Gambaran Histopatologis Hati Tikus Sprague Dawley yang Diberi

hari Tabel II., sehingga dapat diketahui bahwa atrofi sebagian hepatosit yang terjadi tidak diakibatkan dari pemberian infusa biji Persea americana Mill.. Radang di sekitar pembuluh vaskuler ditandai dengan munculnya neutrofil dan limfosit di sekitar pembuluh darah vena porta. Inflamasi merupakan respon luka ekstra sel yang muncul sebagai mekanisme pertahanan diri dan respon terhadap xenobiotika agar sel yang cidera dapat diperbaiki Donatus, 2005. Radang di sekitar pembuluh vaskular Gambar 7. ini terjadi pada tikus betina kontrol aquadest perlakuan 28 hari Tabel II., sehingga dapat diketahui bahwa radang di sekitar pembuluh vaskuler yang terjadi tidak diakibatkan dari pemberian infusa biji Persea americana Mill.. Hati merupakan organ yang mampu memperbaiki dan melindungi dirinya sendiri, tergantung pada keparahan cidera yang terjadi padanya dan kemampuan beregenerasi hati itu sendiri Gupta, 2007. Degenerasi hidropik merupakan manifestasi pertama yang muncul pada hampir semua jenis cidera sel. Degenerasi hidropik merupakan perubahan struktural akut yang bersifat reversibel Kumar, Abbas, Aster, 2015. Degenerasi hidropik ditandai dengan pelebaran vakuola berbatas tidak jelas pada sel epitel kuboid di sitoplasma Gambar 7.. Degenerasi ini terjadi akibat adanya gangguan oksidasi pada sel hati kerusakan mitokondria, penghentian produksi ATP, kegagalan pompa natrium, sehingga meningkatkan tekanan osmotik dan menyebabkan sel tidak dapat mengeliminasi air dan air tertimbun di dalam sel, sehingga terjadi pembengkakan Donatus, 2005. Degenerasi hidropik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain trauma mekanik misal pemejanan hewan uji secara peroral, kondisi hipoksia misal hewan uji mengalami anemia, kurangnya nutrisi yang adekuat atau tidak seimbang, dan kondisi patologis hewan uji Kumar, Abbas, Aster, 2015. Degenerasi hidropik terjadi pada tikus betina kontrol aquadest pada hari ke-28 Tabel II. dan tikus jantan kelompok perlakuan 28 hari, dosis II 360 mgkgBB, dosis III 640,8 mgkgBB, dosis IV 1140,6 mgkgBB Tabel I.. Degenerasi hidropik yang muncul baik pada kelompok kontrol dan perlakuan menandakan bahwa perubahan struktural ini bukan disebabkan akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill.. Degenerasi hidropik centro lobular merupakan degenerasi hidropik yang terletak pada zona centro lobular Gambar 7.. Centro lobular merupakan salah satu zona yang terletak disekitar vena sentralis di mana area tersebut merupakan area di mana sel-sel pada zona ini mendapat suplai darah yang kurang oksigen sehingga rentan terhadap kerusakan atau cidera. Hepatosit pada zona centro lobular berfungsi dalam proses glikolisis, lipogenesis, dan detoksifikasi xenobiotika oleh sitokrom P-450 Thoolen, Maronpot, Harada, Nyska, Rousseaux, Nolte, dkk., 2010. Degenerasi hidropik centro lobular ini hanya terjadi pada tikus betina dosis IV 1140,6 mgkgBB pada hari ke-28 Tabel II., hal ini menandakan bahwa degenerasi hidropik centro lobular memiliki potensi disebabkan oleh pemberian infusa biji Persea americana Mill. namun perubahan struktural ini hanya terjadi pada 1 tikus saja dari semua kelompok perlakuan baik pada tikus jantan maupun tikus betina dengan presentase sebesar 33,3. Data ini dapat dikatakan kurang representatif sehingga degenerasi hidropik centro lobular ini bukan disebabkan akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill.. Berdasarkan Tabel I. dapat dilihat bahwa degenerasi melemak terjadi pada kelompok kontrol aquadest tikus jantan hari ke-28. Degenerasi melemak merupakan akumulasi lemak yang ditandai dengan adanya vakuola-vakuola berbatas jelas dalam sitoplasma yang mendesak inti ke membran sel tepi vena porta Gambar 7.. Degenerasi melemak yang muncul pada kelompok kontrol di mana selama penelitian hanya diberikan aquadest ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan asam lemak bebas akibat kelaparan, diabetes, atau alkoholisme, pengurangan oksidasi asam lemak bebas akibat hipoksia sel, kondisi patologis hewan uji dan obesitas Kumar, Abbas, Aster, 2015. Berdasarkan analisis data histopatologis hewan uji di atas dapat dikatakan bahwa pemberian infusa biji Persea americana Mill. secara subakut selama 28 hari tidak menimbulkan perubahan struktural histopatologis hati tikus Sprague Dawley . Pernyataan ini juga didukung dari hasil analisis data terhadap kadar SGPT dan SGOT pada penelitian paralel yang dilakukan oleh Maharani 2014, di mana hasil analisis data kadar SGPT dan SGOT dalam darah menunjukkan perubahan berbeda tidak bermakna p0,05. Pada cidera sederhana yang meluas, kadar SGPT dan SGOT umumnya tidak memperlihatkan peningkatan, sehingga produksi enzim GOT dan GPT tidak bertambah Carl, Edward, David, 2006. Tabel III . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus jantan hari ke-42 Perlakuan Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan struktural pada organ hati n=2 DM DH DM DH DHCL ASH RPV IBA Dosis I 202,24 mgkgBB 1 50 - - - - - IBA Dosis II 360 mgkgBB - - 1 50 - - - IBA Dosis III 640,8mgkgBB - - 1 50 - - - IBA Dosis IV 1140,6 mgkgBB - - 1 50 - - - IBA Kontrol aquadest 14285 mgkgBB - - - - - - Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat DM = Degenerasi Melemak DH = Degenerasi Hidropik DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular ASH = Atrofi sebagian hepatosit RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler - = Tidak ada perubahan struktural Tabel IV . Hasil pemeriksaan histopatologis hati pada tikus betina hari ke-42 Perlakuan Jumlah hewan uji yang mengalami perubahan struktural pada organ hati n=2 DM DH DM DH DHCL ASH RPV IBA Dosis I 202,24 mgkgBB - - - - - - IBA Dosis II 360 mgkgBB 1 50 - - - - - IBA Dosis III 640,8mgkgBB - - - - - - IBA Dosis IV 1140,6 mgkgBB - 2 100 - - - IBA Kontrol aquadest 14285 mgkgBB - - - - - - Keterangan : IBA = Infusa Biji Alpukat DM = Degenerasi Melemak DH = Degenerasi Hidropik DHCL = Degenerasi Hidropik Centro Lobular ASH = Atrofi sebagian hepatosit RPV = Radang di sekitar pembuluh vaskuler - = Tidak ada perubahan struktural Pada pemeriksaan histopatologis hati uji reversibilitas Tabel III. degenerasi hidropik masih muncul pada tikus jantan dosis II 360 mgkgBB, dosis III 640,8 mgkgBB, dan dosis IV 1140,6 mgkgBB hal ini menandakan bahwa waktu reversibilitas selama 42 hari yang diharapkan terjadi pemulihan organ hati diduga belum mencukupi, karena telah diketahui bahwa degenerasi hidropik merupakan cidera yang bersifat reversible Kumar, Abbas, Aster, 2015. Pada tikus jantan dosis I 202,24 mgkgBB hari ke-42 Tabel III. dan tikus betina dosis II 360 mgkgBB hari ke-42 Tabel IV. muncul perubahan struktural berupa degenerasi hidropik dan degenerasi melemak di mana pada hari ke-28 tidak terjadi perubahan struktural hal ini menandakan bahwa degenerasi hidropik dan degenerasi melemak yang terjadi bukan karena perlakuan infusa biji Persea americana Mill.. Degenerasi melemak merupakan cidera pada hati yang bersifat reversibel Gupta, 2007. Degenerasi melemak terjadi pada tikus betina dosis IV 1140,6 mgkgBB Tabel IV., pada hari ke-42 pada 2 ekor tikus betina dengan presentase sebesar 100 namun pada hari ke-28 tidak terjadi perubahan struktural. Hal ini menandakan bahwa degenerasi melemak yang terjadi bukan karena perlakuan infusa biji Persea americana Mill.. Berdasarkan analisis data di atas, maka reversibilitas sifat efek toksik infusa biji Persea americana Mill. terhadap perubahan struktural organ hati tidak dapat ditentukan dikarenakan tidak adanya perubahan struktural akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill.. Hal ini membuktikan bahwa pemberian infusa biji Persea americana Mill. selama 28 hari tidak menimbulkan efek toksik terhadap hati. Ketidakadaanya pengaruh pemberian infusa biji Persea americana Mill. selama 28 hari terhadap perubahan struktural histopatologis hati, maka perlu dilakukan penelitian serupa namun dengan waktu yang lebih lama yaitu selama 90 hari untuk melihat efek toksik yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati.

D. Perubahan Berat Badan

Penimbangan berat badan tikus dilakukan setiap hari selama 28 hari perlakuan infusa biji Persea americana Mill., kemudian pada hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28 di rata-rata per kelompok perlakuan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik hewan uji karena seiring bertambahnya umur tikus, maka massa tubuh juga akan bertambah akibat berkembangnya sel yang ditandai dengan kenaikan berat badan. Selain untuk menentukan volume pemberian infusa biji Persea americana Mill., penimbangan berat badan tikus dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian infusa biji Persea americana Mill. dapat mempengaruhi perubahan berat badan hewan uji. Perubahan berat badan hewan uji dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji General Linear Model Multivariate . Hasil perhitungan purata berat badan hewan uji dapat dilihat pada Tabel V dan VI. Tabel V. Purata berat badan ± SE tikus jantan akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill. selama 28 hari Kelompok Perlakuan gkgBB Purata berat badan g ± SE Hari ke- 0 Hari ke- 7 Hari ke- 14 Hari ke- 21 Hari ke- 28 I IBA 202,24 mgkgBB 178,8 ± 7,65 185 ± 12,08 193,4 ± 16,91 220,2 ± 11,16 239 ± 9,38 II IBA 360 mgkgBB 199,8 ± 9,62 202,8 ± 12,12 210,8 ± 14,6 238,4 ± 12,11 262,2 ± 12,19 III IBA 640,8 mgkgBB 154,8 ± 1,85 195 ± 7,15 228,8 ± 5,13 255 ± 11,66 271,4 ± 9,07 IV IBA 1140,6 mgkgBB 198,6 ± 12,20 214,2 ± 8,83 220,6 ± 10,56 242,4 ± 9,03 259 ± 10,39 V Kontrol Aquadest 14285 mgkgBB 192,8 ± 13,89 192,2 ± 8,20 193,2 ± 6,61 216,6 ± 6,17 221,6 ± 20,22 Keterangan : SE = Standar Error of Mean IBA = Infusa Biji Alpukat Gambar 8. Grafik purata perubahan berat badan tikus jantan selama 28 hari pemberian infusa biji alpukat Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mgkgBB Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mgkgBB Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mgkgBB Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mgkgBB Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mgkgBB IBA : Infusa Biji Alpukat 50 100 150 200 250 300 Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 B e r at B ad an g Kontrol Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV Tabel VI. Purata berat badan ± SE tikus betina akibat pemberian infusa biji Persea americana Mill. selama 28 hari Kelomp ok Perlakuan gkgBB Purata berat badan g ± SE Hari ke- 0 Hari ke- 7 Hari ke- 14 Hari ke- 21 Hari ke- 28 I IBA 202,24 mgkgBB 173,2 ± 6,8 186,4 ± 15,64 173 ± 7,72 184,4 ± 8,11 199 ± 7,58 II IBA 360 mgkgBB 153,4 ± 11,19 156,4 ± 5,06 148 ± 6,33 159,4 ± 5,58 173,6 ± 5,95 III IBA 640,8 mgkgBB 171,2 ± 8,85 157,4 ± 11,44 161,2 ± 12,20 174,8 ± 11,05 188,2 ± 11,35 IV IBA 1140,6 mgkgBB 157,2 ± 5,99 158,8 ± 3,21 169,8 ± 6,39 162,6 ± 3,10 167,8 ± 5,03 V Kontrol Aquadest 14285 mgkgBB 150,8 ± 4,35 151,8 ± 7,51 154,4 ± 11,37 157,8 ± 9,80 170 ± 7,54 Keterangan : SE = Standar Error of Mean IBA = Infusa Biji Alpukat Gambar 9. Grafik purata perubahan berat badan tikus betina selama 28 hari pemberian infusa biji alpukat Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mgkgBB Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mgkgBB Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mgkgBB Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mgkgBB Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mgkgBB IBA : Infusa Biji Alpukat Berdasarkan grafik Gambar 8 dan 9. dan data purata perubahan berat badan hewan uji baik jantan maupun betina Tabel V dan VI. menunjukkan 50 100 150 200 250 Hari 0 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 B e r at B ad an g Kontrol Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV adanya peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok kontrol aquadest maupun kelompok perlakuan infusa biji Persea americana Mill., data berat badan selanjutnya dilakukan analisis menggunakan uji General Linear Model Multivariate terhadap perubahan berat badan tikus jantan Tabel V. dan tikus betina Tabel VI. yang dibandingkan mulai dari hari ke-0,7,14, sampai hari ke-28 menunjukkan hasil berbeda bermakna antara kelompok perlakuan dan kontol aquadest p0,05 Lampiran 10 dan 11.. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa infusa biji Persea americana Mill. tidak mempengaruhi berat badan tikus jantan namun perubahan berat badan disebabkan karena proses pertumbuhan dari hewan uji.

E. Asupan Pakan Tikus Jantan dan Betina

Asupan pakan hewan uji merupakan salah satu data pendukung yang cukup penting dalam penelitian uji toksisitas. Perubahan berat badan hewan uji juga dipengaruhi oleh asupan pakan, meskipun kondisi fisologis dan patologis juga dapat mempengaruhi berat badan. Data asupan pakan tikus jantan dan betina tidak dianalisis menggunakan uji statistik karena tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melihat pola pakan hewan uji. Hewan uji diberi asupan pakan berupa pelet AD II sebanyak 30g setiap harinya selama 28 hari perlakuan. Jumlah asupan pakan yang telah dihabiskan oleh tikus kemudian dihitung rata-ratanya pada tiap kelompok perlakuan selama 28 hari perlakuan. Asupan pakan Hasil pengamatan pola asupan pakan hewan uji dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Gambar 10. Grafik asupan pakan tikus jantan selama 28 hari pemberian infusa biji Persea americana Mill. Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mgkgBB Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mgkgBB Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mgkgBB Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mgkgBB Kontrol : kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mgkgBB IBA : Infusa Biji Alpukat Gambar 11. Grafik asupan pakan tikus betina selama 28 hari pemberian infusa biji Persea americana Mill. Keterangan : Dosis 1 : kelompok pemberian IBA 202,24 mgkgBB Dosis 2 : kelompok pemberian IBA 360 mgkgBB Dosis 3 : kelompok pemberian IBA 640,8 mgkgBB Dosis 4 : kelompok pemberian IBA 1140,6 mgkgBB Kontrol: kelompok pemberian kontrol aquadest 14285 mgkgBB IBA : Infusa Biji Alpukat 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728 M ak an g Hari Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728 M ak an g Hari Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill). Terhadap Beberapa Mikroba Patogen Secara In Vitro

11 95 60

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TIKUS Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 1 10

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus Sprague Dawley.

1 5 97

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea americana Mill. terhadap gambaran histopatologis testis dan uterus tikus galur Sprague Dawley.

1 17 110

Uji toksisitas subakut infusa biji alpukat (persea americana mill. ) terhadap kadar serum Glutamic Pyruvic Transaminase dan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase darah pada tikus Sprague Dawley.

1 5 131

Uji toksisitas subakut infusa biji Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.

0 6 99

Uji toksisitas akut infusa biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit Galur Swiss.

0 18 122

Uji toksisitas subakut infusa biji Persea Americana Mill. pada tikus galur Sprague dawley terhadap kadar blood urea nitrogen dan kreatinin.

0 2 131