Gambar 5. Grafik petanda serologi pasien hepatitis B
Anonim, 2008
7. Pengobatan
Sampai saat ini, belum ditemukan obat modern yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit hati hepatitis. Manajemen terapi hepatitis biasanya
bersifat suportif. Bersifat suportif, lebih dikaitkan dengan kemampuan obat sebagai pemasok energi alternatif kelaziman minum manis yang dianjurkan bagi
penderita hepatitis Donatus, 1992. Terapi suportif juga bisa dilakukan dengan cara: mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, menjaga
keseimbangan cairan tubuh, menghindari obat yang yang bersifat hepatotoksik, dan menghindari alkohol. Pasien harus mencegah terjadi kelelahan tidak boleh
memforsir tubuhnya, dan harus istirahat total bed-rest dalam fase akut. Manajemen terapi ini juga termasuk memonitor perkembangan penyakit hati
kronik dan mencegah penyebaran serta komplikasi penyakit Raebel, 1997. Selain manajemen terapi secara suportif, pengobatan terapi hepatitis harus
bersifat kuratif dan preventif. Bersifat kuratif artinya obat hepatitis harus menunjukkan keaktifan anti-radang dan perangsangan regenerasi sel. Preventif
artinya obat hepatitis harus dapat menunjukkan kemampuan mencegah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melindungi sel hati terhadap serangan ulang virus atau senyawa endogen yang berpotensi sebagai hepatotoksin.
Pasien memerlukan perawatan di rumah sakit jika pasien mengalami dehidrasi berat dengan kesulitan masukan per oral, kadar SGPT-SGOT 10 kali
nilai normal, vomiting yang lama, kegagalan koagulasi, dan bila ada kecurigaan hepatitis fulminan Raebel, 1997.
8. Penatalaksanaan Terapi
Penatalaksanaan terapi pada penyakit hepatitis B dapat diuraikan sebagai berikut:
a. tujuan terapi
Tujuan terapi hepatitis B adalah untuk mengeliminasi secara bermakna replikasi virus hepatitis B HBV dan mencegah progresi penyakit hati
menjadi sirosis yang berpotensi menjadi gagal hati dan mencegah karsinoma hepatoseluler pada saat pengobatan, serta mencegah terjadinya komplikasi
setelah menjalani prosedur terapi Suharjo dan Cahyono, 2006. Terapi yang dilakukan diharapkan juga dapat menjaga dan meningkatkan kualitas hidup
pasien. b.
sasaran terapi Pada penatalaksanaan terapi hepatitis B, yang menjadi sasaran terapi
adalah nilai atau kadar HBV DNA serta kadar bilirubin dan SGOTSGPT dalam darah. Terapi dilakukan untuk sedapat mungkin menurunkan kadar
HBV DNA serendah mungkin, serokonversi HBeAg, dan normalisasi kadar ALT bilirubin dan SGOTSGPT dalam darah. Sasaran sebenarnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghilangnya HBsAg, namun sampai saat ini keberhasilannya hanya berkisar 1-5, sehingga sasaran tersebut tidak digunakan Suharjo dan
Cahyono, 2006. c.
strategi terapi Strategi terapi pada pasien hepatitis B meliputi terapi farmakologis dan