yang mempunyai anggaran belanja pemeliharaanperawatan kendaaran bermotor lebih besar dari anggaran belanja pemeliharaan aset tetap selain kendaraan
bermotor. Padahal bila dilihat dari nilai aset tetap yang akan dipelihara, jumlah nilai kendaraan bermotor yang membutuhkan pemeliharaan lebih kecil daripada
nilai aset tetap selain kendaraan bermotor yang membutuhkan pemeliharaan. Pemeliharaan aset tetap yang dilakukan melalui prosedur Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah tentu akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah. Pemeliharan sebaiknya
hanya dilakukan terhadap aset tetap yang benar-benar memerlukan pemeliharaan.
5.2.2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan
Variabel Pendapatan Asli Daerah X
2
Pendapatan asli daerah semestinya terus digali oleh Pemerintah Daerah dari berbagai potensi lokal, namun seharusnya tetap berpedoman pada Undang-
mempunyai koefisien positif hanya sebesar 0,185. Artinya apabila nilai koefisiennya tetap konstan maka kenaikan
Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 akan menaikkkan Anggaran belanja pemeliharaan sebesar 0,185 atau 18,5 . Kondisi ini diperoleh berdasarkan data
setelah transformasi. Walaupun demikian, berdasarkan hasil uji t, variabel pendapatan asli daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja
pemeliharaan. Kondisi ini berbeda dengan penelitian Sembiring yang mengemukakan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan
terhadap belanja pemeliharaan dalam realisasi anggaran. Namun demikian, penelitian Sembiring dilakukan dalam realisasi anggaran sedangkan penelitian ini
dilakukan dalam rangka penyusunan anggaran. Sehingga dapat mengakibatkan adanya perbedaan.
Universitas Sumatera Utara
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Hal ini dilakukan untuk menghindari berbagai jenis pendapatan asli daerah ditetapkan
secara sewenang-wenang. Berdasarkan Undang-Undang Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah
disebutkan bahwa setiap pemerintah daerah agar meningkatkan pendapatan asli daerah dalam rangka peningkatan kinerja dan peningkatan layanan publik serta
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan asli daerah pada Pemerintahan Daerah di wilayah Provinsi
Sumatera Utara masih banyak dibawah 10 dari total anggaran pendapatan yang tercantum dalam APBD. Pemerintahan daerah masih sangat tergantung terhadap
pendapatan dari dana perimbangan atau dana transfer dari Pemerintah Pusat. Hal ini terutama disebabkan oleh kurangnya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam
optimalisasi pendapatan asli daerah. Dalam penyusunan APBD, beberapa pemerintahan daerah sering
melakukan penyusunan anggaran pendapatan asli daerah dengan membuat target dalam APBD yang dibawah potensi pendapatan asli daerah yang tersedia. Potensi
pendapatan asli daerah seharusnya sudah diketahui dari pendataan obyek pajak dan obyek retribusi yang dilakukan setiap tahunnya. Hal ini sering dilakukan
Pemerintahan Daerah untuk mengantisipasi bila tidak tercapainya target pendapatan asli daerah yang pada akhirnya akan dapat membuat kinerja
pemerintahan daerah kurang baik terutama dalam pelaksanaan pertanggungjawaban APBD kepada DPRD.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk menguji pengaruh nilai aset tetap yang akan dipelihara dan pendapatan asli daerah
terhadap anggaran belanja pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1 Secara simultan Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan Pendapatan
Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. 2
Secara parsial Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan sedangkan
Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari
Sembiring yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja pemeliharaan dalam realisasi
anggaran.
6.2. Keterbatasan Penelitian
1 Data yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada 30
KabupatenKota di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Periode pengamatan dilakukan untuk data APBD Tahun 2012 dan 2013. Karena berbagai
keterbatasan data terhadap anggaran belanja pemeliharaan yang ketersediaan datanya harus melalui Penjabaran APBD yang ditetapkan
melalui Peraturan Kepala Daerah, sehingga periode pengamatan hanya dilakukan selama dua tahun anggaran. Dengan demikian hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara