4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya
sendiri.
2.5.4 Perilaku
Perilaku pada dasamya adalah respon seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau rangsangan. Response atau reaksi manusia, baik bersifat pasif pengetahuan, persepsi,
dan sikap, manusia pun bersifat aktif tindakan yang nyata atau praktis. Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari 4 unsur pokok yaitu; sakit dan penyakit,
sistim pelayanan kesehatan, dan lingkungan Notoatmodjo, 2003. Dalam perkembangan selanjutnya menurut Notoatmodjo 2007, konsep
perilaku ini diukur dari pengetahuan masyarakat terhadap materi yang diberikan knowledge, sikap atau anggapan masyarakat terhadap materi yang diberikan
attitude, praktek atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sehubungan dengan materi yang diketahui practice.
2.5.5 Teori Perilaku Sehat Health Belief Model HBM
Empat persepsi yang berfungsi sebagai konstruksi utama dari model HBM yaitu : keseriusan dirasakan, kerentanan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan, dan
Universitas Sumatera Utara
hambatan yang dirasakan. Masing-masing persepsi, secara individu atau dalam kombinasi, dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku kesehatan. HBM telah
diperluas dengan mencakup isyarat untuk bertindak, faktor motivasi, dan efisiensi diri Jones, 2012.
2.5.5.1 Keseriusan yang Dirasakan
Konstruksi keseriusan yang dirasakan berbicara dengan kepercayaan individu tentang keseriusan atau keparahan penyakit. Sementara persepsi keseriusan sering
didasarkan pada informasi medis atau pengetahuan, juga dapat berasal dari keyakinan seseorang bahwa ia akan mendapat kesulitan akibat penyakit dan akan membuat atau
berefek pada hidupnya secara umum.
2.5.5.2 Kerentanan yang Dirasakan
Risiko pribadi atau kerentanan adalah salah satu persepsi yang lebih kuat dalam mendorong orang untuk mengadopsi perilaku sehat. Semakin besar risiko yang
dirasakan, semakin besar kemungkinan terlibat dalam perilaku untuk mengurangi risiko.
2.5.5.3 Manfaat yang Dirasakan
Konstruksi manfaat yang dirasakan adalah pendapat seseorang dari nilai atau kegunaan dari suatu perilaku baru dalam mengurangi risiko pengembangan penyakit.
Orang-orang cenderung mengadopsi perilaku sehat ketika mereka percaya perilaku baru akan mengurangi risiko mereka untuk berkembangnya suatu penyakit.
Universitas Sumatera Utara
2.5.5.4 Hambatan yang Dirasakan
Karena perubahan adalah bukan sesuatu yang datang dengan mudah bagi kebanyakan orang, konstruk terakhir dari HBM adalah masalah hambatan yang
dirasakan untuk berubah. Ini adalah evaluasi individu sendiri atas hambatan yang dihadapi untuk mengadopsi perilaku baru.
2.5.5.5 Variabel Modifikasi
Empat konstruksi utama dari persepsi dapat dimodifikasi oleh variabel lain, seperti budaya, tingkat pendidikan, pengalaman masa lalu, keterampilan, dan
motivasi. Variabel tersebut adalah karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi pribadi.
2.5.5.6 Isyarat untuk Bertindak
Selain empat keyakinan atau persepsi dan variabel memodifikasi, HBM menunjukkan perilaku yang juga dipengaruhi oleh isyarat untuk bertindak. Isyarat
untuk bertindak adalah peristiwa-peristiwa, orang, atau hal-hal yang menggerakkan orang untuk mengubah perilaku mereka.
2.5.5.7 Self-Efficacy Percaya Kemampuan Diri
Kepercayaan pada kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu.
2.5.6 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, lingkungan
dan sebagainya Notoatmodjo 2003. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
Universitas Sumatera Utara
menjadi 3 tiga kelompok yaitu :
2.5.6.1 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Health Maintenance
Usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan upaya penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan
terdiri dari 3 tiga aspek : a. Perilaku pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan
bilamana telah sembuh dari penyakit b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat sehingga
dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal. c. Perilaku gizi makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatan kesehatan
tetapi dapat juga menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit.
2.5.6.2 Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Health SB ehavior.
Perilaku yang menyangkut tindakan seseorang saat sakitkecelakaan, mulai dari mengobati diri sendiri self treatment sampai mencari pengobatan keluar negeri.
2.5.6.3 Perilaku Kesehatan Lingkungan
Bagaimana seseorang merespons lingkungan baik fisik, sosial, budaya dan sebagainya agar tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.5.7 Faktor Pencetus precipitating
a. Perkembangan Penyakit Penanggulangan rabies bukanlah tanggung jawab pemerintah saja melainkan
seluruh masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini sangatlah diperlukan dimana lembaga desa dapat berperan serta langsung dalam mendukung suksesnya
program pengendalian Rabies. Perkembangan penyakit rabies semakin hari semakin mengkhawatirkan keadaannya. Jumlah korbannya terus bertambah dan wilayah
penyebarannya juga terus meluas. Apa yang telah kita lakukan ternyata masih belum bisa mewujudkan Indonesia terbebas dari rabies Ajie, 2012.
a. Kondisi Kondisi lingkungan yang sering mengalami banjir saat musim penghujan,
sehingga ada banyak bertebaran sampah-sampah makanan ataupun bangkai binatang yang dapat dimakan anjing. Ada juga daerah yang mempunyai kondisi pemukiman
yang kumuh, sampah yang menumpuk menjadi tempat anjing mencari makanan dan mengundang anjing yang lainnya untuk datang. Adanya jumlah kasus rabies yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, juga belum dilakukannya intervensi faktor lingkungan dalam upaya pemberantasan penyakit rabies dan sistem surveilans
epidemiologi maka perlu studi untuk mengetahui apakah faktor pencetus kondisi lingkungan berpengaruh terhadap pencegahan penyakit rabies Disnak Bali, 2011.
Universitas Sumatera Utara
b. CederaLuka Luka karena gigitan anjing timbul karena tindakan bermain, menggoda, atau
memasuki wilayah anjing. Serangan anjing terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Kerusakan jaringan akibat gigitan anjing bergantung pada
ukuran dan keadaan umum hewan. Luka bisa terdiri atas banyak lubang yang disebabkan oleh gigi binatang atau kehilangan jaringan avulsi akibat terkoyaknya
bagian tubuh Kartikawati, 2010 c. Ancaman
Penyakit rabies masih menjadi ancaman serius di seluruh dunia karena menyebabkan kematian manusia dalam jumlah yang fantastis, sebagian besar adalah
anak-anak serta mengharuskan lebih dari 10 juta orang harus menerima pemberian vaksinasi akibat kontak dengan hewanyang diduga rabies. Menurut data Kementerian
Kesehatan 2011, di Indonesia kasus gigitan anjing dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sekali seekor anjing yang tertular rabies, memasuki suatu pulaudaerah,
penyakit itu tidak lama kemudian penyakit itu akan menyebar Karyono, 2012. d. Kematian
Angka kematian case fatality rate mencapai 100 dan karenanya penyakit Rabies dikenal sebagai penyakit yang sangat menakutkan karena selalu menimbulkan
kematian almost always fatal bila telah timbul gejala klinis Mandal, 2006.
2.6 Landasan Teori
Menurut Timmreck 2005, bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara