f. dosis terlalu tinggi dosage too high
Artinya jika dosis obat tersebut terlalu tinggi atau melebihi dari dosis yang dianjurkan untuk pasien.
5. Pasien hepatitis B non-komplikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
semua pasien rawat inap yang dalam rekam medis didiagnosis akhir sebagai hepatitis B tanpa penyakit penyerta pada periode Januari – Juni 2007.
6. Pola pengobatan adalah penggolongan atau mengelompokkan obat yang
digunakan dalam terapi pasien hepatitis B non-komplikasi selama dirawat di R.S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007 berdasarkan golongan obat,
kelompok obat, dan jenis obat. 7.
Outcome adalah kondisi pasien saat keluar dari rumah sakit membaik, sembuh, atau meninggal dunia setelah pasien menjalani pengobatan di R S Panti Rapih
Yogyakarta. 8.
Lembar rekam medik adalah catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data klinis pasien hepatitis B non-komplikasi di R S Panti Rapih yang meliputi:
nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, anamnesis, diagnosis masuk dan keluar, jenis obat yang digunakan serta aturan pakainya.
C. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis keluar hepatitis B non-komplikasi pada lembar rekam medik yang menjalani rawat
inap di R.S Panti Rapih periode Januari – Juni 2007.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar catatan medik medical record pasien dengan diagnosis keluar
hepatitis B non-komplikasi di instalasi rawat inap R.S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
E. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di instalasi rekam medik R.S Panti Rapih Yogyakarta, Jalan Cik Ditiro 30 Yogyakarta 55223.
F. Jalannya Penelitian
Penelitian tetang kajian Drug Related Problems DRPs pada kasus hepatitis B non-komplikasi, dilakukan dalam 4 tahap.
1. Tahap Perencanaan Persiapan
Tahap perencanaan atau persiapan diawali dengan survei jumlah pasien hepatitis B non-komplikasi yang menjalani rawat inap di R S Panti Rapih
Yogyakarta selama periode Januari – Juni 2007 yang diperoleh dari unit rekam medik.
2. Tahap Pengambilan Pengumpulan Data
Tahap ini adalah tahap penggumpulan data dari pasien hepatitis B non- komplikasi yang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari – Juni
2007. Data yang diambil terdiri atas: nomor catatan medik, jenis kelamin, umur, lama perawatan, anamnesis, diagnosis masuk, diagnosis keluarakhir, riwayat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyakit, riwayat obat, riwayat alergi, obat yang diresepkan selama perawatan meliputi: dosis, frekuensi pemberian, dan bentuk sediaan obat, serta data
penunjang lainnya seperti: pemeriksaan fisik dan data laboratorium. Data yang diperoleh sebanyak 7 data yang diambil secara non-random dari daftar pasien
hepatitis B non-komplikasi pada bagian rekam medik.
3. Tahap Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melihat karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dan umur, kemudian menggelompokkan obat yang digunakan
dalam terapi hepatitis B non-komplikasi berdasarkan golongan obat dan jenis obat, setelah itu dihitung jumlah kasus yang terjadi DRPs dan dikelompokkan
berdasarkan tipe atau jenis DRPs. Ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat tidak dapat diamati, karena penelitian ini bersifat retrospektif.
Untuk tata cara analisa hasil dilakukan sebagai berikut ini. 1.
Distribusi jenis kelamin pasien pada kasus hepatitis B non komplikasi 2.
Distribusi umur
pasien pada
kasus hepatitis
B non-komplikasi
dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu umur 5 tahun, 5 – 12 tahun, 12 – 18 tahun, 18 – 55 tahun, dan 55 tahun.
3. Persentase umur pasien pada kasus hepatitis B non-komplikasi dihitung
berdasarkan jumlah kasus masing-masing kelompok umur, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh kasus yang ada lalu dikalikan 100.
4. Persentase golongan dan jenis obat yang digunakan dihitung dengan cara
menjumlahkan berapa kasus yang menggunakan golongan dan jenis obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sama, kemudian dibagi dengan jumlah seluruh kasus dan dikalikan 100.
5. Kajian penggunaan obat pada kasus hepatitis B non-komplikasi di R S Panti
Rapih dilakukan dengan mengidentifikasi DRPs seperti berikut ini. a.
Tidak perlu obat unnecessary drug therapy b.
Butuh obat need for additional drug therapy c.
Obat salah wrong drugineffective drug d.
Dosis terlalu rendah dosage too low e.
Efek Samping Obat adverse drug reaction dan interaksi obat drug interaction
f. Dosis terlalu tinggi dosage too high
Kajian DRPs yang terjadi dalam pengobatan pada kasus hepatitis B non- komplikasi dilakukan dengan melihat standar yang ada. Standar yang digunakan
disini adalah Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI tahun 2000, MIMS Indonesia tahun 2006, dan Drug Information Handbook DIH tahun 2006.
4. Pembahasan kasus
Pembahasan kasus dilakukan dengan metode SOAP Subjective, Objective, Assessment, Plan dan dianalisa berdasarkan standar pengobatan hepatitis B dan
pustaka yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Kesulitan
Penelitian retrospektif mempunyai kelemahan yaitu peneliti tidak dapat mengamati perkembangan kondisi pasien yang sebenarnya berkaitan dengan analisis
tipe DRPs, yaitu terjadinya adanya efek samping obat, dan interaksi obat. Selain itu, penulis mengalami kesulitan dalam membaca catatan terapi rekam medik yang
kurang jelas, penggunaan bahasa daerah dalam penulisan keluhan pasien, atau catatan medik tidak lengkap misalnya: tidak mencantumkan tanda vital harian, data
laboratorium kurang lengkap, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pasien Hepatitis B Non-Komplikasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian rekam medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, diperoleh 7 kasus hepatitis B non-komplikasi. Dari data yang ada,
diperoleh gambaran seperti berikut ini. Gambaran kasus pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007 berdasarkan jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada gambar 6 dan tabel III berikut ini.
1. Jenis Kelamin
Gambar 6. Diagram prosentase pasien hepatitis B non-komplikasi berdasarkan jenis kelamin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari – Juni 2007
Dari data gambar 6, dapat diketahui bahwa jumlah pasien hepatitis B non- komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar daripada jumlah pasien hepatitis B non- komplikasi dengan jenis kelamin perempuan.
laki-laki 86
perempuan 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI