Berdasarkan mekanisme interaksi Interaksi Obat

15 tersebut meningkat, dan menimbulkan peningkatan efek dengan risiko terjadinya toksisitas Anonim, 2000. 4. Mempengaruhi ekskresi a. Ekskresi melalui empedu dan sirkulasi enterohepatik Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem transport yang sama. Sedangkan sirkulasi enterohepatik dapat diputuskan dengan mensupresi bakteri usus yang menghidrolisis konyugat obat atau dengan mengikat obat yang dibebaskan sehingga tidak dapat direabsorpsi. b. Sekresi tubuli ginjal Penghambatan sekresi di tubuli ginjal terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem transport aktif yang sama, terutama sistem transport untuk obat asam dan metabolit yang bersifat asam. c. Perubahan pH urin Perubahan ini akan menghasilkan perubahan bersihan ginjal melalui perubahan jumlah reabsorpsi pasif di tubuli ginjal yang berarti secara klinik hanya bila: 1 fraksi obat yang diekskresi utuh oleh ginjal cukup besar lebih dari 30; dan 2 obat berupa basa lemah dengan pKa 6,0-12,0 atau asam lemah dengan pKa 3,0-7,5 Gunawan, 2007. c. Interaksi farmakodinamik Interaksi ini terjadi ditingkat reseptor dan mengakibatkan berubahnya efek salah satu obat, yang bersifat sinergis bila efeknya menguatkan, atau antagonis bila efeknya saling mengurangi Anonim, 2000. 16

2. Berdasarkan level kejadian, onset, dan tingkat keparahan

a. Berdasarkan level kejadiannya: established interaksi obat sangat mantap terjadi, probable interaksi obat bisa terjadi, suspected interaksi obat diduga terjadi, possible interaksi obat mungkin terjadi, dan unlikely interaksi obat tidak terjadi. b. Berdasarkan onsetnya: onset cepat efek interaksi terlihat dalam 24 jam dan onset lambat efek interaksi terlihat setelah beberapa hari atau minggu. c. Berdasarkan tingkat keparahannya: mayor menyebabkan kerusakan permanen, moderat menyebabkan kemunduran status klinik pasien, dan minor interaksi biasanya ringan. Tatro, 2001

3. Berdasarkan nilai signifikansi

Interaksi obat berdasarkan nilai signifikansinya dapat diklasifikasikan dari 1 sampai 5. Formula untuk nilai signifikansi dapat dilihat pada tabel I. Tabel I. Nilai Signifikansi Interaksi Obat Tatro, 2001 Nilai Tingkat Keparahan Level Kejadian 1 Mayor Established, probable, suspected 2 Moderat Established, probable, suspected 3 Minor Established, probable, suspected 4 MayorModerat Possible Minor Possible 5 Minor Unlikely 17

D. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik Siregar, 2003. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983MenkesSKXI1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. Guna melaksanakan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai berbagai fungsi yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, administrasi umum dan keuangan Siregar, 2003.

E. Rekaman Medik

Setiap rumah sakit dipersyaratkan mengadakan dan memelihara rekaman medik yang memadai dari setiap penderita, baik untuk penderita rawat tinggal maupun penderita rawat jalan. Rekaman medik harus secara akurat didokumentasikan, segera tersedia, dapat digunakan, mudah ditelusuri kembali retrieving, dan lengkap. Definisi rekaman medik menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan 18 dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang penderita selama dirawat di rumah sakit, baik rawat jalan maupun rawat tinggal Siregar, 2003. Kegunaan rekaman medik adalah seperti di bawah ini. 1. digunakan sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan penderita 2. merupakan suatu sarana komunikasi antar dokter dan setiap profesional yang berkontribusi pada perawatan penderita 3. melengkapi bukti dokumen terjadinyapenyebab kesakitan penderita dan penangananpengobatan selama tiap kali tinggal di rumah sakit 4. digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang diberikan kepada penderita 5. membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit dan praktisi yang bertanggungjawab 6. menyediakan data untuk digunakan dalam penelitian dan pendidikan 7. sebagai dasar perhitungan biaya; dengan menggunakan data dalam rekaman medik, bagian keuangan dapat menetapkan besarnya biaya pengobatan seorang penderita Siregar, 2003

F. Keterangan Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2000-2004

0 32 101

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Jantung Koroner Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus Tahun 2012.

2 7 12

Profil peresepan dan evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 3 129

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 5 127

Profil peresepan obat antihipertensi pada pasien pre-eklampsia di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 1 110

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005.

0 1 108

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Pola peresepan obat penyakit asma bronkial pada pasien pediatri di instalansi rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2006.

0 10 108

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005 - USD Repository

0 0 94