Arahan pengembangan wisata alam

 Membangun kemitraan dengan dinas terkait, swasta, investor, jasa pelayanan wisata, jasa transportasi dan masyarakat. Pengembangan promosi dan pemasaran:  Pengembangan promosi dan pemasaran obyek wisata alam melalui media elektronik internet website, radio dan TV dan media cetak leaflet, booklet, selebaran, peta wisata, serta iklan di koran dan majalah, secara periodik diadakan pembaharuan sesuai dengan paket wisata yang dikembangkan a. Penawaran paket-paket wisata yang menarik, penyediaan sarana transportasi, dan penginapanhomestay yang dapat dipesan secara online melalui website resmi dari pengelola wisata. b. Membuat leaflet, booklet, selebaran dan peta wisata kabupaten Tasikmalaya.  Mengikuti dan membuat even-even pariwisata yang mengenalkan obyek wisata alam dan budaya lokal daerah melalui pameran, lokakarya dan lainnya.

5.5.3 Arahan pengembangan wisata alam

Pengembangan wisata alam di Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan hasil analisis dengan jumlah total terbesar didapatkan skala prioritas utama sampai dengan terakhir. Setiap analisis mempunyai bobot yang sama dalam penentuan obyek daya tarik wisata alam yang menjadi prioritas utama pengembangan Tabel 23. Tabel 23 Penilaian total hasil keseluruhan analisis No Dasar Menentukan Prioritas Pengembangan Wisata Alam GG KB PS PC PP K 1 ADO-ODTWA 5 5 3 3 3 3 2 Analisis kesesuaian pengembangan a. Sosial budaya dan kesiapan masyarakat menerima kunjungan 3 1 3 3 3 3 a. b. Pelayanan pengunjung 3 1 3 3 1 3 b. c. Rencana strategis pengelola 3 3 3 1 1 3 3 Keberlanjutankelestarian ODTWA a. Mitigasi bencana dan pola aktifitas letusan gunung berapi dan tsunami 1 1 1 1 1 1 b. Kelestarian sumberdaya alam 3 3 3 3 3 3 Jumlah 18 14 16 14 12 16 Keterangan: sangat setujubaikpotensial = 5 GG = Gunung Galunggung setujubaikpotensial = 3 KB = Karaha Bodas tidak setujubaikpotensial = 1 PS = Pantai Sindangkerta sangat potensial = 5 PC = Pantai Cipatujah potensial = 3 PP = Pantai Pamayangsari tidak potensial = 1 K = Karangtawulan Nilai hasil Pantai Sindangkerta dan Karangtawulan sama yaitu 16, dipertimbangkan untuk obyek yang paling banyak dikunjungi, aksesibilitas tinggi, fasilitas penunjang lebih lengkap, dukungan masyarakat, serta diperuntukan bagi kegiatan wisata. Nilai hasil Pantai Sindangkerta dan Karangtawulan serta Pantai Cipatujah dan Karaha Bodas sama yaitu 14, dipertimbangkan untuk obyek yang paling banyak dikunjungi, aksesibilitas tinggi, fasilitas penunjang lebih lengkap, dukungan masyarakat, serta diperuntukan bagi kegiatan wisata. Prioritas pengembangan wisata berdasarkan pertimbangan berbagai faktor diurutkan sebagai berikut yaitu Gunung Galunggung, Karangtawulan, Pantai Pamayangsari, Pantai Cipatujah, dan Karaha Bodas.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengembangan wisata alam dilakukan dengan cara menjaga kealamian dan kelestarian kawasan, pembatasan pada blok pemanfaatan sesuai daya dukung lingkungan, pembuatan jalur evakuasi dan relokasi daerah rawan bencana alam. Mengembangkan kegiatan dan atraksi wisata alam antara lain sebagai berikut: a Gunung Galunggung dikembangkan wisata kesehatan, sightseeing, fotografi, atraksi budaya, pengamatan satwa, danau kawah, desa wisata, pendidikan lingkungan, dan outbound; b Pantai Sindangkerta dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, dan memancing; c Pantai Pamayangsari dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, memancing, dan wisata ke Kawasan Konservasi Penyu; d Karangtawulan dikembangkan sightseeing, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, trekking, wisata rohani, telusur goa, pengamatan burung laut, dan memancing; e Pantai Cipatujah dikembangkan sightseeing, fotografi, atraksi budaya, wisata kuliner dan belanja, piknik, memancing, bermain pasir, dan berkuda; dan f Karaha Bodas dikembangkan wisata pendidikan, atraksi budaya, agrowisata strawberry, wisata kuliner dan belanja, serta camping ground, jogging track, dan outbond. Pengembangan tersebut didukung oleh:  Pengembangan sarana dan prasarana penunjang wisata alam berupa pengadaan sarana interpretasi papan interpretasi obyek, kebersihan dan kelestarian obyek, papan penunjuk arah dan lokasi obyek; pengadaan pusat informasi wisata alam di setiap tempat wisata dan di pusat Kota lokasi strategis; pengadaan pengadaan peta wisata alam, peta daerah rawan bencana dan papan penunjuk jalur evakuasi dan relokasi bencana; akomodasi berupa homestay; memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana serta menghindari wilayah bencana.  Pengembangan aksesibilitas berupa penyediaan sarana transportasi dari tempat pemberangkatan tertentu terminal bus, statsiun kereta api dan lain-lain sampai