1
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belimbing manis  merupakan  salah  satu  buah  tropis  yang  menjadi  andalan  bagi  beberapa daerah di Indonesia. Iklim tropis yang ada di Indonesia sangat cocok untuk tanaman belimbing.
Curah  hujan  yang  tidak  terlalu  tinggi  memungkinkan  perkembangan  budidaya  tanaman  ini dengan  baik.  Daerah  penghasil  belimbing  di  Indonesia  antara  lain  Depok,  Demak,
Tulungagung,  Blitar,  Jepara  dan  masih  banyak  lainnya.  Belimbing dapat  dikonsumsi  dalam bentuk  buah  segar  maupun  olahan.  Tingkat  permintaan belimbing di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 6,8 persen selama jangka waktu 2005 hingga 2010. Belimbing  yang  diproduksi  di  Indonesia  hanya  diperdagangkan  untuk  pasar  lokal  dan
dalam  negeri.  Jumlah  produksi  buah  belimbing  di  Indonesia  pada  tahun  2008  sebesar 72.397 tontahun dan pada tahun 2009 sebesar 72.443 tontahun Badan Standarisasi Nasional,
2010.  Pusat  penanaman  belimbing  sebagai  usaha  tani  secara  intensif  dan  komersial  adalah Malaysia.  Pada  tahun  1993  negara  ini  mampu  mengekspor  buah  belimbing  segar  sebanyak
10.220  mt  metrik  ton  senilai  Rp.  2  miliar  yang  dipasok  ke  Hongkong,  Singapora,  Taiwan, Timur Tengah, dan Eropa Barat.
Produksi  buah  belimbing  dalam  satu  hektar  lahan  dapat  mencapai  40  ton  dengan  jumlah pohon  sebanyak  500  batang.  Panen  buah  belimbing  dapat  terjadi  sepanjang  tahun  tidak
musiman,  setiap  3 bulan  sekali  pohon  belimbing  akan  berbuah,  sedangkan  untuk  panen  raya terjadi pada bulan Juli sampai Agustus FAMA, 2005. Penentuan masa panen didasarkan pada
kondisi fisik, seperti warna dan ukuran buah. Kematangan buah belimbing ditunjukkan dengan
adanya  perubahan  warna  dari  belimbing  sewaktu  hijau  muda  hingga  berubah  menjadi  kuning ataupun  kemerahan  setelah  tua.  Ciri  dari  belimbing  manis  unggul  adalah  bentuknya  besar,
warnanya menarik, seratnya halus, berair banyak, dan rasanya manis segar. Komoditas  belimbing  dapat  menjadi  peluang  bisnis  yang  bermanfaat  dalam  pengobatan
tradisional,  minuman  segar,  dan  dimakan  dalam  bentuk  segar  atau  olahan  Apandi,  1984. Dilihat dari segi kesehatan dan agribisnis, budidaya tanaman ini memang sangat tepat bagi para
petani dan masyarakat yang ingin mengembangkan budidaya tanaman belimbing.  Keunggulan dari buah belimbing sangat banyak manfaatnya bagi para konsumen, dari segi kesehatan, buah
ini  dapat  menyembuhkan  penyakit  malaria,  bisul,  maag,  hipertensi,  dan  melancarkan  saluran air  seni,  sedangkan  dari  segi  nutrisi  sebagai  sumber  vitamin,  khususnya  vitamin  A  dan  C,
belimbing  memiliki  antioksidan  yang  ampuh  dalam  memerangi  radikal  bebas.  Buah  ini  juga mampu  membantu  mencegah penyebaran sel-sel  kanker,  meningkatkan daya tahan tubuh dan
mencegah  sariawan  Abidin,  2008.  Secara  fisik  buah  belimbing  memiliki  daya  tarik  yang sangat  tinggi,  penampakan  buah  yang  eksotik  menyerupai  bentuk  bintang  yang  menarik
daripada buah-buahan yang lainnya. Belimbing  manis  termasuk  komoditas  pangan  yang  mudah  rusak  perishable  sehingga
fleksibilitasnya  di  pasaran  menjadi  sangat  terbatas.  Perubahan  sepanjang  proses  pemasakan atau penuaan dapat meningkatkan  kerentanan  komoditas terhadap kerusakan mekanis maupun
penyakit.  Selama  proses  tersebut  berlangsung,  susut  dapat  terjadi  baik  pada  saat  prapanen maupun  pada  saat  pascapanen.  Hal  ini  mengakibatkan  berkurangnya  bagian  buah  yang  dapat
dikonsumsi dan menurunkan mutu buah. Tingkat kerusakan dan kehilangan pascapanen buah- buahan dan sayuran dapat mencapai 5-25 di negara maju dan 20-50 di negara berkembang,
tergantung jenis komoditinya Kader, 1985.
2
Untuk  mengurangi  susut  mutu  dan  memperpanjang  umur  simpan  buah  belimbing diperlukan  pengetahuan  karakterisitik  pasca  panennya  dan  metode  penanganannya.  Sampai
saat ini di Indonesia masih terbatas kajian penanganan pascapanen, terutama terhadap kemasan selama penyimpanan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan kajian mengenai pengaruh
kemasan polietilen densitas rendah, polietilen densitas tinggi, dan polipropilen terhadap umur simpan buah belimbing selama penyimpanan pada berbagai suhu.
B. Tujuan
Penelitian  ini  secara  umum  bertujuan  untuk  memperpanjang  umur  simpan  dan
mempertahankan  mutu  buah  belimbing  manis  Averrhoa  carambola  L.  dengan  penggunaan
kemasan plastik film polietilen dan polipropilen. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui  pola  laju  respirasi  buah  belimbing  dalam  kemasan  plastik  film  jenis
polietilen dan polipropilen selama penyimpanan pada berbagai suhu. 2.
Mempelajari pengaruh jenis kemasan terhadap perubahan mutu. 3.
Menentukan  kemasan  plastik  film  yang  dapat  memperpanjang  umur  simpan  dan mempertahankan mutu buah belimbing.
3
II. TINJUAUAN PUSTAKA