Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.1.3.3., nilai adjusted R-Square adalah 0,409. Hal ini berarti 40,9 variabel dependen yakni Anggaran Belanja
Pemeliharaan dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen di atas Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara dan Pendapatan Asli Daerah sedangkan sisanya
yaitu 59,1 100 - 40,9 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
5.2. Pembahasan
Dari hasil analisis regresi berganda sebagaimana diungkapkan dalam Tabel 5.1.3.2 diperoleh persamaan Y = 10,600 + 0,289 Ln_AT + 0,185 Ln_PAD.
Variabel Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara X
1
dan Pendapatan Asli Daerah X
2
5.2.1. Pengaruh Nilai Aset Tetap yang Akan Dipelihara Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan.
Variabel nilai aset tetap yang akan dipelihara X
1
Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun
mempunyai koefisien positif sebesar 0,289. Artinya apabila nilai koefisiennya tetap konstan maka
kenaikan aset tetap sebesar 1 akan menaikkkan anggaran belanja pemeliharaan sebesar 0,289 atau 28,9 . Kondisi ini sesuai dengan teori ataupun ketentuan
yang diungkapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar
semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Universitas Sumatera Utara
kontruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan.
Penyelenggaraan pemeliharaan barang milik daerah dapat berupa pemeliharaan ringan, pemeliharaan sedang, dan pemeliharaan berat. Dalam
melakukan pemeliharaan, Pengguna Barang terlebih dahulu membuat Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah yang selanjutnya menjadi Daftar
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah. Dengan demikian anggaran
belanja pemeliharaan yang tercantum dalam APBD berawal dari dokumen rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah. Hal ini dilakukan untuk
meyakinkan bahwa aset tetap yang akan dipelihara adalah aset tetap yang memerlukan pemeliharaan dan terhindar dari kegiatan pemeliharaan yang tidak
tepat sasaran. Anggaran belanja pemeliharaan selayaknya menjadi salah satu prioritas belanja agar tidak terjadi pengadaan aset tetap yang terus berulang setiap
tahun anggaran serta mengoptimalkan dan memberdayakan asset tetap yang telah ada. Dalam rekening anggaran belanja pemeliharan tidak termasuk pemeliharaan
terhadap aset tetap yang rusat berat. Aset tetap yang dikategorikan sebagai rusak berat bila dilakukan pemeliharaan akan masuk ke dalam rekening belanja modal
karena telah mengubah kualitas dan menambah masa manfaatnya. Hal ini sejalan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa pemeliharaan aset tetap yang dilakukan bila mengubah kualitas, dan menambah volume dan masa
manfaat akan dikelompokkan dalam anggaran belanja modal. Pemeliharaan terhadap aset tetap yang dilakukan oleh Pemerintahan
Daerah masih lebih berfokus pada pemeliharaan atau perawatan kendaraan bermotor. Hal ini terlihat dari data bahwa terdapat beberapa Pemerintahan Daerah
Universitas Sumatera Utara
yang mempunyai anggaran belanja pemeliharaanperawatan kendaaran bermotor lebih besar dari anggaran belanja pemeliharaan aset tetap selain kendaraan
bermotor. Padahal bila dilihat dari nilai aset tetap yang akan dipelihara, jumlah nilai kendaraan bermotor yang membutuhkan pemeliharaan lebih kecil daripada
nilai aset tetap selain kendaraan bermotor yang membutuhkan pemeliharaan. Pemeliharaan aset tetap yang dilakukan melalui prosedur Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah tentu akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah. Pemeliharan sebaiknya
hanya dilakukan terhadap aset tetap yang benar-benar memerlukan pemeliharaan.
5.2.2. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Anggaran Belanja Pemeliharaan