Hasil pengukuran ancaman di Kecamatan Serudik kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 4.13
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Ancaman di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah
No Kategori Persepsi Ancaman
n 95 CI
1 Tidak Nyaman
121 57,8
46,538 , 65,227 2
Nyaman 89
42,4 34,773 , 53,462
Jumlah 210
100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kategori ancaman lebih banyak dengan tidak nyaman sebanyak 121 orang 57,8 dan lebih sedikit dengan
nyaman sebanyak 89 orang 42,4.
4.2.3.5 Persepsi Kematian
Untuk melihat persepsi responden tentang kematian akibat penyakit rabies di Kecamatan Sarudik dapat dilihat pada Tabel 4.14
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Persepsi Kematian Akibat Penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah
No Kategori Persepsi Kematian
n 95 CI
1 Ada
78 37,1
25,715 , 42,889 2
Tidak ada 132
62,9 57,111 , 74,285
Jumlah 210
100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kematian akibat penyakit rabies lebih banyak mengatakan kematian dengan tidak ada sebanyak 132 orang
62,9 dan lebih sedikit dengan ada sebanyak 78 orang 37,1.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square untuk mengidentifikasi
Universitas Sumatera Utara
hubungan variabel pengetahuan pemilik anjing dan faktor pencetus persepsi perkembangan penyakit, persepsi kondisi, persepsi cedera, persepsi ancaman dan persepsi kematian dengan
pencegahan penyakit rabies. Untuk melihat persepsi pengetahuan pemilik anjing dan faktor pencetus persepsi
perkembangan penyakit, persepsi kondisi, persepsi cedera, persepsi ancaman dan persepsi kematian dengan pencegahan penyakit rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli
Tengah dapat dilihat pada Tabel 4.15
Tabel 4.15 Hubungan Pengetahuan dan Faktor Pencetus Persepsi Perkembangan Penyakit, Persepsi Kondisi, Persepsi Cedera, Persepsi Ancaman
dan Persepsi Kematian dengan Pencegahan penyakit Rabies di Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah
No Variabel
Pencegahan Penyakit Rabies Total
RP 95 CI
P Value
Melakukan Tidak
Melakukan n
n n
1 Pengetahuan
Baik 60
61,2 38
38,8 98
100,0 3,969
0,001 Kurang
12 10,7
100 89,3
112 100,0
1,78-8,834
2 Faktor Pencetus
A Persepsi
Perkembangan
Berkembang 48
58,5 34
41,5 82
100,0 1,971
0,001 Tidak Berkembang
24 18,8
104 81,3
128 100,0
1,19-3,271 B
Persepsi Kondisi
Berkeliaran 60
46,2 70
53,8 130
100,0 2,641
0,001 Tidak Berkeliaran
12 15,0
68 85,0
80 100,0
1,49-4,687 C
Persepsi CederaLuka
Cedera 58
51,8 54
48,2 112
100,0 2,345
0,001 Tidak Cedera
14 14,3
84 85,7
98 100,0
1,17-4,691 D
Persepsi Ancaman
Tidak Nyaman 62
51,2 59
48,8 121
100,0 0,262
0,001 Nyaman
10 11,2
79 88,8
89 100,0
0,13-0,540
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Lanjutan
No Variabel
Pencegahan Penyakit Rabies Total
RP 95 CI
P Value
Melakukan Tidak
Melakukan n
n n
E Persepsi
Kematian
Ada 42
53,8 36
46,2 78
100,0 2,594
0,001 Tidak Ada
30 22,7
102 77,3
132 100,0
1,43-4,696
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel pengetahuan pemilik anjing dan faktor pencetus perkembangan penyakit, kondisi, cedera, ancaman dan
kematian dengan pencegahan penyakit rabies ditemukan bahwa :
a.
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan penyakit rabies diperoleh 112 orang pemilik anjing yang berpengetahuan kurang, terdapat 12
orang 10,7 melakukan pencegahan penyakit rabies dan dari 98 orang pemilik anjing yang berpengetahuan baik, terdapat 60 orang 61,2 melakukan
pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan pemilik anjing
dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 3,969, 95 CI 1,78-8,834, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik
mempunyai perkiraan risiko
melakukan pencegahan rabies 4,0 kali dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang.
b. Hasil analisis hubungan antara persepsi perkembangan penyakit dengan pencegahan penyakit rabies diperoleh 128 orang pemilik anjing yang menyatakan
persepsi tidak berkembang penyakit rabies, terdapat 24 orang 18,8 melakukan
Universitas Sumatera Utara
pencegahan penyakit rabies dan dari 82 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi berkembang penyakit rabies, terdapat 48 orang 58,5 melakukan
pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel persepsi
perkembangan penyakit dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 1,971, 95 CI 1,19-3,271, artinya responden yang
menyatakan persepsi berkembang penyakit rabies mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 2,0 kali dibandingkan dengan responden yang
menyatakan persepsi tidak berkembang. c. Hasil analisis hubungan antara persepsi kondisi dengan pencegahan penyakit
rabies diperoleh 80 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa anjing tidak berkeliaran terdapat 12 orang 15,0 melakukan pencegahan penyakit
rabies dan dari 130 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi kondisi bahwa anjing berkeliaran terdapat 60 orang 46,2 melakukan pencegahan
penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi kondisi lingkungan dengan
pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 2,641, 95 CI 1,49-4,687, artinya responden yang menyatakan persepsi kondisi lingkungan
anjing berkeliaran mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 2,7 kali dibandingkan dengan responden yang menyatakan persepsi anjing tidak
berkeliaran.
Universitas Sumatera Utara
d. Hasil analisis hubungan antara persepsi cidera dengan pencegahan penyakit rabies diperoleh 98 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa tidak
cedera terdapat 14 orang 14,3 melakukan pencegahan penyakit rabies dan dari 112 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa cedera terdapat 58
orang 51,8 melakukan pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara
persepsi cidera dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 2,345, 95 CI 1,17-4,691, artinya responden yang menyatakan
persepsi cedera mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 2,4 kali dibandingkan dengan responden yang menyatakan persepsi tidak cidera.
e. Hasil analisis hubungan antara persepsi ancaman dengan pencegahan penyakit rabies diperoleh 89 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi nyaman
terdapat 10 orang 11,2 melakukan pencegahan penyakit rabies dan dari 121 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa tidak nyaman terdapat 62
orang 51,2 melakukan pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara
persepsi ancaman dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 0,262, 95 CI 0,13-0,540, artinya responden yang
menyatakan persepsi tidak nyaman mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 0,3 kali dibandingkan dengan responden yang menyatakan
persepsi tidak nyaman.
Universitas Sumatera Utara
f. Hasil analisis hubungan antara persepsi kematian dengan pencegahan penyakit rabies ddiperoleh 132 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa
tidak ada kematian terdapat 30 orang 22,7 melakukan pencegahan penyakit rabies dan dari 78 orang pemilik anjing yang menyatakan persepsi bahwa ada
kematian terdapat 42 orang 53,8 melakukan pencegahan penyakit rabies. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p 0,05, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara persepsi kematian dengan pencegahan penyakit rabies. Dari hasil analisis diperoleh nilai RP 2,594, 95 CI 1,43-4,696 artinya responden yang
menyatakan persepsi ada kematian mempunyai perkiraan risiko melakukan pencegahan rabies 2,6 kali dibandingkan dengan responden yang menyatakan
persepsi tidak ada kematian.
4.3 Analisis Multivariat