2.8 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Dalam Mangkunegara 2005: 67 menjelaskan bahwa pencapaian kinerja dipengaruhi oleh faktor kemampuan dan motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap
karyawan dalam menghadapi situasi kerja, sehingga motivasi menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.
Selain itu Winardi 2002: 2 menjelaskan bahwa konsep motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi tentang kinerja individual. Dengan
perkataan lain, motivasi merupakan sebuah determinan penting bagi kinerja individual dan motivasi berkaitan dengan perilaku dan kinerja.
Vroom dalam Simamora 2004: 510 menyatakan bahwa motivasi adalah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu menghasilkan tingkat
kinerja tertentu yang pada gilirannya, akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
Berdasarkan pada teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara motivasi dan kinerja memiliki hubungan positif, yang berarti bahwa dengan
motivasi yang tinggi maka akan semakin tinggi tingkat kinerja karyawan.
2.9 Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Siagian 1993, bahwa pembahasan disiplin karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada
manusia yang sempurna, luput dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaai oleh para
anggotanya, standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan
manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan kata lain, pendisiplinan karyawan adalah
suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela
berusaha bekerja kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya.
Menurut Agus Dharma 1985 mengemukakan bahwa disiplin kerja karyawan merupakan faktor penentu keberhasilan dalam setiap perusahaan,
sehingga apabila disiplin kerja diabaikan akibatnya akan menghambat dan merugikan perusahaan atau sebaliknya dengan adanya kedisiplinan itu diharapkan
pekerjaan akan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin guna pencapaian tujuan perusahaan.
2.10Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Luthans 2006: 243 Kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman
kerja seseorang. Antara kepuasan karyawan dan kinerja terdapat hubungan yang kuat didalamnya, jika karyawan menerima penghargaan dan meraa pantas
mendapatkannya, dan puas, maka karyawan tersebut akan melakukan kinerja yang lebih besar. Definisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara 2005: 9 bahwa
kinerja karyawan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kepentingan para manajer pada kepuasan kerja cenderung berpusat pada efeknya kinerja karyawan. Para peneliti telah mengenali hal ini dan kita banyak
sekali mendapat studi yang dirancang untuk menilai dampak kepuasan kerja pada kinerja karyawan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Masrukhin dan Waridin
2006 menunjukkan bahwa kepuasan kerja yang diindikasikan dengan sangat sedikitnya absensi pegawai, tidak adanya pegawai yang mengajukan pindah ke
luar instansi, disiplin yang tinggi dalam bekerja, loyalitas yang tinggi dalam bekerja serta tingkat konflik di lingkungan kerja cenderung menurun mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini memberikan indikasi bahwa jika kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan juga cenderung meningkat.
Berdasarkan pada teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan memiliki hubungan positif, yang
berarti bahwa semakin puas karyawan dalam pekerjaannya maka semakin tinggi kinerjanya.
2.11 Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan