Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan

Pelajaran 10 Perdagangan 223

A. Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan

Apakah yang terlintas dalam benak kalian saat mendengarkan pembacaan sebuah puisi? Dapatkah kalian memahami maknanya? Pada pembelajaran ini, kita akan mengulas materi mendengar, menanggapi, dan merefleksikan pembacaan puisi. Pemaknaan dan pengungkapan isi terhadap sebuah puisi dapat dilakukan dengan cara menganalisis rangkaian kata-kata yang digunakan berdasar- kan suasana atau nuansa, irama, pilihan kata, baik secara eksplisit maupun implisit. Meskipun kata-kata dalam puisi memiliki makna yang multitafsir, tapi bukan berarti puisi tersebut tidak memiliki arti atau makna paling dominan yang dapat “digarisbawahi”. Untuk dapat memahami, menanggapi, dan merefleksikan sebuah puisi yang dibacakan, kalian harus benar-benar berkonsentrasi dalam menyimaknya. Sebelum kalian menanggapi puisi yang kalian dengar, sudah tentu kalian harus memahami isi puisi tersebut dengan benar pula. Untuk melatih kemampuan tersebut, simaklah pem- bacaan puisi yang dilakukan teman kalian terhadap puisi di bawah ini, kemudian pahamilah uraiannya. Hak Angket BBM Satu Kata: Menjual Diri Demi Prestasi Suara Diri Hak Angket BBM Demi Rakyat atau Demi Politik Pribadi? Hak Angket BBM Logika Ekonomi atau Logika Nafsu Pemilu Hak Angket BBM Mencoba Mencari Muka Mencoba Mencari Suara Buka Mata Buka Telinga Dongeng dan Dagelan Politik sedang Bertahta Personal Idea Sumber : www.google.co.id Setelah mendengarkan pembacaan puisi di atas, kalian dapat menguraikan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang digu- nakan. Hal ini dapat digunakan untuk memahami isi dan meng- ungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan na- da, suasana, irama, dan pilihan kata tersebut, kalian dapat menje- laskan hasil uraian kalian sebagaimana contoh berikut. Puisi dengan judul “Hak Angket BBM” disampaikan dengan nada, suasana, dan irama yang semangat tapi bersahaja. Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat merefleksi isi puisi yang dibacakan dengan kehidupan sehari-hari. Sumber: Dok. Penerbit Bingkai Sastra Citraan dalam karya sastra sebagai salah satu sarana retorika itu dapat disebut gambar angan sebuah objek yang tampak oleh mata batin, tetapi juga dapat menyarankan hal-hal yang merangsang pancaindra yang lain, sebagai “permainan bahasa’’ yang erat kaitannya dengan fungsi pancaindra. Citraan setidaknya dapat dibedakan atas beberapa macam: 1. Citraan lihatan, misalnya: Di Meja Makan Karya: W.S. Rendra Ruang diributi jerit dada : dengaran Di unduh dari : Bukupaket.com Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 224 Dalam hal ini, diksi atau pilihan kata yang digunakan penyair mengungkapkan adanya nuansa protes dan kritik; adanya sedikit nuansa kekecewaan; serta adanya keinginan untuk membuka hati masyarakat terhadap kehidupan ekonomi dan politik. Hal ini ditunjukkan oleh penyair dalam puisi tersebut yang melihat atau merasakan suasana yang demikian. Ungkapan protes dan kritik terungkap mulai baris pertama sampai baris keenam.Ungkapan nuansa kekecewaan terdapat pada semua kalimat-kalimatnya yang menyatakan bahwa pengarang merasa kecewa dengan tokoh-tokoh ekonomi dan politik yang menyalahgunakan jabatannya. Adapun ungkapan keinginan untuk membuka hati masyarakat terhadap kehidupan ekonomi dan politik terdapat dalam dua baris terakhir: Buka Mata Buka Telinga; Dongeng dan Dagelan Politik sedang Bertahta. Secara garis besar, makna puisi tersebut adalah pengalaman batin atau jiwa pengarang terhadap kehidupan ekonomi dan politik Indonesia yang buruk. Merefleksikan isi puisi berarti menempatkan isi puisi tersebut sebagai cerminan atau perenungan terhadap diri seseorang, setelah melalui proses pemahaman dan perenungan. Berdasarkan isi atau makna puisi yang kalian tangkap, kalian dapat mencermati contoh bentuk refleksi sebagai berikut. 1. Kita harus dapat menyikapi segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan, baik diri sendiri, orang lain, masyarakat, maupun negara. 2. Kita harus menjadi diri sendiri yang tidak mudah terpe- ngaruh oleh orang lain dan selalu menjaga harga diri. 3. Kita tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum. Uji Kemampuan 1 Simaklah puisi berikut dengan cermat Pergi Kelebat camar senja yang telah tancapkan paruhnya pada buritan kapalmu Dan telah memaksaku Memilih perih ini Aku akan datang menjumpaimu Sambal tomat pada mata Meleleh air racun dosa Ballada Orang-orang Tercinta, 1986: 37—38 2. Citraan dengaran, misalnya: Ada Tilgram Tiba Senja Karya: W.S. Rendra Ada podang pulang ke sarang Tembangnya panjang berulang-ulang; Pulang ya pulang, hai petualang. Ballada Orang-orang Tercinta, 1986: 28—30 3. Citraan rabaan, misalnya: Ada Tilgram Tiba Senja Karya: W.S. Rendra Kapuk randu, Kapuk randu. Selembut tudung cendawan Kuncup-kuncup di hatiku Pada mengembang bermerkahan Ballada Orang-orang Tercinta, 1986: 28-30 4. Citraan penciuman, misalnya: Nyanyian Suto untuk Fatima Karya: W.S. Rendra Dua puluh tiga matahari bangkit dari pundakmu Tubuhmu menguapkan bau tanah Blues untuk Bonnie, 1976: 12 5. Citraan cecapan, misalnya: Ballada Kasan dan Patima Karya: W.S. Rendra Bini Kasan ludahnya air kelapa …. Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 10 Perdagangan 225 kelak saat rembulan tua usai mendendangkan sajak-sajak rindunya pada angsa putih yang bertapa di tepi telaga Menanti kekasihnya yang hilang Disapu badai Rizka Dian P. SMU Muh. I Jogjakarta Horison, Januari 2005 Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu 1. Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas? 2. Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang ter- gambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data 3. Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi tersebut? 4. Uraikan gambaran yang dapat kamu tangkap atas puisi tersebut berkaitan dengan pengindraan, perasaan, dan pendapat 5. Jelaskan makna puisi tersebut secara garis besar dengan menunjukkan data 6. Jelaskan hal yang dapat kamu refleksikan dari puisi di atas dalam kehidupanmu

B. Menjelaskan Hubungan Latar Suatu Cerpen dengan Realitas Sosial