b. Pada Counter HP di Jogja Phone Market
1 Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
a Rumusan Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien regresi
β
3
adalah 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho berhasil ditolak Hasil pengujian hipotesis I adalah sebagai berikut lihat lampiran 6:
Y = -92,316+1,272X
1
+145,052X - 1,040 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitas Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan X = Variabel
Permodalan
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Permodalan
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel permodalan adalah -1,040.
Nilai signifikansi koefisien regresi β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan permodalan terhadap efektivitas
mengelola usaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,002
α
= 0,05. Artinya hasil analisis ini dapat digeneralisasikan pada seluruh
populasi pemilik counter di Jogja Phone Market. Untuk melihat kuat lemahnya pengaruh permodalan
terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha dapat dilihat pada koefisien interaksi antar
jiwa kewirausahaan dan permodalan sebesar 0,110 Maka nilai tersebut terdapat pada interval 0,00-0,199 yang berarti tingkat
pengaruhnya sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modal
sendiri mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha berbeda pada responden yang memiliki modal sendiri+asing pada
counter HP di Jogja Phone Market.
2 Pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
a Rumusan Hipotesis Ho : tidak ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien
regresi β
3
adalah 0,215 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho gagal ditolak. Hasil dari Hipotesis II sebagai
berikut lihat lampiran 6: Y = 9,424 + 0,549X
1
+48,422X - 0,373 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitas Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan X = Variabel
Pendidikan
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Pendidikan
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel pendidikan terhadap
efektivitas mengelola usaha adalah -0,373. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan pendidikan terhadap efektivitas mengelola usaha
menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,215
α
= 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan pada hubungan
jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha adalah tidak signifikan. Artinya hasil analisis ini tidak dapat
digeneralisasikan pada seluruh populasi pemilik counter HP di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendidiknan rendah mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha
tidak berbeda pada responden yang memiliki pendidikan tinggi pada counter HP di Jogja Phone Market.
3 Pengaruh kultur lingkungan kerja power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola
usaha. a Rumusan Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja power
distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan
efektivitas mengelola usaha. b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien regresi
β
3
adalah 0,243 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho gagal ditolak. Hasil dari Hipotesis III sebagai berikut lihat lampiran 6:
Y = -11,274 + 0,692X
1
+53,803X -0,387 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitas Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
X = Variabel Power Distance
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Power Distance
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel kultur lingkungan kerja pada
dimensi power distance adalah -0,387. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan power distance terhadap efektivitas mengelola usaha
menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,243
α
= 0,05. Artinya hasil analisis ini tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi
pemilik counter HP di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa power distance rendah
mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha tidak berbeda pada
responden yang memiliki power distance tinggi pada counter HP di Jogja Phone Market.
4 Pengaruh kultur lingkungan kerja individualism vs collectivsm terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas
mengelola usaha. a Rumusan Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja individualism vs collectivsm terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja individualism vs
collectivsm terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien
regresi β
3
adalah 0,238 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho gagal ditolak. Hasil dari Hipotesis III sebagai berikut lihat lampiran 6:
Y = 10,273 +0,542X
1
+46,272X - 0,347 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitas Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan X = Variabel
Indivdualism vs Collectivsm
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Indivdualism vs Collectivsm
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel kultur lingkungan kerja pada
dimensi indivdualism vs collectivsm adalah -0,347. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan indivdualism vs collectivsm terhadap
efektivitas mengelola usaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,238
α
= 0,05. Artinya hasil analisis ini tidak dapat digeneralisasikan
pada seluruh populasi pemilik counter HP di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
individulism mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha tidak
berbeda pada responden yang memiliki collectivism pada counter HP di Jogja Phone Market.
5 Pengaruh kultur lingkungan kerja femininity vs masculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas
mengelola usaha. a Rumusan Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja femininity vs masculinity terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja femininity vs
masculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien
regresi β
3
adalah 0,336 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho gagal ditolak. Hasil dari Hipotesis III sebagai berikut lihat lampiran 6:
Y = -0,246 +0,616X
1
+43,997X -0,328 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitsa Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan X = Variabel
Feminity vs Maculinity
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Feminity vs Maculinity
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel kultur lingkungan kerja pada
dimensi feminity vs maculinity adalah -0,328. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan feminity vs masculinity terhadap
efektivitas mengelola usaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,336
α
= 0,05. Artinya hasil analisis ini tidak dapat digeneralisasikan
pada seluruh populasi pemilik counter HP di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa femininity
mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha tidak berbeda pada
responden yang memiliki masculinity pada counter HP di Jogja Phone Market.
6 Pengaruh kultur lingkungan kerja uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola
usaha. a Rumusan Hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha. Ha
: ada pengaruh kultur lingkungan kerja uncertainty
avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
b Pengujian Hipotesis Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh koefisien
regresi β
3
adalah 0,162 lebih kecil dari taraf signifikansi
α
= 0,05 maka Ho gagal ditolak. Hasil dari Hipotesis III sebagai berikut lihat lampiran 6 :
Y = 3,436 + 0,589X
1
+ 15,658X - 0,419 X
1
X
2 2
Keterangan: Y
= Efektivitas Mengelola Usaha X
1
= Variabel Jiwa Kewirausahaan X = Variabel
Uncertainty Avoidance
2
X
1
X = Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Variabel Uncertainty Avoidance
2
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel kultur lingkungan usaha pada
dimensi uncertainty avoidance adalah -0,419. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan uncertainty avoidance terhadap efektivitas mengelola
usaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,162
α
= 0,05. Artinya hasil analisis ini dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi
pemilik counter HP di Jogja Phone Market. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa power distance lemah
mempengaruhi derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha tidak berbeda pada
responden yang memiliki power distance kuat pada counter HP di Jogja Phone Market.
C. Pembahasan Hasil Penelitian