5.1.3. Uji Hipotesis 5.1.3.1. Uji F
Data berdasarkan hasil uji F setelah transformasi diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.1.3.1. Uji F
ANOVA
Model
b
Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. 1 Regression
11.235 2
5.617 21.382
.000
a
Residual 14.975
57 .263
Total 26.210
59 a. Predictors: Constant, ANGPAD_LN, AT_LN
b. Dependent Variable: ABP_LN
Sumber: Lampiran 4 data diolah Dari Tabel 5.1.3.1. di atas, nilai signifikansinya 0,05 0,000 0,05
artinya H
o
ditolak, H
a
diterima sehingga dapat diambil kesimpulan maka secara simultan variabel independen Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap variabel independen Anggaran Belanja Pemeliharaan.
5.1.3.2. Uji t
Hasil uji t secara parsial dapat diuraikan dalam Tabel 5.1.3.2. sebagai berikut:
Tabel 5.1.3.2. Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 10.600
2.055 5.158 .000
AT_LN .289
.117 .392 2.470 .017
ANGPAD_LN .185
.097 .302 1.902 .062
a. Dependent Variable: ABP_LN
Sumber: Lampiran 4 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.1.3.2. tersebut, maka secara parsial pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan.
Pengaruh nilai aset tetap yang akan dipelihara terhadap anggaran belanja pemeliharaan dan pengaruh pendapatan asli daerah terhadap anggaran belanja
pemeliharaan dalam penyusunan APBD. Berdasarkan Tabel 5.1.3.2. di atas, maka secara parsial pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Nilai signifikansi X
1
AT = 0,017 0,05. Artinya nilai signifikansi 0,05 sehingga H
o
ditolak, H
a
diterima. Jadi, secara parsial antara X
1
AT mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y ABP
2 Nilai signifikansi X
. 2
PAD = 0,062 0,05. Artinya nilai signifikansi 0,05 sehingga H
o
diterima, H
a
ditolak. Jadi, secara parsial antara X
2
PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap Y ABP
.
. Berdasarkan uraian di atas, dengan demikian dapat disusun persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 10,600 + 0,289 Ln_AT + 0,185 Ln_PAD 5.1.3.3. Koefisien Determinasi
Hasil perhitungan koefisien determinasi dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 5.1.3.3.
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
b
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
dimension0
1 .655 .429
a
.409 .5125616
1.253 a. Predictors: Constant, ANGPAD_LN, AT_LN
b. Dependent Variable: ABP_LN
Sumber: Lampiran 4 data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.1.3.3., nilai adjusted R-Square adalah 0,409. Hal ini berarti 40,9 variabel dependen yakni Anggaran Belanja
Pemeliharaan dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen di atas Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan Pendapatan Asli Daerah sedangkan sisanya
yaitu 59,1 100 - 40,9 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
5.2. Pembahasan
Dari hasil analisis regresi berganda sebagaimana diungkapkan dalam Tabel 5.1.3.2 diperoleh persamaan Y = 10,600 + 0,289 Ln_AT + 0,185 Ln_PAD.
Variabel Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara X
1
dan Pendapatan Asli Daerah X
2
5.2.1. Pengaruh Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Variabel nilai aset tetap yang akan dipelihara X
1
Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun
mempunyai koefisien positif sebesar 0,289. Artinya apabila nilai koefisiennya tetap konstan maka
kenaikan aset tetap sebesar 1 akan menaikkkan anggaran belanja pemeliharaan sebesar 0,289 atau 28,9 . Kondisi ini sesuai dengan teori ataupun ketentuan
yang diungkapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar
semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Universitas Sumatera Utara