Wisatawan Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

3. Keindahan alam yaitu obyek-obyek yang memiliki keindahan alam baik darat, laut dan danau. Keindahan alam dapat dilihat dari pandangan lepas, variasi pandangan, keserasian warna dan pandangan lingkungan obyek. 4. Keunikan sumberdaya alam, yaitu obyek-obyek yang memiliki ciri khas sumber alam dalam suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh lokasi lain. 5. Panorama, yaitu obyek-obyek yang memiliki pemandangan alam dalam suatu areal yang terbuka dan luas yang mempunyai daya tarik wisata alam. 6. Peninggalan sejarah, yaitu obyek-obyek yang memiliki nilai sejarah, dikeramatkan dan lain-lain. 7. Atraksi budaya spesifik, yaitu adat istiadat, kesenian, yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Menurut Kodhyat 2007, ODTWA merupakan komponen yang paling utama karena merupakan pendorong atau motivasi utama bagi wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata yang bersangkutan. Walaupun demikian, komponen lainnya tidak kalah penting dari ODTWA, dimana keberadaan obyek dan daya tarik wisata harus dilengkapi dan ditunjang secara proporsional oleh komponen lainnya, yaitu fasilitas yang memadai, jasa layanan yang profesional, suasana yang kondusif serta menciptakan kesan mendalam bagi wisatawan sehingga ingin kembali mengunjungi tempat tersebut.

2.3 Wisatawan

Wisatawan dibagi menjadi dua Warpani Warpani 2007, antara lain: 1. Wisatawan mancanegara. 2. Wisatawan nasional domestik: wisatawan nusantara dan domestik asing. Motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata adalah sebagai berikut Warpani Warpani 2007: 1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi. 2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian. 3. Dorongan kebutuhan keagamaan. 4. Dorongan kebutuhan kesehatan. 5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian. 6. Dorongan kepentingan keamanan. 7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga. 8. Dorongan kepentingan politik. Wisata alam memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mendapatkan pengalaman berkaitan dengan alam, kebudayaan dan belajar tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati Raharjo 2004. Pengukuran perkembangan yang terus menerus pada pariwisata merupakan kebutuhan dan interaksi antara perlindungan sumberdaya alam, pembangunan ekonomi dan kepuasan pengunjung atau wisatawan Simion et al. 2010. Menurut Borges et al. 2011, kenaikan jumlah pengunjung dapat menjadi masalah jika mekanisme perlindungan kawasan tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah tekanan dari pertumbuhan jumlah pengunjung yang tidak dapat diminimalisasi, invasif atau destruktif dalam pembangunan infrastruktur, terjadi polusi dan dampak sosial. Dibutuhkan pengembangan tujuan dan strategi pariwisata yang terencana dengan baik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi konservasi dan berbagai pihak pengelola, pengunjung dan masyarakat.

2.4 Masyarakat

Upaya pengembangan wisata sejauh mungkin diarahkan bukan hanya pemberdayaan sumberdaya alam juga pemberdayaan sumberdaya manusia yaitu masyarakat sekitar kawasan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat menjadi bagian dari kegiatan pariwisata dalam arti luas, bukan sekedar menjadi obyek melainkan juga menjadi subyek. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah Bab VI Pemberdayaan Masyarakat Pasal 20 ayat 1 dan 2 serta pasal 21 ayat 1 dan 2, pengembangan ekowisata wajib memberdayakan masyarakat setempat dimulai dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ekowisata. Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui kegiatan peningkatan pendidikan dan keterampilan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat melibatkan warga masyarakat, lembaga kemasyarakatan, Badan Permusyawaratan Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Menurut Raharjo 2004, keterlibatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal adalah sebagai berikut: 1. Membentuk joint venture dengan tour operator dimana masyarakat menyediakan lebih banyak service sedangkan pihak swasta atau pemerintah hanya fokus pada promosi dan pemasaran. 2. Menyediakan layanan kepada tour operator, misalnya menyediakan bahan makanan, menjadi guide lokal, menyediakan transport dan akomodasi lokal. 3. Menyewakan lahan kepada pihak tour operator. Dalam hal ini masyarakat masih memungkinkan untuk melakukan monitoring atas dampak dari aktifitas wisata. 4. Mengembangkan program sendiri secara mandiri. 5. Bekerja sebagai staf tour operator baik full time atau part time. Menurut Raharjo 2004, terdapat pengaruh atau dampak pengembangan wisata alam bagi masyarakat dan kawasan itu sendiri Tabel 1, adalah sebagai berikut: Tabel 1 Pengaruh atau dampak pengembangan wisata alam Positif bila ada partisipasi Negatif bila tidak ada partisipasi Bagi Masyarakat Bagi Kawasan Lindung Bagi Masyarakat Bagi Kawasan Lindung Keberlanjutan pendapatan Berkurangnya ancaman dan pengembangan ekonomi yang sesuai Penurunan kualitas sumberdaya alam Pembangunan ekonomi yang tidak sesuai Peningkatan kualitas layanan public Pertumbuhan ekonomi yang tidak imbang Perburuan, pemanfaatan berlebihan atas sumberdaya alam Keberdayaan budaya lokal Erosi budaya Perubahan pola pemanfaatan sumberdaya alam

2.5 Pengelola Pemerintah dan Stakeholder Terkait