kelangsungan pertumbuhan lamun, di antaranya berkaitan dalam peningkatan laju pengambilan ammonium dan nitrat Thomas dan Cornilisen, 2003 dan transport karbon serta nutrien dari kolom air ke permukaan daun Koch, 1994 dalam Koch dan Gust, 1999 . Pada kondisi arus dan gelombang yang terlalu lemah bisa menganggu keberadaan lamun, karena mengakibatkan penumpukan bahan organik Roblee et al., 1991 dan peningkatan konsentrasi sulfida dalam sedimen Koch, 2001. Konsentrasi bahan organik dan sulfida yang terlalu berlebihan dalam sedimen meningkatkan kebutuhan oksigen oleh akar karena kondisi sedimen yang anoksik dan apabila tidak tercukupi karena ketersediaan cahaya yang rendah, maka akan menyebabkan kematian tumbuhan Roblee et al., 1991. Sebaliknya, pada daerah dengan arus dan gelombang kuat, akan mengakibatkan kerusakan disebabkan transport sedimen yang berlebihan sehingga memungkinkan anakan untuk tumbuh atau menutupi tegakan pada lamun Koch, 2001. Sebagai akibatnya, daerah yang terkena arus atau gelombang kuat dan cenderung memiliki bidang lamun yang kecil atau tanpa vegetasi Fonseca dan Bell, 1998.

4.1.3 Hubungan antara kepadatan perifiton dengan kerapatan lamun

Keberadaan dan kepadatan perifiton sangat dipengaruhi oleh kerapatan dan penutupan lamun, karena erat dengan kestabilan substrat daun lamun dari pengaruh pencucian dan sirkulasi air serta kebebasan perifiton dalam memperoleh cahaya matahari untuk kebutuhan fotosintesis. West 1990 dalam Kiswara dan Winardi 1994 menyatakan bahwa panjang daun dan kerapatan lamun dapat mempengaruhi sebaran dan kelimpahan biota yang berasosiasi dengan lamun, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan padang lamun sangat menentukan distribusi dan kelimpahan biotanya. Gambar 7. Hubungan antara kerapatan lamun tegakan m¯² dengan kepadatan perifiton ind cm¯² di ekosistem lamun Pulau Pari