Suhu Kecepatan Arus PARAMETER FISIKA-KIMIA LINGKUNGAN 1 Derajat Keasaman pH

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2010. Lokasi pengambilan sampel di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Gambar 3. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomikro, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan, Institut Pertanian Bogor. b b b -70.0 -34.0 -48.0 -32.0 -41.0 -43.0 -37.0 -30.0 -25.0 -54.0 -45.0 St. 3 St. 1 St. 2 5° 5 2 5° 5 2 5° 5 1 5° 5 1 106°35 106°35 106°36 106°36 106°37 106°37 106°38 106°38 P. Pari P. Kongsi P. Tengah P. Tikus

P. Burung

N E W S 400 400 m Darat Perairan Dangkal Garis Pantai b Titik Stasiun Titik Kedalaman Keterangan : Peta Indeks : L A MPU NG BANTEN DKI JAKAR TA LAUT JAWA SA MUD ER A HIND IA

P. JAWA

8° 5 ° 8° 5° 106° 109° 112° 106° 109° 112° Gambar 3. Peta lokasi penelitian dan lokasi pengambilan sampel.

3.2. Alat dan bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya disajikan pada Tabel 1: Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian Parameter AlatBahan Sampel Lamun Transek kuadarat 50 x 50 cm 2 , plastik bening, gunting, meteran Sampel air Kimia Botol polyetilen, cool box Sampel perifiton Alat pengerik, Aquades, Botol sampel, Lugol, Mikroskop binokuler, buku indentifikasi, Salinitas Refractometer Suhu Thermometer Kec. Arus Floating drouge, stopwatch pH pH-meterkertas lakmus Nitrat Spektrofotometer Fosfat Spektrofotometer Posisi stasiun GPS

3.3 Prosedur Penelitian

3.2.1. Penentuan Stasiun

Lokasi pengambilan sampel ditentukan di tiga stasiun dengan kategori masing-masing stasiun sebagai berikut:

a. Stasiun I Vegetasi tunggal

Karakteristik Stasiun I merupakan vegetasi tunggal, yaitu padang lamun yang hanya disusun oleh satu jenis lamun saja. Jenis lamun yang dijumpai membentuk komunitas padang lamun tunggal adalah Enhalus acoroides. Kondisi perairan di stasiun ini dangkal dan selalu tergenang air pada saat surut.

b. Stasiun II Vegetasi campuran

Stasiun ini merupakan vegetasi campuran, yaitu komunitas padang lamun yang disusun mulai dari 2 atau lebih jenis lamun yang tumbuh bersama-sama pada satu habitat. Nienhuis et al. 1989 dalam Kiswara 1997 menyatakan bahwa adanya vegetasi campuran yang disusun oleh 8 jenis lamun. Padang lamun vegetasi campuran umumnya lebih banyak dijumpai daripada vegetasi tunggal. Pada stasiun ini terdapat 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis dan Cymodoceae rotundata. Lokasi ini tidak terlindung oleh pulau atau penghalang lainnya barrier untuk menahan terpaan arus maupun gelombang yang berasal dari aktivitas angin.

c. Stasiun III Vegetasi campuran

Stasiun III sama dengan stasiun II merupakan vegetasi campuran, namun pada stasiun ini hanya terdapat 2 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Sama halnya dengan Stasiun I, perairan di stasiun ini dangkal dan perairan yang selalu tergenang air pada saat surut.

3.2.2. Pengambilan contoh lamun

Untuk mengetahui zonasi sebaran lamun dilakukan pengamatan dengan metode garis transek transect line method yang tegak lurus dari pinggir pantai ke arah tubir Gambar 4. Pada transek tersebut ditarik meteran sepanjang 100 meter. Lamun yang dilalui meteran tersebut dicatat jenisnya, komposisinya tunggal atau