Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

 Jika r hitung positif, serta r hitung r tabel, maka butir variabel tersebut valid.  Jika r hitung tidak positif negatif, serta r hitung r tabel, maka butir variabel tersebut tidak valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat diandalkan, dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur yang sama. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau labil dari waktu ke waktu Sumarsono, 2004: 34. Dasar pengambilan keputusan Santoso, 2000: 280 adalah sebagai berikut :  Jika r alpha positif serta r alpha hasil r tabel, maka butir variabel tersebut reliabel.  Jika r alpha tidak positif negatif serta r alpha hasil r tabel, maka butir variabel tersebut tidak reliabel.

3.5 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data tersebut normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti normal data maka dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro- Wilk Sumarsono, 2004:40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti sebaran normal adalah sebagai berikut :  Jika nilai signifikan atau nilai probabilitasnya 5 maka distribusi adalah tidak normal.  Jika nilai signifikan atau nilai probabilitasnya 5 maka distribusi adalah normal.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Mengingat adanya asumsi-asumsi model klasik dimana pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolieritas dan heteroskedastisitas dalam hal estimasi, hal ini dikarenakan apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, maka uji yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. Untuk itu perlu untuk dilakukan uji asumsinya. Dalam melakukan analisis asumsi klasik terdapat beberapa metode yang digunakan, antara lain Imam Ghozali, 2006: 91 : 1. Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :  Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.  Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Menurut Imam Ghozali 2006: 91 deteksi tidak adanya Multikolinieritas, yaitu mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka toleransi mendekati 1. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini di sekitar angka 1, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi Multikolinieritas. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi diantara anggota- anggota sample dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu time series data. Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J. Durbin dan G.Watson. pengujian ini sebagai statistik dw Durbin–Watson yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor gangguan yang berurut Sumodiningrat, 1994:231. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 3.1. Kurva Autokorelasi Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ada a ut o kore la si pos it if daerah keragu raguan ada a ut o kore la si ne ga ti f daerah keragu raguan Sumber: Gujarati,1999, Ekonometrika Dasar, cetakan keenam, Penerbit Airlangga, hal 216, Jakarta.

3.7 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI MOTIVASI KERJA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM JEMBER

0 14 15

Analisis Pengaruh Faktor Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Pada Perusahaan Daerah Air Minum Jember

0 28 8

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,DIKLAT DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Diklat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Kota Madiun (Survey di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Madiun).

0 3 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KARANGAYAR.

0 2 6

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung pada Bagian Distribusi Air Bersih.

4 5 32

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi I Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang.

1 10 79

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURAKARTA.

0 0 21

Pengaruh Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

0 1 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Kota Surakarta

0 1 9

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

0 0 15