32
Tabel VIII. Persentase jenis obat yang bekerja pada sistem saluran pencernaan yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi
Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005
No. Golongan
Jenis Obat Jumlah
Pasien Persentase
1 Penghambat pompa
proton lansoprazol
pantoprazol omeprazol
natrium rabeprazol 10
7 3
2 8,1
5,7 2,4
1,6
2 Antagonis reseptor H2
ranitidin 24
19,5 3 Khelator
sukralfat 4 3,2 4 Antasida
aluminium hidroksida
magnesium trisilikat simetikon
15 2
1 12,2
1,6 0,8
5 Adsorben dan obat
pembentuk massa attapulgit
3 2,4
6 Antimotilitas loperamid
hidroklorida 1 0,8
7 Pencahar stimulan
natrium pikosulfat bisakodil
12 11
9,8 8,9
8 Pelunak tinja
parafin cair 1
0,8 9 Pencahar
osmotik laktulosa
7 5,7
10 Enzim pencernaan
pankreatin 7
5,7
Tabel IX. Persentase jenis obat yang bekerja sebagai analgesik yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi Rawat Inap RSPR
Yogyakarta Tahun 2005
No. Golongan
Jenis Obat Jumlah
Pasien Persentase
1 Analgesik non-opioid
asetosal asetaminofen
asam mefenamat dipiron
34 10
12
5 27,6
8,1 9,8
4,1
2 Analgesik opioid
tramadol 1
0,8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel X. Persentase jenis obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi Rawat Inap RSPR
Yogyakarta Tahun 2005
No. Golongan
Jenis Obat Jumlah
pasien Persentase
1 Penisilin
amoksisilin ampisilin
coamoksiklav 4
4 1
3,2 3,2
0,8
2 Sefalosporin sefradin
ceftriaxone sefadroksil
sefiksim cefotaxime
cefuroxime sefotiam
cefazolin 1
13 3
5 3
2 2
1 0,8
10,5 2,4
4,1 2,4
1,6 1,6
0,8
3 Kuinolon siprofloksasin
levofloksasin ofloksasin
8 11
5 4,1
8,9 4,1
4 Makrolid klaritromisin
azitromisin roksitromisin
spiramisin 1
3 1
2 0,8
2,4 0,8
1,6
5 Sulfonamid dan
trimetropim cotrimoksazol
1 0,8
6 Antiprotozoa metronidazol 3 2,4
Tabel XI. Persentase jenis obat hormonal yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005
No. Golongan Jenis
Obat Jumlah
pasien Persentase
1 Insulin insulin
1 0,8
2 Antidiabetik oral
glikazid glipizid
metformin glimepirid
akarbosa 1
1 5
2 2
0,8 0,8
4,1 1,6
1,6
3 Antihipoglikemia glukagon
1 0,8
4 Antiinflamasi sistemik metilprednisolon
2 1,6
34
Tabel XII. Persentase jenis obat yang mempengaruhi gizi dan darah yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi Rawat Inap RSPR
Yogyakarta Tahun 2005
No. Golongan
Jenis Obat Jumlah
pasien Persentase
1 Cairan dan elektrolit
pemberian intravena Asering
dekstrosa Ringer laktat
NaCl 0,9; 3 Kaen 3B
52 15
10 9
6 42,3
12,2 8,1
7,3 4,9
2 Cairan dan elektrolit
pemberian oral Aspar K
Renapar 45
1 36,6
0,8 3 Metabolitropikum
sitokilin Bio ATP
piritinol HCl pirasetam garam
4 3
2 4
3,2 2,4
1,6 3,2
4 Seng garam
seng 3
2,4
5 Vitamin Cobazim
vitamin B komplek Kolkatriol
Becefort vitamin K
Alinamin F Santa E
1 1
1 1
1 2
1 0,8
0,8 0,8
0,8 0,8
1,6 0,8
6 Vitamin dengan mineral
Ultravita Pehavral
Theragran M 1
2 3
0,8 1,6
2,4
7 Suplemen gizi
Lipofood Ubi-Q
Lesichol 2
4 3
1,6 3,2
2,4
8 Asam amino
Aminoleban Ketosteril
Aminovel 600 Kidmin
1 3
1 1
0,8 2,4
0,8 0,8
Tabel XIII. Persentase jenis obat otot skelet dan sendi yang diberikan kepada pasien PJK di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun
2005
No. Golongan
Jenis Obat Jumlah
pasien Persentase
1 Obat untuk mengatasi gout
alopurinol 19
15,5
2 Antiinflamasi nonsteroid
ketoprofen selekosib
etodolak natrium deklofenak
6 14
2 2
4,9 11,4
1,6 1,6
35
C. Insidensi Interaksi Obat
Identifikasi adanya interaksi obat pada data yang diambil dari rekam medik, dianalisis secara teoritik menggunakan literatur karangan Tatro 2001.
Dari 123 pasien PJK rawat inap RSPR yang dianalisis, terdapat 62 pasien 50,4 yang mengalami interaksi obat yaitu pasien nomor 3, 7, 8, 11, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 24, 25, 26, 28, 30, 34, 36, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 51, 53, 56, 57, 59, 63, 64, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 74, 75, 77, 79, 81, 84, 85, 90, 92, 96, 97, 100, 101, 103,
105, 109, 111, 112, 116, 118, 119, 121, 122, dan 123.
D. Interaksi Obat Berdasarkan Mekanisme Interaksi
Data jumlah jenis interaksi berdasarkan mekanisme interaksi dapat dilihat pada tabel XIV. Dari tabel XIV diketahui bahwa interaksi obat yang paling
banyak terjadi adalah interaksi dengan mekanisme farmakokinetik.
Tabel XIV. Data Jumlah Jenis Interaksi Berdasarkan Mekanisme Interaksi Mekanisme
Jumlah Jenis Interaksi Persentase
Farmakokinetik 21 67,7
Farmakodinamik 3 9,7
Unknown 7 22,6
Total 31
100,0
Terdapat 21 kasus 67,7 interaksi obat yang terjadi dengan mekanisme farmakokinetik, 3 kasus 9,7 dengan mekanisme farmakodinamik, dan 7 kasus
22,6 dengan mekanisme yang tidak diketahui. Rincian mengenai interaksi obat berdasarkan mekanisme interaksi dapat
dilihat pada tabel XV. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel XV. Interaksi Obat Berdasarkan Mekanisme Interaksi Mekanisme
Obat A Obat B
Jumlah Pasien
Persentase
antasida asetosal 6 4,9
antasida kaptopril 4
3,3 antasida
levofloksasin, siprofloksasin
3 2,4
antasida ranitidin 4
3,3 asetosal
bisoprolol, propanolol,
metoprolol 7
5,7 asetosal kaptopril,
ramipril 14 11,4
asetosal spironolakton 1 0,8
attapulgit alopurinol 1
0,8 attapulgit digoksin
1 0,8
attapulgit metoprolol 1
0,8 digoksin akarbosa
1 0,8
digoksin kaptopril,
fosinopril,lisinopril 5
4,1 digoksin spironolakton
4 3,3
diltiazem atorvastatin,
simvastatin 2
1,6 diltiazem nifedipin
1 0,8
diltiazem ranitidin 2
1,6 diltiazem teofilin
1 0,8 furosemid asetaminofen
3 2,4
metformin akarbosa 2
1,6 ranitidin diazepam
3 2,4
Farmakokinetik
teofilin lansoprazol 1 0,8
furosemid digoksin 16 13,0
furosemid kaptopril,
ramipril, fosinopril
14 11,4
Farmakodinamik
teofilin diazepam 2 1,6
alopurinol ampisilin 2
1,6 alopurinol kaptopril
1 0,8
amiodaron digoksin 5
4,1 asetosal furosemid 14 11,4
digoksin diazepam,
alprazolam 3
2,4 ramipril spironolakton
1 0,8
Unknown
teofilin furosemid 3 2,4
37
E. Interaksi Obat Berdasarkan Nilai Signifikansi
Data jumlah pasien yang mengalami interaksi berdasarkan nilai signifikansinya dapat dilihat pada tabel XVI.
Tabel XVI. Data Jumlah Pasien yang Mengalami Interaksi Berdasarkan Nilai Signifikansi
Nilai Signifikansi Jumlah Pasien
Persentase 1
22 17,9
2 13 10,6
3 25 20,3
4 34 27,6
5 34 27,6
Dari tabel XVI diketahui bahwa persentase pasien yang mengalami
interaksi obat dengan nilai signifikansi 1 adalah 17,9 22 pasien, pasien dengan nilai signifikansi 2 adalah 10,6 13 pasien, pasien dengan nilai signifikansi 3
adalah 20,3 25 pasien, pasien dengan nilai signifikansi 4 adalah 27,6 34 pasien, dan pasien dengan nilai signifikansi 5 adalah 27,6 34 pasien.
Interaksi obat berdasarkan nilai signifikansi dapat diidentifikasi setelah diketahui level kejadian yang meliputi established, probable, suspected, possible,
dan unlikely; onset yang meliputi onset cepat dan onset lambat; tingkat keparahan yang meliputi tingkat keparahan mayor, moderat, dan minor. Interaksi obat
berdasarkan nilai signifikansinya diklasifikasikan dari 1 sampai 5, kriterianya dapat dilihat pada halaman 16.
Proses identifikasi interaksi obat berdasarkan nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel XVII.