Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies

2.4 Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies

Gambar 2.3 Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies Sumber : Dinkes Jateng, 2011 Kasus Gigitan Anjing, Kucing, dan Kera Hewan Penggigit LariHilang Dan Tidak Dapat Ditangkap, MatiDibunuh Hewan Penggigit Dapat ditangkap dan diobservasi 10-14 hari Luka Risiko Rendah Luka Risiko Tinggi Segera diberi VAR Segera diberi VAR SAR Luka Risiko Rendah Luka Risiko Tinggi Tidak diberi VAR, Tunggu Hasil Segera diberi VAR SAR Spesimen Hewan Dapat Diperiksa di Laboratorium Jika Tidak Dapat Diperiksa dilab Lanjutkan VAR Positi Negatif Stop VAR Tidak di VAR BeriLanjutkan di VAR VAR dilanjutkan Stop VAR Spesimen Otak Hewan Diperiksa Positif Negatif Hewan Mati Hewan Sehat Hewan Sehat Hewan Mati VAR dilanjutka Stop VAR Universitas Sumatera Utara 2.4.1 Rabies adalah suatu penyakit menular akut yang menyerang susunan syaraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian hampir 100 . Rabies dapat menyerang semua hewan berdarah panas serta manusia. Dari sejumlah korban sebagian besar di negara sedang berkembang, dengan berjuta yang lainnya terpapar gigitan. Anjing peliharaan merupakan binatang penular terpenting di negara berkembang, sedangkan binatang liar merupakan penular penting di negara maju Munif, 2011. Penanganan Luka Gigitan. Penanganan luka gigitan dapat dilakukan dengan cara : a. Di tempat layanan kesehatan bagi petugas kesehatan; kecuali hanya tergores di lapisan epidermis dan tak berdarah, sekecil apapun luka itu harus dilakukan explorasi karena pada luka gigitan, kerusakan jaringan tubuh di bagian dalam lebih serius dibandingkan dengan luka yang kelihatan di permukaan kulit. b. Untuk mempermudah akses, setelah diberikan local anasthesia lakukan insisi dan pastikan dapat membersihkan luka hingga ke bagian dalam. c. Pembersihan dengan bahan iodine bisa dicampur perhidrol H2O2 3 dan bilas dengan cairan NaCl 0,9 dibarengi dengan nekrotomi yakni menghilangkanmemotong jaringan yang telah mati dan sangat kotor. d. Luka dibiarkan terbuka, rawat basah dengan kompres NaCl ditambah antiseptik dan dievaluasi 1-2 hari kemudian. Universitas Sumatera Utara e. Untuk luka yang luas dengan banyak gigitan; insisi dapat diperpanjang karena sangat mungkin kerusakan di bagian dalam berhubungan antara luka gigitan bite mark satu dengan yang lain. f. Prosedur pencucian luka sama seperti di atas, namun jika insisi terlalu panjang lebih dari 2 cm penutupan luka dapat saja dijahit longgar menggunakan benang non absorbable dengan tidak lupa menyisipkan drain ke bagian dalamnya. g. Drain ini bisa menggunakan material yang diambilkan dari glove atau handschoon. Dan dibuka 1-2 hari berikutnya. h. Pemberian vaksin Rabies untuk kasus risiko terjangkit Rabies; bagi pasien yang belum pernah menerima vaksinasi ini, setengah dari dosis pemberian vaksin Rabies disuntikkan di sekitar luka gigitan. i. Pemberiannya diulang pada hari ke-3, 7, 14 dan hari ke-28 dengan masing-masing dosis 0,5 ml cell culture rabies vaccine tidak dibedakan baik untuk dewasa maupun anak-anak. j. Pada luka yang lebih parah -lebih dari satu gigitan dan masuk hingga ke lapisan subdermal- pemberian vaksin sebaiknya dikombinasi dengan Human Rabies Immunoglobulin HRI cukup pada saat therapy awal saja. k. Diberikan juga kombinasi obat antibiotika yang lain untuk mengantisipasi kemungkinan infeksi oleh kuman atau bakteri jenis lainnya. Ditambahkan juga obat-obat anti-inflamasi dan anti nyeri. Universitas Sumatera Utara l. Berikan penjelasan sesuai faktor risiko; perhatikan lokasi luka dan jumlah gigitan. Luka yang mengenai bagian tubuh dengan perkiraan banyak susunan saraf perifer di sekitarnya misalnya di kepala atau bagian lain tubuh yang tertutup pakaian mempunyai risiko lebih tinggi untuk kemungkinan tertular Rabies. m. Jelaskan juga masa inkubasi dan gejala klinis yang bisa ditimbulkannya Munif,

2011. 2.4.2 Pencegahan Pada Hewan

Rabies dapat dicegah pada hewan peliharaan dengan vaksinasi dan menghindari kontak langsung dengan hewan liar. Vaksin rabies tersedia untuk anjing, kucing, musang, sapi, domba dan kuda. Hewan liar dapat diimunisasi dengan vaksin oral didistribusikan dalam bentuk umpan. Di negara-negara besar dengan populasi anjing liar, cara tersebut telah dilaksanakan. Mencegah hewan berkeliaran juga mengurangi risiko pajanan dari hewan liar yang gila. Untuk mencegah penularan rabies kepada manusia atau hewan lain, hewan yang tidak divaksinasi yang telah terkena rabies harus euthanasia dan diuji di laboratorium. Atau ditempatkan dalam isolasi yang ketat selama 6 bulan, dan diberi makan seperti hewan peliharaan. Anjing, kucing atau musang yang yang tidak memiliki riwayat terpapar rabies, dan menggigit manusia, hewan tersebut harus diamati selama 10 hari, jika hewan menunjukkan tanda-tanda rabies, maka hewan tersebut harus di euthanasia dan diuji dengan test rabies CFSPH, 2009 . Universitas Sumatera Utara

2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencegahan Rabies.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

3 60 154

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Pemilik Anjing Dengan Pemeliharaan Anjing Dalam Upaya Mencegah Rabies Di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi

0 38 208

Gambaran Perilaku Pemilik Anjing Terhadap Pencegahan Penyakit Rabies di Kota Binjai Tahun 2016

0 0 10

Gambaran Perilaku Pemilik Anjing Terhadap Pencegahan Penyakit Rabies di Kota Binjai Tahun 2016

0 1 21

Hubungan Pengetahuan Pemilik Anjing dan Faktor Persepsi Pencetus dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMILIK ANJING DAN FAKTOR PENCETUS PERSEPSI DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI KECAMATAN SARUDIK KABUPATENTAPANULI TENGAH TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

0 0 18

LEMBAR KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING TERHADAP TINDAKAN PEMILIK ANJING DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES MELALUI GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DI KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA Penjelasan Umum

1 1 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Rabies - Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utar

0 0 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 12

Analisis Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Terhadap Tindakan Pemilik Anjing Dalam Pencegahan Penyakit Rabies Melalui Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18