Perubahan Laju Respirasi HASIL DAN PEMBAHASAN

20

B. Perubahan Laju Respirasi

P engukuran laju repisrasi buah belimbing dilakukan pada suhu dan kemasan yang berbeda. Laju respirasi yang rendah biasanya diikuti dengan umur simpan yang panjang. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata laju konsumsi gas O 2 paling rendah pada buah belimbing dengan kemasan LDPE, HDPE, dan PP selama 10 hari yaitu 0.163 ml O 2 kg.jam, 0.409 ml O 2 kg.jam, dan 0.201 ml O 2 kg.jam. Kemasan LDPE dan PP memiliki nilai laju respirasi paling rendah, hal ini terkait dengan sifat permeabilitas yang ditunjukan pada Tabel 4 menurut Gunadya 1992 bahwa kemasan plastik PP dan LDPE mengalami pertukaran gas lebih lambat dibandingkan kemasan lainnya, sehingga buah belimbing lebih cepat melakukan proses respirasi dan metabolisme selama penyimpanan. Nilai rata-rata laju konsumsi gas O 2 pada suhu ruang lebih tinggi dibandingkan suhu 5 o C dan 10 o C Gambar 12, 13, dan 14. Laju respirasi pada suhu ruang kemasan LDPE, HDPE, dan PP yaitu 0.493 ml O 2 kg.jam, 0.435 ml CO 2 kg.jam, dan 0.473 ml O 2 kg.jam, sedangkan pada suhu 5 o C sebesar 0.163 ml O 2 kg.jam, 1.040 ml O 2 kg.jam, dan 0.202 ml O 2 kg.jam. Nilai penurunan gas O 2 berbanding lurus dengan laju respirasi, dimana penurunan gas O 2 terhadap waktu pada suhu ruang lebih besar 2 kali lipat dibandingkan penyimpanan pada suhu 5 o C dan 10 o C Tabel 5. Hal ini terkait dengan suhu lingkungan yang terlalu tinggi dan sifat permeabilitas dapat membuat buah belimbing mempercepat laju perpindahan gas, sehingga terjadinya pematangan buah lebih cepat dan umur simpan belimbing menjadi lebih pendek. Jenis kemasan yang cocok untuk suhu 5 o C dan 10 o C yaitu LDPE dan PP, karena memiliki nilai laju respirasi paling rendah yaitu 0.163 ml O 2 kg.jam dan 0.298 ml O 2 kg.jam. Faktor-faktor yang mengakibatkan penurunan laju respirasi gas O 2 yaitu jumlah oksigen yang diterima, jumlah panas yang dihasilkan, jumlah energi ATP yang dihasilkan, jumlah substrat yang hilang Deily dan Rezvi, 1981. Shiesh et al. 1987 menyatakan bahwa laju respirasi yang terjadi pada belimbing tidak cepat menurun. Oleh karena itu untuk memperpanjang umur simpan dibutuhkan suhu ruang penyimpanan dan kemasan yang sesuai. Gambar 12. Laju Respirasi O 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 5 o C 0,5 1 1,5 2 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi O 2 k g .j am Waktu jam 21 Gambar 13. Laju Respirasi O 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 10 o C Gambar 14. Laju Respirasi O 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu ruang Untuk laju produksi gas CO 2 yang terjadi pada berbagai suhu mengalami peningkatan di awal penyimpanan. Akan tetapi mengalami penurunan secara perlahan selama penyimpanan, tepatnya pada hari ke-4 laju produksi CO 2 mulai terjadi kesetimbangan Gambar 15, 16, dan 17. Laju produksi CO 2 tertinggi pada suhu 5 o C dan 10 o C terjadi pada jam ke- 18 dengan kemasan HDPE sebesar 1.494 ml CO 2 kg.jam dan 3.800 ml CO 2 kg.jam. Dalam perlakuan yang sama jika d ibandingkan dengan kemasan PP, laju produksi tertinggi terjadi pada jam ke-30 sebesar 0.563 ml CO 2 kg.jam dan pada suhu 10 o C sebesar 2.303 ml CO 2 kg.jam. Terlihat jelas bahwa kemasan PP dan LDPE lebih dapat memperlambat laju produksi buah belimbing selama penyimpanan dengan perlakuan yang sama. Nilai rata-rata laju produksi CO 2 paling cepat terjadi pada kemasan HDPE pada suhu ruang yaitu 2.624 ml CO 2 kg.jam, dan yang paling lambat terjadi pada kemasan PP pada suhu 5 o C yaitu 0.195 ml CO 2 kg.jam, perbedaan ini disebabkan suhu penyimpanan dan permeabilitas jenis kemasan yang rendah sehingga laju produksi CO 2 menjadi terhambat. Pengaruh dari suhu penyimpanan yang dapat merubah sifat fisik dari kemasan yang berupa porositas menjadi berbeda. Untuk mengetahui sifat respirasi buah belimbing yang terjadi di dalam kemasan dapat dilihat dari nilai RQ yang dihitung. 0,5 1 1,5 2 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi m l O 2 k g .j am Waktu jam 0,5 1 1,5 2 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi m l O 2 k g .j am Waktu jam 22 Gambar 15. Laju Respirasi CO 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 5 o C Gambar 16. Laju Respirasi CO 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 10 o C Gambar 17. Laju Respirasi CO 2 buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu ruang 1 2 3 4 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi m l C O 2 k g .j am Waktu jam 1 2 3 4 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi m l C O2 k g .j am Waktu jam 4 8 12 16 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE L aj u r esp ir asi m l C O2 k g .j am Waktu jam 23 Menurut Kader and Saltveit 2003, nilai RQ kuosien respirasi berkisar antara 0.7 sampai 1.3 untuk repirasi aerob dan jika lebih dari 1, mengindikasikan buah melakukan fermentasi selama penyimpanan repirasi anaerob. Jika terjadi respirasi anaerob selama penyimpanan, maka mikroba akan cepat berkembang dan mempercepat proses pembusukan. Nilai RQ rata-rata pada buah belimbing selama penyimpanan suhu 5 o C mempunyai RQ berkisar antara 0.0 sampai 0.7. Buah belimbing yang disimpan pada suhu 5 o C memiliki nilai RQ yang mendekati range respirasi aerob yaitu kemasan PP sebesar 0.647 pada jam ke- 64. Nilai RQ pada suhu 10 o C dengan kemasan LDPE dan PP berada di 0.8 sampai 1.5 sampai jam ke- 88, hal ini menunjukkan buah melakukan proses respirasi aerob selama penyimpanan sehingga dapat disimpan lebih lama. Sedangkan belimbing yang dikemas dengan HDPE memiliki nilai RQ berada diatas 2 respirasi anaerob, faktor konsentrasi gas yang dikonsumsi maupun diproduksi dari buah belimbing dan permeabilitas plastik yang berbeda menjadi pengaruh perubahan tersebut. Pada suhu ruang nilai RQ yang dihasilkan lebih dari 1 sejak jam ke- 18 untuk semua jenis kemasan, yang berarti proses respirasi terjadi secara anaerob sehingga dapat mempercepat proses pembusukan pada buah. Nilai RQ pada suhu ruang antara 2 sampai 10, dan nilai RQ tertinggi terjadi pada kemasan HDPE sebesar 10.43 pada jam ke- 18. Sedangkan untuk buah belimbing yang dikemas dengan LDPE dan PP, nilai RQ tertinggi sebesar 5.84 dan 6.20 Gambar 18,19, dan 20. Hasil ini menunjukkan dalam respirasi buah belimbing, menggunakan substrat yang mengandung oksigen asam-asam organik. Untuk respirasi anaerob memerlukan O 2 lebih sedikit dibandingkan respirasi aerob untuk menghasilkan sejumlah CO 2 yang sama sehingga RQ lebih besar dari 1 Pantastico, 1986. Buah belimbing dengan kemasan LDPE melakukan proses respirasi aerob lebih lama, berarti buah dapat disimpan lebih lama karena perkembangan mikroba dapat ditahan. Akan tetapi dibutuhkan parameter lainnya untuk menentukan kemasan yang cocok untuk mutu buah belimbing secara keseluruhan. Gambar 18. Perubahan nilai RQ buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 5 o C 0,2 0,4 0,6 0,8 18 36 54 72 90 108 126 144 162 180 198 216 234 252 LDPE PP HDPE RQ Waktu jam 24 Gambar 19. Perubahan nilai RQ buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu 10 o C Gambar 20. Perubahan nilai RQ buah belimbing dalam kemasan selama penyimpanan pada suhu ruang

C. Pengaruh Jenis Kemasan Film Terhadap Perubahan Mutu Selama Penyimpanan