pangkalnya dibuat lekukan melingkar untuk letak tali pemikul salang dan dibuatkan lubang resonator bunyi. Apabila orang yang memikul berjalan
atau bergerak, maka lekukan angguk dengan tali yang dibebani padi akan menimbulkan suara diakibatkan terjadinya pergeseran. Jenis kesenian inilah
yang disebut “Seni Rengkong” Gambar 9. Pemainnya menggunakan busana yang terdiri dari baju kampret, celana
pangsi, ikat kepala, dan tidak menggunakan alas kaki. Biasanya dalam perayaaan pesta rakyat, instrumen seni rengkong dibantu ditambah dengan
hatong, sebuah alat tiup yang terbuat dari bambu, yang jenisnya beragam seperti hatong ijen hong-hong, hatong sekaran, dan hatong Gambar 9b.
a b
Gambar 9 Penampilan seni tradisional Rengkong a Rengkong b Hatong. Kesenian ini dipertunjukan dalam perayaan seperti khitanan,
perkawinan, hiburan rakyat, termasuk pergelaran di kota besar. Seni tradisional Rengkong ditampilkan oleh masyarakat asli dari Desa
Sindangkerta untuk perayaan atau permintaan khusus dari wisatawan rombongan yang berkunjung ke tempat wisata tersebut. Pementasan seni
tradisional Rengkong sudah banyak dikenal masyarakat luas dan sering dipentaskan di berbagai kota di Indonesia dan beberapa Negara di Asia
Tenggara.
4.3.3 Kampung nelayan Pamoekan
Kampung nelayan “Pamoekan” merupakan daerah tempat tinggal dan tempat penyimpanan perahu milik nelayan di sekitar Pantai Sindangkerta dan
Pantai Pamayangsari. Nelayan yang tinggal di kampung tersebut sebanyak 20 kepala keluarga. Rumah keluarga nelayan seluruhnya seragam dari luas
rumah, bentuk rumah rumah panggung adat Sunda, bahan pembuat rumah dari bilik bambu, kayu, tripleks dan genteng, serta lantainya dari tanah.
Setiap hari nelayan melakukan aktivitasnya seperti membuat jaring, memperbaiki kapal yang rusak, serta melakukan kegiatan menangkap ikan di
laut. Aktivitas atau kegiatan nelayan tersebut merupakan salah satu potensi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan Gambar 10.
a b
Gambar 10 Pamoekan a perahu nelayan b rumah nelayan di sekitar pantai.
4.3.4 Hajat Lembur Mapag Taun
Setiap tanggal 1 Januari, di Pantai Sindangkerta selalu diadakan upacara ritual keagamaan yaitu Hajat Lembur Mapag Taun perayaan Desa
menyambut Tahun Baru. Ritual ini dilaksanakan pada pagi hari setelah melakukan kegiatan pesta kembang api pada tengah malam tahun baru.
Kegiatan tersebut merupakan even tahunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya bersama masyarakat
sekitar Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, dan Pantai Pamayangsari Gambar 11.
a b
Gambar 11 Ritual Hajat Lembur Mapag Taun menyambut Tahun Baru a Upacara Adat Sunda b pelepasan Jampana ke laut lepas.
Kegiatan tersebut biasanya dihadiri dan disaksikan oleh Pejabat Daerah dan masyarakat sekitar serta pengunjung yang datang dari berbagai daerah
Even tersebut merupakan seni pertunjukan atau atraksi budaya dari berbagai kesenian masyarakat desa yaitu upacara adat yang berarti pembukaan dan
penyambutan. Pada upacara adat terdapat berbagai seni Sunda yaitu penampilan si Gareng, Tari Jaip
ong “penyambutan”, dan iringan pengantin yang mengalungkan bunga pada yang dituakan atau dihormati. Kemudian
yang dituakan didaulat untuk menyipratkan air “kahuripani” kepada semua orang yang hadir dalam acara tersebut dan melakukan prosesi pelepasan
jampana ke laut lepas. Pelepasan jampana mengartikan ucapan rasa syukur terhadap Tuhan. Setelah itu diakhiri makan besar sajian tumpeng oleh semua
orang yang hadir. Dilanjutkan dengan pagelaran budaya seni tradisional
Rengkong dan Aseuk Hatong serta kesenian tradisional lainnya.
4.4 Pantai Pamayangsari