Toksisitas Subakut PENELAAHAN PUSTAKA
menyatu dan menyalurkan empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hati Baradero, dkk., 2008.
Gambar 5. Histopatologi hati Thoolen, dkk., 2010.
Secara histologis, hati dibagi menjadi lobulus. Pusat lobulus adalah vena sentralis dan bagian perifer lobus disebut triad portal. Secara fungsional,
hati dibagi menjadi 3 zona Gambar 5.. Zona 1 periportal mengelilingi saluran vena porta di mana darah yang mengandung paling banyak oksigen
dari arteri hepatika masuk, akibatnya zona ini pertama kali yang akan terpengaruh oleh perubahan darah yang masuk. Zona 1 memiliki hepatosit
khusus yang berfungsi dalam proses oksidatif hati seperti glukoneogenesis, β- oksidasi asam lemak, dan sintesis kolesterol. Zona 2 transitional; midzonal
merupakan zona sel yang memberikan respon kedua terhadap darah yang masuk. Zona 3 centro lobular terletak disekitar vena sentralis, di mana zona
ini menerima darah yang sedikit mengandung oksigen, sehingga zona ini paling rentan terhadap cidera iskemik. Hepatosit pada zona 3 berfungsi dalam
proses glikolisis, lipogenesis, dan detoksifikasi xenobiotika oleh sitokrom P- 450 Thoolen, Maronpot, Harada, Nyska, Rousseaux, Nolte, dkk., 2010.
Hati mempunyai struktur seragam yang terdiri dari kelompok sel-sel yang dipersatukan oleh sinusoid Gambar 4.. Sinusoid adalah saluran
pembuluh darah yang dilapisi oleh hepatosit. Di mana darah yang mengalir melalui sinusoid akan diproses dan diolah oleh hepatosit serta sel Kupffer yang
bertugas untuk membersihkan darah dari patogen asing seperti bakteri sebelum akhirnya bermuara keluar melalui vena sentralis Barron, 2009. Sel-sel hepar
mendapat suplai darah dari vena porta hepatika yang kaya akan makanan, tidak mengandung oksigen dan terkadang toksik, serta dari arteri hepatika yang
mengandung oksigen menuju vena sentralis, karena mempunyai sistem peredaran darah yang tidak biasa ini, maka sel-sel hepar mendapat darah relatif
kurang oksigen. Keadaan ini menjelaskan mengapa hati lebih rentan terhadap kerusakan dan penyakit Wibowo dan Paryana, 2009.
2. Fisiologi hati
Fungsi hati bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hati merupakan pabrik kimia
terbesar dalam tubuh, dalam hal menjadi “perantara metabolisme”, artinya hati mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan disimpan, guna
dikeleluarkan sesuai pemakaiannya di dalam jaringan tubuh. Hati juga berfungsi menghancurkan atau mengubah zat toksik menjadi senyawa yang
kurang berbahaya bagi tubuh Pearce, 2009. Beberapa fungsi penting lain hati yakni memproduksi empedu, yang
digunakan oleh usus kecil untuk mengahancurkan dan menyerap lemak, menyimpan vitamin, seperti B12, A, D, E dan K, menghancurkan eritrosit tua
dan melepaskan bilirubin, menghasilkan berbagai protein darah, seperti protrombin dan fibrinogen, yang membantu dalam pembekuan darah Gylys
dan Wedding, 2009.