Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 disebutkan bahwa barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah. Istilah Barang milik daerah berbeda dengan aset tetap. Dalam
barang milik daerah telah termasuk seluruh aset tetap, persediaan, aset lainnya, dan barang milik daerah lainnya yang tidak dicatat dalam neraca.
2.1.5. Penatausahaan dan Pemeliharaan Aset Tetap
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 disebutkan bahwa penatausahaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam menatausahakan barang milik daerah,
kuasa pengguna barangpengguna barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna
DBKPDaftar Barang Pengguna DBP menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah berupa tanah danatau bangunan dalam Daftar Barang Milik Daerah
DBMD menurut penggolongan barang dan kodefikasi barang. Kuasa pengguna barangpengguna barang harus menyimpan dokumen kepemilikan barang milik
daerah selain tanah danatau bangunan yang berada dalam penguasaannya. Pengelola barang harus menyimpan dokumen kepemilikan tanah danatau
bangunan yang berada dalam pengelolaannya. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2007 disebutkan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya
Universitas Sumatera Utara
guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi
bentuk maupun kontruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi
keindahan. Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa: a
Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh unit pemakaipengurus barang tanpa membebani anggaran;
b Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara berkala oleh tenaga terdidikterlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran; dan
c Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang
mengakibatkan pembebanan anggaran. Perencanaan kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah disusun dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan memperhatikan data barang yang ada dalam pemakaian. Perencanaan kebutuhan
dan pemeliharaan barang milik daerah berpedoman pada standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah dan standar harga yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah dijadikan acuan sebagai
dalam menyusun Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah RKPBMD.
RKPBMD tersebut menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran RKA masing-masing satuan kerja perangkat daerah yang pada
akhirnya sebagai bahan penyusunan Rancangan APBD.
Universitas Sumatera Utara
Pengelola barang bersama pengguna barang membahas usul Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah masing-masing SKPD dengan
memperhatikan data barang pada pengguna danatau pengelola untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah. Setelah APBD
ditetapkan, pembantu pengelola menyusun Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah DKPBMD, sebagai dasar pelaksanaan pemeliharaan
barang milik daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 disebutkan bahwa
pengguna barang danatau kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pemeliharaan barang milik negaradaerah yang ada di bawah penguasaannya.
Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang DKPB. Biaya pemeliharaan barang milik negaradaerah dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah. Kuasa pengguna anggaran wajib membuat daftar hasil pemeliharaan barang yang berada dalam kewenangannya
dan melaporkanmenyampaikan daftar hasil pemeliharaan barang tersebut kepada pengguna barang secara berkala. Pengguna barang atau pejabat yang ditunjuk,
meneliti laporan dan menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam satu tahun anggaran sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai
efisiensi pemeliharaan barang milik negaradaerah. Dalam penatausahaannya, barang milik daerah dikelompokkan dalam tiga
jenis kondisi yakni: baik, rusak ringan, dan rusak berat. Kondisi barang milik daerah ini akan tercantum dalam daftar inventaris barang. Kriteria untuk
penentuan kondisi suatu barang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 01KM.122001. Kriteria tersebut
dikelompokkan untuk barang bergerak dan barang tidak bergerak, yakni sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.5. Kriteria Kondisi Barang
No Uraian
1 Barang Bergerak
a. Baik B
Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
B Rusak Ringan RR
Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik.
Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan
penggantian bagian utamakomponen pokok.
c. Rusak Berat RB
Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan
besarpenggantian bagian utamakomponen pokok, sehingga tidak ekonomis untuk diadakan
perbaikanrehabilitasi.
2 Barang Tidak Bergerak
a. Tanah
1 Baik B Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan
danatau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
2 Rusak Ringan RR Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab
tidak dapat dipergunakan danatau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahanperlakuan
misalnya pengeringan, pengurugan , perataan dan pemadatan untuk dapat dipergunakan sesuai
dengan peruntukannya.
3 Rusak Berat RB Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi
dipergunakan danatau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi
dan sebagainya.
b. Jalan dan Jembatan 1 Baik B
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
2 Rusak Ringan RR Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam
keadaan utuh namun memerlukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
3 Rusak Berat RB Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam
keadaan tidak utuhtidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar.
c. Bangunan
1 Baik B Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak
memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin.
Universitas Sumatera Utara
No Uraian
2 Rusak Ringan RR: Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan
pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama.
3 Rusak Berat RB Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak
dapat dipergunakan lagi.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa barang milik negara ataupun daerah dengan kondisi rusak berat, tidak akan dapat dimasukkan
atau digolongkan sebagai bagian dari aset tetap di neraca. Hal ini tentu sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyebutkan bahwa
bahwa aset tetap harus dalam kondisi siap pakai untuk digunakan. Barang milik negara ataupun daerah dengan kondisi rusak berat akan dikelompokkan atau
digolongkan sebagai aset lain-lain dalam neraca sepanjang barang tersebut belum dilakuan penghapusan.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, disebutkan bahwa penghapusan barang milik negaradaerah dilakukan dalam hal barang milik
negaradaerah sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna barang danatau kuasa pengguna barang. Penghapusan dilakukan dengan penerbitan surat
keputusan penghapusan dari pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang untuk barang milik negara dan pengguna barang setelah
mendapat persetujuan gubernurbupatiwalikota atas usul pengelola barang untuk barang milik daerah.
Berdasarkan uraian di atas, maka jenis aset tetap seperti: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, dan aset tetap yang
kondisinya rusak berat tidak dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan sebagai aset tetap. Barang milik daerah yang rusak berat tersebut akan dicatat sebagai aset
lainnya sepanjang belum dilakukan penghapusan melalui keputusan Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Review Penelitian Terdahulu