Inti sari riwayat hidup Soemitro Djojohadikusumo Keistimewaan

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 160 Orde Baru 1966 – 1998. Beliau tidak sependapat dengan kebijakan industrialisasi yang dilakukan sekaligus pada masa itu. Menurutnya, proses industrialisasi harus dilakukan secara bertahap karena Indonesia tidak memiliki basis industri yang kuat. Krisis moneter pada tahun 1997 – 1998 membukti- kan bahwa industrialisasi yang dipaksakan itu ternyata tidak dapat bertahan. Selama masa hidupnya, Soemitro pernah menjabat sebagai Pembantu Staf Perdana Menteri Republik Indonesia 1946, Presiden Direktur Indonesian Bangking Cor- poration 1947, Wakil Ketua Perutusan In- donesia pada Dewan Keamanan PBB 1948 – 1949, anggota delegasi Republik Indone- sia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda 1949, dan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Republik Indonesia KBRI di Wash- ington DC, Amerika Serikat 1950. Pada masa Orde Lama, Soemitro pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian 1950 – 1951 dalam usia yang masih sangat muda 33 tahun. Dua tahun kemudian, ia menjadi Menteri Keuangan 1952 – 1953 dan 1955 – 1956. Pada masa Orde Baru, beliau dua kali menjadi menteri, yakni Menteri Perdagangan 1968 – 1973 dan Menteri Negara Riset 1973 – 1978. Selepas masa baktinya dalam Kabinet Pembangunan II, Soemitro menjadi konsultan ekonomi pada PT Indoconsult dan PT Edecon, Komisaris PT Bank Perkembangan Asia, Bank Universal, dan Presiden Komisaris PT Astra. Sebagai ilmuwan kampus, Soemitro juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1951 – 1957 dan guru besar ilmu ekonomi. Karya ilmiah yang dihasilkan Soemitro mencakup sejumlah buku dan makalah il- miah yang berkaitan dengan masalah pem- bangunan dan kebijakan negara. Di antaranya adalah Soal Bank di Indonesia 1946; Kebi- jaksanaan di Bidang Ekonomi Perdagangan 1972; Indonesia dalam Perkembangan Du- nia Kini dan Masa Datang 1976; Science, Resource, and Development 1977; Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila 1985; Perdagangan dan Industri dalam Pembangun- an 1986, Kredit Rakyat di Masa Depresi 1989; serta Perkembangan Pemikiran Eko- nomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan 1994. Soemitro merupakan salah seorang arsitek pembangunan ekonomi Indonesia, terutama pada masa awal pemerintahan Orde Baru. Pada masa itu, perekonomian Indone- sia berada dalam kondisi sangat menyedihkan yang ditandai oleh tingginya tingkat inflasi yang mencapai 600, ketidakmampuan membayar utang luar negeri, merebaknya pengangguran, dan kondisi kesejahteraan rak- yat yang memprihatinkan. Sumbangan pemi- kirannya untuk pembangunan ekonomi di masa awal Orde Baru ini sangat besar. Tidak berlebihan jika berbagai kalangan menyebut- nya sebagai “Begawan ekonomi” Indonesia. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar 9, 2005, dengan pengubahan Setelah membaca teks di atas, kalian dapat mendiskusikan teks tersebut untuk menyarikan riwayat hidup Soemitro Djojoha- dikusumo, menyimpulkan keistimewaan-keistimewaan, dan men- catat hal-hal yang bermanfaat bagi siswa. Hasil diskusi mengenai ketiga hal tersebut dapat kalian kemukakan sebagaimana contoh berikut.

1. Inti sari riwayat hidup Soemitro Djojohadikusumo

Soemitro dilahirkan di Kebumen, Jawa Tengah, 29 Mei 1917. Beliau mulai memikirkan ekonomi Indonesia dengan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ekonomi Nederland. Beliau mencapai gelar doktor ilmu ekonomi saat masih muda, yaitu belum genap 26 tahun. Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 7 Ekonomi 161 Selama hidupnya, Soemitro memiliki karier dan jabatan yang baik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam usianya yang masih sangat muda 33 tahun beliau telah menjadi Menteri Perdagangan dan Perindustrian. Dua tahun kemudian, beliau menjadi Menteri Keuangan. Itu terjadi pada masa Orde Lama. Pada masa Orde Baru, beliau juga pernah menjadi menteri berturut-turut. Pertama, Menteri Perdagangan dan kedua, Menteri Negara Riset. Setelah menjadi Menteri Negara Riset, beliau juga masih berkarier dalam bidang ekonomi. Beberapa karya ilmiah yang dihasilkan Soemitro antara lain Soal Bank di Indonesia 1946; Kebijaksanaan di Bidang Ekonomi Perdagangan 1972; Indonesia dalam Perkem- bangan Dunia Kini dan Masa Datang 1976; Science, Re- source, and Development 1977; Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila 1985; Perdagangan dan Industri dalam Pembangunan 1986; Kredit Rakyat di Masa Depresi 1989; serta Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Beliau banyak memberikan sumbangan pemikiran untuk pembangunan ekonomi di masa awal Orde Baru yang pada masa itu, perekonomian Indonesia berada dalam kondisi sangat menyedihkan. Maka itu, Soemitro Djojohadikusumo dijuluki sebagai “begawan ekonomi” Indonesia.

2. Keistimewaan

a. Beliau mendapat gelar doktor ilmu ekonomi ketika umurnya belum genap 26 tahun. b. Beliau menjabat sebagai menteri dalam usia yang masih sangat muda, yaitu 33 tahun. c. Beliau berani mengkritik kebijakan pembangunan yang dinilainya dapat merusak proses pembangunan nasional. d. Beliau berani mengemukakan kebocoran dana pembangunan yang disebabkan oleh korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN pada masa Orde Baru 1966 - 1998. e. Beliau berani mengemukakan ketidaksependapatan dengan kebijakan industrialisasi yang dilakukan pada masa itu dengan suatu alasan. f. Beliau pernah menjabat sebagai menteri selama empat kali. g. Beliau memberikan sumbangan pemikiran yang sangat besar untuk pembangunan ekonomi di masa awal Orde Baru.

3. Nilai-nilai yang bermanfaat