4
3. Manfaat Penelitian
a. Memberikan masukan bagi Rumah Sakit Panti Rapih untuk peningkatan mutu dan kualitas pelayanan.
b. Bagi peneliti lain, hasil ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pola peresepan obat pada pasien penyakit jantung koroner di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005, meliputi jumlah obat yang diresepkan, bentuk sediaan obat, golongan dan jenis obat.
2. Insidensi terjadinya interaksi obat secara teoritik pada pasien penyakit jantung koroner di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode
2005. 3. Jumlah obat yang mengalami interaksi dengan mekanisme farmakokinetik,
farmakodinamik, dan mekanisme yang tidak diketahui. 4. Insidensi terjadinya interaksi obat berdasarkan nilai signifikansinya, meliputi
signifikansi 1,2,3,4, dan 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Penyakit Jantung Koroner
1. Definisi
Gambar 1. Penyumbatan pada arteri koroner Anonim, 2005
a
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit di mana terjadi ketidak
seimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen. Oksigen diangkut oleh darah
melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri koronaria. Persoalan timbul
bila oleh sesuatu sebab terdapat penyumbatan atau kelainan di arteri koronaria sehingga persediaan darah tidak cukup, ini berarti persediaan oksigen untuk
menggerakkan jantung secara normal berkurang Soeharto, 2004.
2. Epidemiologi
Peristiwa kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner lebih cepat terjadi pada laki-laki daripada wanita. Data dari penelitian terbaru
Framingham menunjukkan bahwa angka prevalensi sekitar 1,5 untuk wanita dan 4,3 untuk laki-laki berusia 50 sampai 59 tahun. Resiko perkembangan penyakit
6 jantung koroner di seluruh dunia tidak sama. Negara-negara seperti Jepang dan
Perancis prevalensinya lebih rendah daripada Finlandia, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Afrika Selatan Dipiro, 2005.
3. Etiologi
Sebanyak 98 kejadian PJK disebabkan oleh proses atherosclerosis pada arteri koronaria, sedangkan sisanya disebabkan oleh kelainan arteri koronaria
yang lain Pratanu, 1994.
4. Faktor Risiko
Hasil penyelidikan medis mengungkapkan bahwa ada serangkaian keadaan yang memungkinkan seseorang terkena PJK, inilah yang dinamakan
faktor risiko. Faktor risiko ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain kebiasaan
merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas, gaya hidup yang tidak sehat, hiperurikemia, faktor psikososial, dan obat-obat yang dapat merusak tubuh
meliputi progestin, kortikosteroid, dan siklosporin. Faktor-faktor ini dimodifikasi dengan mengubah atau menghindari faktor risiko yang bersangkutan. Faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, faktor genetik, pengaruh lingkungan seperti polusi udara, dan diabetes mellitus Dipiro, 2005.
5. Manifestasi Klinis
a. Angina pektoris stabil kronis
Laki-laki merupakan kira-kira 70 persen dari semua pasien dengan angina pektoris. Pasien tipikal dengan angina ialah seorang laki-laki berumur 50-
60 tahun atau seorang wanita berumur 65-75 tahun yang mengalami rasa tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI