Obat Hepatoprotektor Pola Pengobatan Hepatitis B

5. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskuler

Tabel IX. Golongan dan jenis obat yang bekerja pada sistem kardiovaskuler yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007 No. Golongan Obat Jenis Obat Nama Generik Nama Dagang Jumlah Kasus 1. Diuretikum Diuretik hemat kalium Spironolakton Aldactone 1 14 Diuretik kuat Furosemid Lasix 1 14 Golongan obat yang bekerja sistem kardiovaskuler yang digunakan dalam terapi hepatitis B non-komplikasi yaitu diuretikum. Obat golongan diuretik yang digunakan dalam terapi ini termasuk jenis diuretik hemat kalium dan diuretik kuat. Spironolakton dan furosemid merupakan obat diuretikum yang diindikasikan untuk membantu mengatasi masalah edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites. Penggunaan kombinasi diuretika mungkin efektif untuk edema yang resisten terhadap pengobatan dengan satu diuretika. Misalnya diuretika kuat dapat dikombinasikan dengan diuretika hemat kalium. Obat golongan diuretikum tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan keseimbangan elektrolit atau gangguan ginjal berat karena menyebabkan ekskresi elektrolit.

6. Obat Hepatoprotektor

Tabel X. Golongan dan jenis obat hepatoprotektor yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007 No. Golongan Obat Jenis Hepatoprotektor Nama Dagang Jumlah Kasus 1 Hepatoprotektor Curcuma, silymarin, xanthorrhiza Cursil 2 28 Schizandrae frucus HP Pro 5 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hepatoprotektor adalah obat yang bekerja melindungi kesehatan fungsi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain. Hepatoprotektor memberikan perlindungan terhadap virus, kuman, atau toksin. Obat hepatoprotektor yang diberikan, berisi bahan alami tradisional yang banyak digunakan di Asia. Curcuma domestica kunyit dan Curcuma xanthorrhiza temulawak merupakan tanaman obat fitofarmaka yang diketahui mengandung senyawa kurkumin yang mempunyai sifat sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Kemampuan antiinflamasi ini berhubungan dengan kemampuan menurunkan tingkat ALT dan AST. Selain itu, kurkumin juga mempunyai kemampuan menstimulasi sekresi empedu oleh hati kolelitolitik dan ekskresinya ke duodenum, sehingga memetabolisme lemak. Silybum marianum Silimarin memiliki kemampuan antihepatotoksik melalui aksi antioksidan. Selain itu silimarin dapat meningkatkan laju sintesis asam ribonukleat ribosom melalui stimulasi dari nulkeolar polimerase I. Protein ini mensintesis dan mempercepat proses regenerasi sel Czygan et al, 2001. Schizandrae chinensis memiliki kemampuan efektif dalam melawan hepatitis virus dan hepatitis terinduksi kimia. Schizandrae menunjukkan tingkat ALT rendah pada pasien hepatitis virus kronik Sinclair, 1998. Selain itu, Schizandrae HP Pro dapat menghentikan nekroinflamasi dan normalisasi fungsi hati. Bahan-bahan alami di atas memang telah terbukti dapat melindungi fungsi hati, sehingga obat-obat ini menjadi pilihan untuk diresepkan pada pasein hepatitis B non- komplikasi di R.S Panti Rapih. Hal ini dikarenakan belum adanya obat modern yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit hepatitis B. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Obat-obat hormonal