Diagnosis Patofisiologi Hepatitis B

6. Diagnosis

Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif 6 bulan di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah gejala klinik yang ditandai dengan peningkatan intermiten alanin aminotransferase ALT lebih dari 10 kali batas atas nilai normal BANN. Diagnosis infeksi hepatitis B didasarkan pada: pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi, dan histologi. a. Pemeriksaan serologi Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi hepatitis B kronis adalah: HBsAg, HBeAg, anti HBe, dan HBV DNA. Secara serologi, infeksi hepatitis persisten dibagi menjadi hepatitis B kronis dan keadaan carrier HBsAg inaktif. Yang membedakan keduanya adalah titer HBV DNA, derajat nekro-inflamasi, dan adanya serokonversi HBeAg. Sedangkan hepatitis B kronis sendiri dibedakan berdasarkan HBeAg, yaitu hepatitis B kronis dengan HBeAg positif dan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif. b. Pemeriksaan virologi Dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum. Hal ini sangat penting untuk menggambarkan tingkat replikasi virus. Salah satu kepentingan lain penentuan kadar HBV DNA adalah untuk membedakan antara carrier hepatitis inaktif dengan hepatitis B kronis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Pemeriksaan biokimiawi Pada pemeriksaan biokimiawi, yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktifitas kroinflamasi. Oleh karena itu, pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. d. Pemeriksaan histologi Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis, dan menentukan manajemen anti viral Suharjo dan Cahyono, 2006. Secara ringkas, definisi dan kriteria dianositik hepatitis B dapat dilihat pada tabel I dan gambar 5 berikut ini. Tabel I. Definisi dan kriteria diagnostik pasien dengan infeksi hepatitis B Suharjo dan Cahyono, 2006 Keadaan Definisi Kriteria Diagnostik Hepatitis B kronis Proses nekro-inflamasi kronis hati disebabkan oleh infeksi persisten virus hepatitis B. Dapat dibagi menjadi hepatitis B kronis dengan HBeAg positif + dan HBeAg negatif -. 1. HBsAg + 6 bulan. 2. HBV DNA serum 10 5 copiesml. 3. Peningkatan kadar ALTAST secara berkalapersisten 4. Biopsi hati menunjukkan hepatitis kronis skor nekro- inflamasi 4 Carrier HBsAg inaktif Infeksi virus hepatitis B persisten tanpa disertai proses nekro-inflamasi yang signifikan. 1. HBsAg + 6 bulan. 2. HBeAg - , anti HBe + 3. HBV DNA serum 10 5 copiesml. 4. Kadar ALTAST normal. 5. Biopsi hati menunjukkan tidak adanya hepatitis yang signifikan skor nekro- inflamasi 4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5. Grafik petanda serologi pasien hepatitis B Anonim, 2008

7. Pengobatan