Pengembangan wisata alam METODE PENELITIAN

berdasarkan hasil wawancara dianalisis secara deskriptif serta ditampilkan dalam bentuk matriks Tabel 9. Tabel 9 Kategori responden, strata umur, jumlah sampel masyarakat sekitar obyek wisata alam No Kategori Responden Strata umur Masyarakat yang terlibat langsung Masyarakat yang tidak terlibat langsung Laki-laki orang Perempuan orang Laki-laki orang Perempuan orang 1 Remaja 15-24 tahun 2 2 3 2 2 Dewasa 25-50 tahun 3 3 3 3 3 Tua 50 tahun 3 2 2 2 Jumlah Total 8 7 8 7

3.4.4 Pengelola obyek wisata alam

Pengelola merupakan pemerintah, Dinas terkait berhubungan dengan pengembangan dan kegiatan wisata alam serta kawasan potensial untuk pengembangan wisata, swasta, penyedia jasa wisata dan jasa transportasi. Data dan informasi hasil wawancara pengelola dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pihak yang terlibat dalam kegiatan wisata serta rencana strategis pengembangan pengelolaan wisata alam.

3.5 Pengembangan wisata alam

Penentuan prioritas pengembangan wisata dilakukan untuk mencapai optimalisasi pengembangan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh langsung meliputi penilaian berdasarkan ADO-ODTWA Dirjen PHKA Tahun 2003, kesesuaian pengembangan, dan keberlanjutankelestarian obyek daya tarik wisata alam dan faktor pembatas. Prioritas pengembangan didapatkan melalui penilaian masing-masing obyek wisata terhadap faktor tersebut dengan bobot yang sama. Hasil penilaian keseluruhan masing-masing obyek terhadap faktor tersebut dijumlahkan sehingga diketahui nilai akhirnya. Obyek yang mendapatkan nilai tertinggi menjadi prioritas utama pengembangan Gambar 1. Gambar 1 Skema penentuan prioritas pengembangan wisata alam. Kelestarian geothermal Kelestarian Penyu Hijau Chelonia mydas Mitigasi bencana dan pola aktifitas letusan gunung api dan tsunami Rencana strategis pengelola Sosial budaya dan kesiapan masyarakat menerima kunjungan Keberlanjutan kelestarian obyek daya tarik wisata alam dan faktor pembatas ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 Prioritas Pengembangan Wisata Alam Pelayanan pengunjung Kesesuaian pengembangan Daya tarik wisata alam darat dan kawasan perairan pantai Aksesibilitas Fasilitas penunjang Kondisi sekitar kawasan Iklim Ketersediaan air bersih

BAB IV KONDISI LOKASI PENELITIAN

Obyek daya tarik wisata alam yang termasuk kedalam Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: Gambar 2 Peta daya tarik wisata alam di Kawasan Strategis Kabupaten Tasikmalaya.

4.1 Gunung Galunggung

Pada zaman dulu, Gunung Galunggung merupakan salah satu pusat spriritual kerajaan Sunda pra-Pajajaran. Kerajaan tersebut membuat naskah Sunda kuno yang dinamakan Amanat Galunggung. Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 mdpl. Gunung Galunggung berada di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Jarak dari Gunung Galunggung dari pusat Kota Tasikmalaya ±17 km. Obyek wisata Gunung Galunggung dapat dicapai melalui jalan beraspal dengan menggunakan kendaraan