Mengurangi Gerakan Air Fungsi dan Peran Lamun

spesies lamun adalah 28⁰C-30⁰C. bagi lamun suhu mempengaruhi proses-proses fisiologis, laju respirasi, pertumbuhan dan reproduksi. Proses-proses fisiologi ini akan menurun tajam bila suhu lingkungan di luar kisaran di atas Dahuri et al. 2001.

2.3.3 Kecepatan Arus

Kecepatan arus perairan berpengaruh pada produktivitas primer padang lamun. Aliran air akan meningkatkan uptake CO 2 dan nutrien pada permukaan melalui modifikasi turbulensi oleh kanopi padang lamun Larkum et al., 1989. Menurut Welch et al. 1980 dalam Erina 2006 dari segi biomassa dan produksi perifiton, akumulasi biomassa lebih cepat pada perairan berarus cepat, tetapi total biomassa cenderung seimbang baik pada perairan berarus cepat maupun lambat. Kecepatan arus dapat pula mempengaruhi fotosintesis dan penyerapan nutrien di sekitar padang lamun Abdelrhman, 2003. Albeson dan Danny 1997 menambahkan bahwa kecepatan arus dapat mempengaruhi sukses tidaknya propagul dan larva menetap

2.3.4 Salinitas

Perubahan salinitas akan mempengaruhi keseimbangan di dalam tubuh organisme melalui perubahan berat jenis air dan perubahan tekanan osmosis. Semakin tinggi salinitas, semakin besar tekanan osmosis, sehingga organisme harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan salinitas sampai batas tertentu melalui mekanisme osmoregulasi. Lamun memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar terhadap salinitas antara 10-40 o . Penurunan salinitas akan menurunkan kemampuan fotosintesis lamun. Penurunan salinitas menyebabkan laju fotosintesis dan pertumbuhan lamun menurun dan berpengaruh terhadap perkecambahan dan pembentukan bunga lamun MacRoy dan McMillan, 1977 dalam Zulkifli, 2000. Peningkatan salinitas dapat menurunkan kelimpahan perifiton Kendrick, 1987 dalam Borowitzka dan Lethbridge, 1989.

2.3.5 Nitrat dan Orthofosfat

Perkembangan perifiton sebagai komponen biota autotrof, dipengaruhi oleh ketersediaan unsur-unsur hara di perairan. Unsur-unsur hara yang penting di perairan adalah nitrat dan fosfat. Peningkatan kandungan nitrogen bersama-sama dengan fosfor akan meningkatkan pertumbuhan algae dan tumbuhan air Horner dan Welch, 1981 dalam Erina, 2006. Menurut Hamid 1996 dalam Erina 2006 di daerah perairan tropis khusunya Indonesia, perairannya sangat jernih dan penetrasi cahaya sampai ke dasar perairan sehingga pertumbuhan dan produksi lamun di perairan ini sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur N dan P, perkembangan lamun ditentukan oleh ketersediaan nitrogen. Phillips dan Menez 1988 menyatakan bahwa di air nitrogen tersedia dari 3 sumber, yaitu nitrogen yang terdapat pada sedimen, nitrogen di kolom air, dan hasil fiksasi nitrogen. Lamun sebagian besar memanfaatkan unsur N dan P di air antara, sebaliknya fitoplankton, epifit, mikro dan makro alga serta bakteri bentik hanya memanfaatkan N dan P dalam kolom air, maka komponen produksi primer padang lamun tersebut bukan merupakan saingan bagi lamun dalam memanfaatkan unsur hara N dan P.

2.4 . Gambaran Umum Pulau Pari

Gugus Pulau Pari merupakan salah satu bagian dari Kepulauan seribu dan tersusun dari lima buah pulau kecil, yaitu Pulau Pari, Pulau tengah, Pulau Kongsi, Pulau Tikus, dan Pulau Burung masing-masing dipisahkan oleh beberapa buah Goba. Pulau Pari merupakan pulau terbesar dari ke lima pulau penyusun Gugus pulau Pari. Panjangnya sekitar 2,5 km dan lebar bagian terpendek sekitar 60 m dan bagian terpanjangnya sekitar 400 m Kiswara, 1992. Secara geografis, Gugus Pulau Pari terletak pada posisi 5⁰50’20” LS - 5⁰50’25” LS dan 106⁰34’30” BT - 106⁰38’20” BT. Perairan gugus Pulau Pari memiliki tipe perairan dangkal pesisir dengan kedalaman berkisar antara 15-40 meter. Termasuk perairan pedalaman semi terbuka yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan pesisir di sepanjang Teluk Jakarta dan Utara Banten serta gerakan massa air dari Laut Cina selatan dan Timur Indonesia. Tipe perairan ini sangat dipengaruhi oleh substrat dasar