Karakteristik masyarakat Kesiapan masyarakat menerima kunjungan

menggali potensi daya tarik wisata, peningkatan pelayanan pengunjung yang maksimal dan pengelolaan wisata alam yang terpadu dan baik.

5.3 Masyarakat

5.3.1 Karakteristik masyarakat

Masyarakat lokal termasuk penduduk asli yang bermukim di sekitar kawasan wisata menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata karena menyediakan sebagian besar atraksi dan kualitas produk wisata. Sehingga apabila terjadi perubahan di kawasan wisata akan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat Damanik Weber 2006. Karakteristik masyarakat mencakup nama, jenis kelamin, umur, dan pekerjaan baik yang bekaitan langsung dengan wisata maupun tidak Gambar 25. Gambar 25 Karakteristik masyarakat. 5 6 3 7 1 2 9 3 7 7 7 5 1 4 4 6 3 4 1 8 5 3 4 3 2 6 2 4 1 3 9 7 1 3 5 5 1 5 4 7 5 3 3 11 1 5 27 34 22 17 15 13 26 5 11 13 19 5 10 15 20 25 30 35 40 SDMI SMPMTSsederajat SMAMAsederajat Lainnya Karyawanburuh Pengelola obyek wisata Pedagang Nelayan Petani Pelajar Mahasiswa Lainnya Pen d idi kan T er akhi r Pek er jaan at au M at a Pen car ian Jumlah Total Desa Kadipaten Karaha Bodas Desa Linggajati Gunung Galunggung Desa Cimanuk Karangtawulan Desa Cipatujah Pantai Cipatujah Desa Sindangkerta Pantai Sindangkerta

5.3.2 Kesiapan masyarakat menerima kunjungan

Pariwisata merupakan kegiatan yang strategis jika ditinjau dari pengembangan ekonomi dan sosial budaya. Pariwisata mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa sekaligus sebagai instrumen untuk melestarikan lingkungan Henderson 2002. Masyarakat bekerja sebagai pedagang makanan dan souvenir, pengelola karcis, penjaga kamar ganti dan WC, menyewakan alat, dan menjadi petugas parkir. Kesiapan masyarakat yaitu menjadi pemandu wisata, menampilkan seni tradisional daerah setempat serta penyediaan souvenir berupa kerajinan dalam bentuk anyaman bambu, rotan, pandan dan makanan khas daerah Sunda untuk oleh-oleh. Masyarakat sekitar obyek wisata kurang menyambut dengan baik adanya kunjungan wisatawan, kecuali masyarakat yang terlibat langsung dengan kegiatan wisata. Kegiatan wisata membuka akses bagi wisatawan untuk datang mengunjungi dan menikmati obyek daya tarik wisata. Wisatawan mempunyai arti khusus bagi daerah tujuan wisata dengan mengandung dampak positif dan negatif bagi bagi perkembangan eksosbud. Dampak positif wisata adalah kemajuan perkembangan daerah dan daya cipta masyarakat semakin berkembang dalam menciptakan peluang usaha. Dampak negatif wisata adalah perubahan kebudayaan masyarakat setempat baik itu kesakralan budaya dan sikap atau perilaku Warpani Warpani 2007. Dampak negatif yang ditimbulkan pada saat pembangunan fasilitas penunjang wisata di Karaha Bodas, menimbulkan konflik sosial antara masyarakat dengan Perum Perhutani sebagai pengelola. Menyebabkan masyarakat Karaha Bodas tidak setuju dan tidak menyambut dengan baik diadakannya pengembangan dan kunjungan wisata. Masyarakat Gunung Galunggung sepenuhnya mendukung kegiatan wisata, namun tidak mengijinkan pembangunan penginapan atau hotel. Masyarakat sekitar Pantai Sindangkerta melibatkan kelompok tertentu untuk menyelesaikan permasalahan dengan kegiatan pengunjung yang negatif prostitusi dan minuman keras. Tokoh agama dan kelompok tertentu menganggap apabila dampak negatif terus terjadi, maka kegiatan wisata sebaiknya ditiadakan. Dampak lain yang ditimbulkan adalah pengunjung tidak sadar mengenai kebersihan lingkungan dan kelestarian kawasan wisata, banyak pengunjung membuang sampah sembarangan serta membuat kerusakan vandalisme. Pemerintah Daerah beserta pengelola lapang tidak pernah melakukan evaluasi kegiatan serta tidak tegas dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilapangan. Permasalahan terus bertambah besar dan semakin kompleks sehingga masyarakat sendiri yang turun ke lapangan dan mengambil keputusan sendiri tanpa koordinasi. Berbagai permasalahan tersebut dianalisis dapat menyebabkan pengunjung tidak merasa aman dan nyaman di tempat wisata sehingga mempengaruhi jumlah kunjungan wisata. Hal tersebut menjadi hambatan besar yang menimbulkan konflik sosial dengan masyarakat sekitar sehingga kegiatan wisata tidak berjalan dan mendapat kerugian.

5.3.3 Keinginan dan harapan masyarakat