f. Hasil analisis hubungan antara persepsi kematian dengan pencegahan penyakit rabies ddiperoleh 132 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa
tidak ada kematian terdapat 30 orang 22,7 melakukan pencegahan penyakit rabies dan dari 78 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa ada
kematian terdapat 42 orang 53,8 melakukan pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara persepsi kematian dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 2,594, 95 CI 1,43-4,696 artinya responden yang
menyatakan persepsi ada kematian mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 2,6 kali dibandingkan dengan responden yang menyatakan
persepsi tidak ada kematian.
4.3 Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji Chi Square diketahui semua variabel memiliki p 0,25 artinya semua variabel berhubungan dengan pencegahan penyakit rabies, maka semua
variabel tersebut dimasukkan dalam analisis multivariat. Berdasarkan hasil uji Regresi Logistik Ganda dengan metode enter diketahui
bahwa variabel pengetahuan pemilik anjing dan faktor pencetus perkembangan penyakit, ancaman dan kematian berhubungan dengan pencegahan penyakit rabies,
sedangakan faktor pencetus persepsi kondisi dan persepsi cedera tidak berhubungan dengan pencegahan penyakit rabies dan dapat dilihat pada Tabel 4.16
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Hubungan Pengetahuan dan Faktor Pencetus Persepsi Perkembangan Penyakit, Persepsi Kondisi, Persepsi CideraLuka,
Persepsi Ancaman dan Persepsi Kematian dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik
Kabupaten Tapanuli Tengah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, persepsi ancaman dan persepsi kematian memiliki nilai p 0,05 artinya ada hubungan
pengetahuan, persepsi ancaman dan persepsi kematian terhadap pencegahan penyakit rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah.
Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi pencegahan penyakit rabies di Kecamatan Sarudik
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah variabel pengetahuan yaitu pada nilai IRR 1,959007, 95 CI 1,534-2,500, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik kemungkinan 1,96 kali akan melakukan pencegahan penyakit rabies.
Pencegahan IRR
Std. Err. z
P|z| [95 Conf. Interval]
Pengetahuan Persepsi Ancaman
Persepsi Kematian 1,959
1,439 1,460
0,243 0,129
0,159 5,40
4,06 3,47
0,000 0,000
0,001 1,534
1,207 1,179
2,500 1,717
1,809
Universitas Sumatera Utara
Variabel kematian menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan dengan pencegahan penyakit rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten
Tapanuli Tengah yaitu pada nilai IRR 1,460, 95 CI 1,793-1,809 sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan ada kematian kemungkinan 1,50
kali akan melakukan pencegahan penyakit rabies. Variabel Ancaman menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai
hubungan dengan pencegahan penyakit rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu pada nilai IRR 1,439, 95 CI 1,207-1,717, sehingga dapat
disimpulkan bahwa responden yang mengatakan tidak nyaman kemungkinan 1,44 kali akan melakukan pencegahan penyakit rabies.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan variabel
independen pengetahuan dan faktor pencetus persepsi ancaman dan persepsi kematian yang memengaruhi variabel dependen pencegahan penyakit rabies di
Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sebagai berikut :
3 2
1
460 ,
1 439
, 1
959 ,
1 9013
, 3
1 1
X X
X
e Z
f
+ +
+ −
+ =
Universitas Sumatera Utara
fZ = Probabilitas Pencegahan Penyakit Rabies
α = Konstanta
ß
1
- ß
4
X = Koefisien regresi
1
X = Pengetahuan
2
X = Ancaman
3
E = Error tingkat kesalahan
= Kematian
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pencegahan Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah
Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan ditemukan pemilik anjing yang berpengetahuan baik dengan proporsi melakukan pencegahan penyakit rabies sebesar
61,2. Uji statistik menunjukkan variabel pengetahuan pemilik anjing berhubungan dengan pencegahan penyakit rabies. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan
bahwa tingkat pengetahuan berbanding lurus dengan pencegahan penyakit rabies, artinya semakin rendah pengetahuan pemilik anjing maka pencegahan penyakit rabies
juga rendah. Demikian juga sebaliknya jika pengetahuan pemilik anjing tinggi maka pencegahan penyakit rabies juga akan meningkat.
Pengetahuan pemilik anjing yang baik tentang penyakit rabies akan menstimulus sikap mereka dalam melakukan pencegahan penyakit rabies.
Pengetahuan pemilik anjing termasuk penyakit rabies ditularkan kepada manusia, cara penularan penyakit rabies kepada manusia, sumber penularan utama penyakit
rabies dari hewan, gejala penyakit rabies pada manusia, gejala penyakit rabies pada hewan, sesudah digigit hewan tertular rabies, setelah satu bulan, cara-cara untuk
mencegah penularan penyakit rabies, biaya perawatan atau vaksin penyakit rabies, saat anjing penular rabies aktif menggigit dan selain anjing yang dapat menularkan
rabies, akibat yang paling fatal dari gigitan anjing yang mengidap penyakit rabies
Universitas Sumatera Utara