Pengambilan contoh perifiton pada daun lamun

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ∑ − ∑ ∑ ∑ − = X X X X n Id 2 2 ........................................................7 Dimana : Id : Indeks Dispersi Morisita n : Jumlah ulangan pengambilan sampel ∑X : Total dari jumlah individu suatu organisme dalam kuadrat X 1 + X 2 + … ∑X 2 : Total dari kuadrat jumlah individu suatu organisme dalam kuadrat X 1 2 + X 2 2 +… Pola dispersi perifiton ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti yang tersaji dalam Tabel 5. Tabel 5 Kategori indeks dispersi Pola Sebaran Id Kategori Id 1 Seragam Id = 1 Acak Id 1 Mengelompok

3.5 Analisis Statistik

Data yang diperoleh dikelompokkan menurut stasiun dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, kemudian dianalisis secara deskriptif. Untuk melihat keterkaitan faktor lingkungan dengan lamun, bahan organik dan kelimpahan makrozoobentos menggunakan analisis komponen utama principal component analysis, PCA. Analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data-data tersebut. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisika dan Kimia Perairan Kondisi parameter fiskia-kimia perairan secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi segala bentuk kehidupan organisme perairan. Karakteristik fisika-kimia pada suatu habitat akan mendukung suatu struktur komunitas biota yang hidup di dalamnya. Demikian juga halnya dengan komunitas lamun dan perifiton. Berdasarkan hal tersebut, pengukuran parameter fisika-kimia perairan yang erat kaitannya dengan komunitas lamun dan perifiton tersebut perlu dilakukan. Nilai-nilai parameter ini diharapkan dapat mencerminkan kualitas perairan yang mendukung keberadaan lamun sebagai tempat menempelnya perifiton-perifiton. Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia kolom air di Pulau Pari disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Nilai pengamatan parameter fisika-kimia menurut stasiun pengamatan Stasiun Sub St DO mgl Sal ‰ N mgl P mgl pH T ⁰C Arus ms I 11 1,3 26 0,920 0,057 8,0 36,0 0,12 21 2,9 29 0,920 0,057 7,5 32,7 0,12 31 3,8 32 0,920 0,057 8,0 33,5 0,12 II 12 3,2 31 0,530 0,026 8,5 33,1 0,02 22 4,2 29 0,530 0,026 8,0 33,1 0,02 32 2,4 30 0,530 0,026 8,5 33,1 0,02 III 13 4,6 30 0,740 0,041 8,0 31,4 0,07 23 2,9 30 0,740 0,041 8,0 31,2 0,07 33 3,8 31 0,740 0,041 8,0 20,6 0,07

4.1.1 Hubungan antara Suhu dengan kerapatan lamun

Suhu perairan selama penelitian berkisar antara 20,6⁰C-36⁰C, terdapat fluktuasi suhu yang besar yang terjadi dalam lokasi penelitian. Hubungan antara suhu dengan kerapatan lamun dapat dilihat pada Gambar 5. Suhu semakin tinggi pada kerapatan lamun yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas cahaya