Asetosal-Kaptopril, Ramipril Interaksi Obat Berdasarkan Nilai Signifikansi

48 Interaksi obat dengan nilai signifikansi 5 1. Antasida-Kaptopril Absorpsi gastrointestinal kaptopril menurun. Jika interaksi dapat diduga, pertimbangkan pemisahan penggunaan kaptopril dari makanan atau berikan antasida dalam selang waktu 1 sampai 2 jam. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 42, 46, 100, dan 118.

2. Antasida-Ranitidin

Antasida menyebabkan bioavailabilitas ranitidin menurun sebanyak 20-40. Berdasarkan data, tidak ada intervensi klinik yang diperlukan. Jika interaksi diduga akan terjadi, berikan antasida 1-2 jam sebelum ranitidin. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 51, 63, 68, dan 71.

3. Asetosal-Furosemid

Mekanisme interaksi tidak diketahui. Tidak ada intervensi klinik yang diperlukan. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 15, 20, 34, 40, 41, 42, 56, 57, 74, 79, 97, 100, 103, dan 105.

4. Furosemid-Asetaminofen

Asetaminofen menurunkan ekskresi prostaglandin renal dan aktivitas renin plasma. Berdasarkan data klinik terbaru, tidak ada tindakan pencegahan khusus yang diperlukan. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 28, 51, 84.

5. Metformin-Akarbosa

Akarbosa memperlama absorpsi intestinal metformin. Berdasarkan data, tidak ada tindakan pencegahan yang diperlukan. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 16 dan 70. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

6. Ranitidin-Diazepam

Bioavailabilitas diazepam berubah. Monitor respon klinik pasien. Pengaturan waktu pemberian dapat mencegah interaksi. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 20, 41, dan 71.

7. Teofilin-Furosemid

Mekanisme tidak diketahui. Tidak ada intervensi klinik, namun monitor kadar teofilin serum dan kesesuaian dosis teofilin diperlukan jika kejadian yang tidak diharapkan terjadi. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 11, 18, dan 42.

8. Teofilin-Lansoprazol

Lansoprazol meningkatkan metabolisme hepatik teofilin sehingga kadar teofilin serum menurun. Berdasarkan data, tidak ada tindakan pencegahan khusus yang diperlukan. Jika interaksi dapat diduga, dosis teofilin ditingkatkan. Interaksi terjadi pada pasien dengan nomor 18.

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2000-2004

0 32 101

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus Tahun 2012.

2 7 12

Profil peresepan dan evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 3 129

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 5 127

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005.

0 1 108

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Pola peresepan obat penyakit asma bronkial pada pasien pediatri di instalansi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2006.

0 10 108

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 - USD Repository

0 0 94