Menceritakan Pengalaman Paling Menge- sankan

Pelajaran 1 Peristiwa 9 1. Kumpulkanlah hasil kerjamu berkenaan dengan menyimak berita dalam bentuk laporan 2. Diskusikan bersama teman-temanmu berkenaan dengan hasil kerjamu tersebut 3. Tulislah hasil diskusimu di selembar kertas Portofolio Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat mengemukakan pokok-pokok yang mengesankan dari suatu pengalaman paling mengesankan serta menceritakan pengalaman tersebut dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif.

B. Menceritakan Pengalaman Paling Menge- sankan

Pengalaman merupakan suatu hal atau peristiwa yang pernah dialami. Pengalaman bersifat lampau atau terjadi pada masa lalu dan tidak tergantung berapa lamanya waktu tersebut. Selain dialami secara langsung, pengalaman juga dapat diperoleh dari mendengar, melihat, atau merasakan terhadap suatu hal atau peristiwa. Pengalaman dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang beragam. Misalnya hal atau peristiwa yang menyenangkan, menyedihkan, atau mengandung nuansa lucu dan konyol. Di antara sekian banyak pengalaman yang dimiliki setiap orang, tentunya terdapat pengalam- an yang paling berkesan. Pengalaman yang dimiliki seseorang mempunyai suatu nilai berharga. Pengalaman dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan batin, cerita hidup, serta bahan cerita kepada orang lain. Selain itu, pengalaman juga dapat sebagai bahan introspeksi diri. Oleh sebab itu, pepatah yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang sebenarnya atau pengalaman adalah guru yang paling ber- harga, tepat adanya. Kerjakan tugas berikut 1. Simaklah berita dari radio atau televisi selama satu minggu Usahakan kamu dapat menyimak satu berita setiap hari 2. Tuliskanlah pokok isi-pokok isi dari setiap berita yang kamu simak 3. Tuliskanlah kesimpulan isi berita tersebut 4. Presentasikan hasil kerjamu di depan kelas Tulislah pokok isi-pokok isi dan kesimpulan isi berita tersebut di buku tugas TAGIHAN Di unduh dari : Bukupaket.com Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 10 Berbagi pengalaman harus dilakukan dengan baik. Artinya, cerita mengenai pengalaman disampaikan semenarik mungkin serta berkesan. Agar saat berbagi pengalaman dapat menarik dan berkesan, tentu diperlukan penceritaan pengalaman yang baik. Untuk itu, kemampuan menceritakan pengalaman perlu dikuasai. Apabila seseorang dapat menceritakan pengalaman dengan baik dan menarik, tentu pendengar dapat menerima atau memahami isi cerita pengalaman dengan baik pula. Saat menceritakan pengalaman, diharapkan pendengar dapat membayangkan suasana yang diceritakan. Maka itu, kalian harus memerhatikan hal-hal dalam menceritakan pengalaman. Hal-hal yang perlu kalian perhatikan dalam menceritakan pengalaman di antaranya berikut. 1. Menggunakan pilihan kata dan perangkaian kalimat yang tepat, jelas, menarik, serta komunikatif. 2. Menyampaikan cerita berdasarkan urutan ruang dan waktu yang runtut dan terperinci. 3. Mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan peristiwa secara detail. 4. Menggunakan pola penceritaan yang tepat sesuai bentuk pengalaman. Misalnya gaya penceritaan yang deskriptif dan ekspresif, sehingga mampu membangkitkan gambaran pendengar. 5. Menampilkan gerakan tubuh atau gestur, ekspresi, variasi intonasi, kejelasan artikulasi, serta volume suara yang tepat. 6. Menerapkan tempo bercerita yang tepat. Misal tidak terlalu cepat atau lambat serta penekanan pada suatu kejadian yang bernilai lebih. Simaklah cerita pengalaman “Memompa Gajah Masuk Angin” dengan cermat untuk lebih memahami materi pembelajaran ini Memompa Gajah Masuk Angin Selama bergaul dengan satwa raksasa ini, saya mendapat banyak pengalaman unik dan menarik. Saya bekerja di Pusat Latihan Gajah PLG di Aceh sebagai tenaga pelatih gajah dan administrasi kamp selama dua tahun. Pagi hari saya biasanya langsung menuju ke tempat gajah-gajah diikat. Saya mem- bersihkan tempat ikatan dari kotorannya yang sebesar bola boling. Setelah bersih, mereka diberi air minum kolam atau langsung digiring ke sungai sekaligus dimandikan. Gajah sangat suka air. Mau tidak mau, kami harus berbasah-basah ria tersembur air dari belalai gajah yang sedang bermain air. Saya bahkan biasa membaca buku di atas punggung gajah yang sedang berjalan. Biasanya, saya membawa jaring dan buku identifikasi kupu-kupu. Jadi, sambil meng- gembala gajah, hobi saya pun tersalur. Hobi Sumber: Dok. Penerbit Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 1 Peristiwa 11 saya adalah menjala kupu-kupu dalam perjalanan pulang. Usai tugas rutin pagi hari, saya akan disibukkan dengan tugas di depan komputer sampai sore hari. Praktis setelah itu saya tidak bertemu gajah lagi. Saat Masuk Angin Di balik tubuhnya yang raksasa, gajah menyimpan kelemahan. Salah satu penyakit yang tidak dapat ditanganinya adalah masuk angin. Apalagi, bagi gajah, penyakit itu dapat mematikan. Apabila sudah terlanjur masuk angin, gajah harus cepat diobati. Cara standar yang dilakukan sederhana, yaitu mengeluarkan anginnya. Bagaimana caranya? Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya. Angin yang terperangkap dalam perutnya harus dikeluarkan dengan bantuan pawang atau pelatih gajah. Caranya, dengan mema- sukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut. Apabila angin sudah keluar, gajah di- anggap sehat. Penyakit lain yang tidak kalah gawat yaitu dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Kondisi ini lazim diderita anak-anak gajah. Apabila sudah demikian gawatnya, hanya ada satu cara yang dapat ditempuh, yaitu diinfus. Lagi-lagi, kulit gajah yang tebal menyu- litkan dokter hewan menemukan pembuluh darahnya. Denyut nadinya pun nyaris tidak terdeteksi. Karena sulit meraba pembuluh darahnya, dokter biasanya secara untung- untungan menancapkan jarum infus. Dokter menyuntikkan jarum infus di sekitar daerah yang diperkirakan ada pembuluh darahnya. Usaha itu belum tentu berhasil. Terbukti, selama saya berada di PLG, tidak satu pun anak gajah terselamatkan. Pernah, semalaman saya bersama dok- ter hewan harus menunggu seekor anak gajah yang sedang diinfus. Gajah itu mengalami dehidrasi. Setiap kali kulitnya membengkak, jarum infus cepat-cepat dicabut untuk dipindahkan ke bagian tubuh lain. Puluhan kali jarum infus harus digeser-geser. Apabila kulit gajah mulai membengkak, berarti sudah terlalu banyak cairan infus yang menumpuk di bawah kulitnya. Itu dikarenakan cairan infus tidak mau mengalir ke peredaran darahnya. Apa daya, gajah muda itu pun tidak tertolong jiwanya. Sumber: Intisari, Maret 2003, dengan pengubahan seperlunya Berdasarkan cerita pengalaman tersebut, kalian dapat mengamati penggunaan kata-kata yang dirangkai pencerita untuk menyampaikan pengalamannya. Kata-kata dan kalimat yang digunakan pencerita merupakan pilihan kata yang menarik dan komunikatif. Perhatikanlah contoh beberapa kalimat yang mengungkapkan peristiwa yang dialami pencerita dengan bahasa yang mengandung berbagai unsur kesan. 1. Pagi hari saya biasanya langsung menuju ke tempat gajah-gajah diikat. Saya membersihkan tempat ikatan dari kotorannya yang sebesar bola boling. Kata kotorannya yang sebesar bola boling dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang lucu dan konyol. Di unduh dari : Bukupaket.com Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 12 2. Gajah sangat suka air. Mau tidak mau kami harus berbasah-basah ria tersembur air dari belalai gajah yang sedang bermain air. Kalimat berbasah-basah ria tersembur air dari belalai gajah yang sedang bermain air dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang ceria dan menyenangkan. 3. Saya bahkan biasa membaca buku di atas punggung gajah yang sedang berjalan. Biasanya, saya membawa jaring dan buku identifikasi kupu-kupu. Jadi, sambil menggembala gajah, hobi saya pun tersalur. Hobi saya adalah menjala kupu-kupu dalam perjalanan pulang. Kalimat saya membawa jaring dan buku identifikasi kupu-kupu dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang ilmiah, positif, dan menyenangkan. 4. Apabila sudah terlanjur masuk angin, harus cepat diobati. Cara standar yang dilakukan sederhana, yaitu mengeluarkan anginnya. Bagaimana caranya? Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya. Kalimat Gajah tidak mungkin dikeroki seperti kita, karena gajah memiliki kulit yang sangat tebal. Lagi pula, mana ada koin raksasa untuk menggaruk kulitnya mengungkap- kan adanya kesan terhadap hal yang sifatnya lucu dan konyol. 5. Angin yang terperangkap dalam perutnya harus dikeluarkan dengan bantuan pawang atau pelatih gajah. Caranya, dengan memasukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut. Apabila angin sudah keluar, gajah dianggap sehat. Kalimat memasukkan tangan ke dalam kutub utara gajah yang sakit, lalu digerakkan keluar masuk seperti orang memompa sampai gajahnya kentut dalam kalimat tersebut mengandung kesan adanya hal yang lucu dan konyol. Dalam hal ini, pilihan kata kutub utara digunakan pencerita untuk menggantikan kata anus gajah. Kata kutub utara akan dirasa lebih menggelitik, menarik, dan sopan dibandingkan kata anus. Kalimat tersebut juga mengungkapkan adanya kesan terhadap hal yang sifatnya lucu dan konyol. Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 1 Peristiwa 13 Banyak kesan lucu, ceria, dan menarik dari cerita pengalaman tersebut. Namun, terdapat juga pengungkapan kalimat yang menyatakan upaya bekerja keras dan sedih. Kalimat tersebut dapat kalian jumpai pada paragraf terakhir cerita pengalaman tersebut. Hal yang juga perlu kalian cermati dalam cerita pengalaman tersebut adalah pokok-pokok cerita yang mengesankan. Dari cerita pengalaman tersebut, kalian dapat menangkap pokok-pokok cerita yang mengesankan seperti kejadian yang menyenangkan, lucu, maupun menyedihkan. Cerita pengalaman tersebut akan lebih menarik disampaikan secara lisan dengan didukung penggunaan intonasi, ekspresi, serta gerak tubuh yang tepat. Uji Kemampuan 2 Coba kamu pahami cerita pengalaman berikut dengan cermat. Setelah memahaminya, coba kamu kerjakan perintah soal di bawahnya. Orang dikejar gajah bukan barang aneh. Pernah, seorang penduduk desa di kawasan Aceh Besar meninggal secara mengenaskan karena dibanting gajah. Ceritanya, begitu dikejar, ia segera memanjat pohon dengan harapan tidak bakal dijangkau. Harapannya meleset. Sebelum sempat naik ke bagian pohon yang lebih tinggi, belalai si gajah keburu menggaet kakinya. Sekali banting, gajah kalap itu membunuh penduduk naas tersebut. Binatang sadis tersebut akhirnya ditembak petugas karena dianggap berbahaya. Hampir semua petugas pernah merasakan dikejar gajah. Termasuk saya. Kejadiannya di Subulussalam, Aceh Selatan. Saat gajah menyerang, kami sibuk mencari pohon terdekat. Saya sempat diusir ketika memanjat sebatang pohon. Ternyata di atas pohon sudah nangkring tiga orang teman saya sambil berpelukan. Mereka takut pohonnya tidak kuat jika ditambah satu orang lagi. Saya harus cepat menemukan pohon lain. Sambil berlari ketakutan, saya lempar semua barang bawaan saya, ke semak-semak. Sandal saya pun hilang, saking paniknya. Terkadang, karena panik, tanpa sadar yang dipanjat pohon yang terlalu kecil. Biasanya pohon rambung atau karet. Begitu sadar kalau pohonnya kelewat kecil, kami harus cepat-cepat mencari pohon lain. Suatu kali beberapa lady mahout ikut bergabung menangkap gajah pengganggu. Ketika terdengar peringatan ada serangan bahaya gajah, para lady mahout buru-buru memanjat pohon. Satirin, salah satu pawang, membantu mendorong mereka ke atas pohon. Karena tergelincir, salah seorang lady mahout merosot ke bawah menimpa Satirin. “Mau menolak malah ketiban broti balok kayu” kelakar teman saya yang lain. Memanjat pohon memang cara paling umum dipakai untuk menyelamatkan diri dari kejaran mereka. Namun, ada teman saya yang memilih cara lain. Peristiwanya terjadi di Teunom, Aceh Barat. Saat itu teman saya, seorang dokter hewan, dikejar gajah kalap. Postur tubuh dokter yang tergolong jumbo itu menyulitkan memanjat pohon. Ketika semua orang sudah nongkrong di atas pohon, dokter itu belum ketahuan nasibnya. Kami semua khawatir. Di unduh dari : Bukupaket.com Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 14 Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat menentukan pokok- pokok cerita, merangkaikan kembali menjadi urutan cerita, serta menceritakan kembali cerita anak yang telah dibaca. Begitu situasi terlihat aman, kami segera turun mencarinya. Syukurlah, Pak Dokter gendut itu berhasil menyelamatkan diri. Ternyata, ketika gajah itu lewat, spontan ia merunduk diam di bawah akar pepohonan. Namun, belakangan ketahuan, yang sempat ia sembunyikan hanya mukanya, sedangkan pantatnya masih kelihatan. Untung saja si gajah tidak memergokinya, lalu menyenggol pantat Pak Dokter Hewan yang nongol dari balik akar pohon. Sumber: Intisari, Maret 2003, dengan pengubahan seperlunya Kerjakanlah dengan cermat dan teliti di buku tugasmu 1. Tuliskanlah kalimat dengan pilihan kata yang menarik dalam cerita pengalaman tersebut 2. Ungkapkanlah kesan yang dimunculkan dari kalimat tersebut 3. Tuliskanlah pokok-pokok dari pengalaman tersebut yang mengesankan

C. Menceritakan Kembali Cerita Anak