Fosfat Spektrofotometer Posisi stasiun
GPS
3.3 Prosedur Penelitian
3.2.1. Penentuan Stasiun
Lokasi pengambilan sampel ditentukan di tiga stasiun dengan kategori masing-masing stasiun sebagai berikut:
a. Stasiun I Vegetasi tunggal
Karakteristik Stasiun I merupakan vegetasi tunggal, yaitu padang lamun yang hanya disusun oleh satu jenis lamun saja. Jenis lamun yang dijumpai
membentuk komunitas padang lamun tunggal adalah Enhalus acoroides. Kondisi perairan di stasiun ini dangkal dan selalu tergenang air pada saat surut.
b. Stasiun II Vegetasi campuran
Stasiun ini merupakan vegetasi campuran, yaitu komunitas padang lamun yang disusun mulai dari 2 atau lebih jenis lamun yang tumbuh bersama-sama pada
satu habitat. Nienhuis et al. 1989 dalam Kiswara 1997 menyatakan bahwa adanya vegetasi campuran yang disusun oleh 8 jenis lamun. Padang lamun
vegetasi campuran umumnya lebih banyak dijumpai daripada vegetasi tunggal. Pada stasiun ini terdapat 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia
hemprichii, Halophila ovalis dan Cymodoceae rotundata. Lokasi ini tidak terlindung oleh pulau atau penghalang lainnya barrier untuk menahan terpaan
arus maupun gelombang yang berasal dari aktivitas angin.
c. Stasiun III Vegetasi campuran
Stasiun III sama dengan stasiun II merupakan vegetasi campuran, namun pada stasiun ini hanya terdapat 2 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides dan
Thalassia hemprichii. Sama halnya dengan Stasiun I, perairan di stasiun ini dangkal dan perairan yang selalu tergenang air pada saat surut.
3.2.2. Pengambilan contoh lamun
Untuk mengetahui zonasi sebaran lamun dilakukan pengamatan dengan metode garis transek transect line method yang tegak lurus dari pinggir pantai ke
arah tubir Gambar 4. Pada transek tersebut ditarik meteran sepanjang 100 meter. Lamun yang dilalui meteran tersebut dicatat jenisnya, komposisinya tunggal atau
campuran, jarak sebaran lamun dan kedalaman perairan pada saat melakukan pengamatan.
Untuk pengamatan kerapatan jenis dan penutupan jenis lamun dilakukan pengambilan contoh pada transek-transek yang telah ditetapkan. Pada setiap titik
plot diambil contoh dengan menggunakan bingkai besi kuadrat ukuran 50 x 50 cm
2
. Contoh lamun yang ada dalam kuadran diambil, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. Contoh-contoh lamun tersebut diberi tanda label dan
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Indentifikasi lamun berpedoman pada den Hartog 1977, Phillips dan
Menez 1988.
20 meter 10
met e
r
Tubir
100 meter 100 meter
Darat
Gambar 4. Skema transek untuk pengambilan contoh lamun dan perifiton
3.2.3. Pengambilan contoh perifiton pada daun lamun
Contoh perifiton diambil pada masing-masing garis transek untuk semua stasiun. Pada masing-masing plot yang terpilih, contoh perifiton diambil pada
berbagai jenis lamun yang ada ketika air surut siang hari. Daun lamun yang terpilih adalah daun yang tidak rusak, kemudian dimasukkan ke dalam kantong
plastik yang telah diberi label dan bahan pengawet. Di laboratorium, contoh perifiton diambil pada bagian daun dengan
menggunakan kuas. Kuas disapukan pada daun lamun kemudian dicelupkan ke