Uji Reliabilitas Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

79 Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Variabel Kinerja Karyawan Y Item Pernyataan Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan 1 0,482 0,210 VALID 2 0,693 0,210 VALID 3 0,525 0,210 VALID 4 0,434 0,210 Sumber : lampiran 7.4 Hasil pengujian validitas di atas dapat diketahui bahwa semua item pada pertanyaan untuk kuesioner pada variabel kinerja karyawan telah valid. Hal tersebut dapat dilihat dari taraf signifikan dari nilai Corrected Item- Total Correlation yang nilainya lebih besar dari nilai r tabel yang bernilai 0,210.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas kuesioner yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Item pertanyaan Cronbach Alpha hitung r tabel Keterangan Motivasi X 1 0,841 0,210 Reliabel Disiplin X 2 0,810 0,210 Reliabel Kepuasan Kerja X 3 0,820 0,210 Reliabel Kinerja Karyawan Y 0,738 0,210 Reliabel Sumber : lampiran 7.1-7.4 Hasil pengujian reliabilitas kuesioner di atas, dapat diketahui nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel diperoleh nilai yang lebih besar nilai r tabel, hal tersebut menunjukkan bahwa semua item pernyataan 80 untuk variabel Motivasi X 1 , Disiplin X 2 , Kepuasan Kerja X 3 dan Kinerja Karyawan Y telah reliabel. 4.3.3. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Berikut hasil uji normalitas: Tabel 4.13. Hasil Pengujian Normalitas Tests of Normality ,108 39 ,200 ,966 39 ,290 ,139 39 ,057 ,964 39 ,244 ,130 39 ,092 ,976 39 ,564 ,128 39 ,105 ,972 39 ,431 Motivasi Disiplin Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk This is a lower bound of the true significance. . Lilliefors Significance Correction a. Sumber: lampiran 8 Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari dari 0,05, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 0,05. 4.3.4. Hasil Pengujian Asumsi Klasik 1. Multikolineritas Multikoliner adalah terjadinya hubungan antar variabel bebas dalam persamaan regresi linier berganda. Pendeteksian adanya 81 multikolinier dengan Mengetahui nilai ”pembengkakan varians” atau Varians inflation Factor VIF. Berikut ini hasil pengujian multikolinieritas : Tabel 4.14. Hasil Pengujian Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan Motivasi X 1 0,997 1,003 Non Multikolinier Disiplin X 2 0,989 1,032 Non Multikolinier Kepuasan Kerja X 3 0,967 1,034 Non Multikolinier Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan hasil pengujian diatas diketahui bahwa nilai VIF adalah setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini disekitar angka 1 atau berada di sekitar angka 1 maka dapat diputuskan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. 2. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini hasil pengujian heteroskedastisitas : 82 Tabel 4.15. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi Keterangan Motivasi X 1 0,111 0,502 Non Heteroskedastisitas Disiplin X 2 -0,017 0,919 Non Heteroskedastisitas Kepuasan Kerja X 3 -0,019 0,907 Non Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 10 Tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi untuk masing- masing variabel bebasnya di atas 0,05 dapat diputuskan tidak terjadi heteroskedastisitas 3. Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional”. Jadi dalam model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Y prediksi pada waktu ke-t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e t-1 . Dalam penelitian ini, besarnya Durbin Watson setelah dianalisis adalah 1,730 lampiran 9. Untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas K = 3 sedangkan jumlah pengamatan 39 maka diperoleh dl = 1,328 dan du = 1,658 lampiran 12. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke kurva Durbin Watson dibawah ini: 83 Gambar 4.2. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disimpulkan karena nilai dari analisis sebesar 1,730 berada pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi. D ae ra h K era gu -ra gua n D ae ra h ke ra g u -ra gua n Tidak Ada Autokorelasi A d a A u toko re la si ne ga ti f A d a A u toko re la si P o si ti f dl = 1,328 4-dl = DW=1,730 du = 1,658 4-du =2,342 2,672

4.3.5. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI MOTIVASI KERJA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM JEMBER

0 14 15

Analisis Pengaruh Faktor Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum Jember

0 28 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,DIKLAT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Diklat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Kota Madiun (Survey di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Madiun).

0 3 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KARANGAYAR.

0 2 6

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung pada Bagian Distribusi Air Bersih.

4 5 32

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi I Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang.

1 10 79

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURAKARTA.

0 0 21

Pengaruh Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

0 1 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Kota Surakarta

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

0 0 15