Tokoh Menjelaskan Tokoh serta Hubungan Latar Suatu Cerpen dengan Realitas Sosial

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 202 Sumber: Dok. Penerbit Setelah cerpen dibacakan, kalian dapat mendiskusikan bersama teman kalian tentang penokohan dan latar cerita yang terdapat pada cerpen tersebut.

1. Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang diciptakan oleh pengarang untuk berkelakuan dan mengalami peristiwa dalam cerita. Dalam cerita, selalu ada tokoh utama protagonis, yang berfungsi sebagai penggerak cerita dan tokoh lain yang diciptakan untuk mengimbangi atau menjadi lawan main tokoh utama, yakni tokoh lawan antagonis. Sementara tokoh-tokoh yang fungsinya hanya sebagai pelengkap cerita disebut tokoh bawahan. Konflik yang dibangun antara tokoh utama dengan tokoh lawan itulah yang kemudian menjadi inti dan menggerakkan cerita. Tokoh dalam cerpen Alun-Alun Suryakencana karya F. Rahardi adalah berikut. a. Si Bos, adalah tokoh yang tampil sebagai sosok seorang yang memiliki jiwa seni dan sangat menyayangi anaknya. Si Bos juga merupakan tokoh yang kaya yang mementingkan harga diri dan kelompoknya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. “Suryakencana, Pak Inilah tempat yang paling eksotis untuk pesta pengantin. Bukan sekadar pesta kebun, tapi pesta alam. Tidak ada yang pernah punya gagasan seperti seorisinil Bapak. Orang mantu biasanya kan di Balai Kartini, Hilton, Manggala Warna Bhakti, paling banter Istana dan Kebun Raya Bogor. Atau malah Singapura, Hongkong, dan Mekah. Tapi Bapak lain, Bapak mendatangkan tamu-tamu pilihan itu ke Suryakencana” “Sudahlah John, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Inilah lokasi paling eksotis untuk resepsi pernikahan anakku. Ayo, pulang dan segera membentuk panitia. b. John, adalah teman dekat si Bos yang selalu menemani dan memberikan dukungan terhadap keinginan si Bos. Kutipannya sebagai berikut. “Ini sungguh hebat, John Luar biasa Mengapa baru sekarang saya diberitahu kalau ada alun-alun yang namanya apa ini tadi?” tanya si Bos itu kepada si John. “Suryakencana, Pak Inilah tempat yang paling eksotis untuk pesta pengantin. Bukan sekadar pesta kebun, tapi pesta alam. Tidak ada yang pernah punya gagasan seperti seorisinil Bapak. Orang mantu biasanya kan di Balai Kartini, Hilton, Manggala Warna Bhakti, paling banter Istana dan Kebun Raya Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 9 Pariwisata 203 Bogor. Atau malah Singapura, Hongkong, dan Mekah. Tapi Bapak lain, Bapak mendatangkan tamu-tamu pilihan itu ke Suryakencana” c. Seorang aktivis lingkungan dan seorang seniman, adalah tokoh-tokoh yang menentang para tokoh yang mementingkan kelompoknya. Kutipannya sebagai berikut. “Ini sudah sangat keterlaluan. Tidak bisa dibiarkan. Kita harus bergerak” teriak seorang aktivis lingkungan di depan para mahasisiwa pecinta alam UI. “Gila memang, beberapa teman kita, ternyata ada yang membelot ikut jadi panitia,” kata seorang seniman di warung Alex di TIM. “Mereka harus kita sikat. Minggu depan kita harus menggelar demo. Menteri-menteri bego itu harus kita beri pelajaran.” d. Pengantin laki-laki dan perempuan, adalah tokoh yang takut pada sebuah kenyataan dan tidak bertanggung jawab. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. “Demo menentang resepsi pernikahan di Alun-Alun Suryakencana itu berlangsung seru. Koran dan televisi gencar mengekspos. Tokoh demonstran tampil dalam wawancara eksklusif. Pengantin laki-laki dan perempuan juga diuber infotaimen. Tetapi mereka berdua menghilang. Wartawan kecewa, tapi mereka tidak kehilangan akal. Menteri Kehutanan dicecar dengan pertanyaan gencar. e. Wartawan, adalah tokoh yang memiliki keingintahuan yang besar. Hal ini terlihat pada kutipan berikut. “Jadi Pak Menteri memang mengizinkan Taman Nasional kita diacak-acak untuk hura-hura?” tanya wartawan. “Saya dengar Pak Menteri telah terima amplop hingga izin keluar dengan lancar?” “Berapa em, Pak, yang Bapak terima?” “Maksud saya, Bapak telah terima uang berapa em dari pengusaha yang akan mantu itu?” “Untuk Bapak sendiri?” “Anu Pak, katanya ....” Bingkai Sastra Selain tokoh, dalam suatu cerita terdapat latar, yakni segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Deskripsi latar dapat bersifat fisik, realistis, dokumenter, dan dapat pula berupa deskripsi perasaan. Latar adalah lingkungan yang dapat berfungsi sebagai metonimia, metafora, atau ekspresi tokohnya Wellek dan Waren, 1989. Namun unsur yang juga sangat penting adalah lakuan atau peristiwa, yang membentuk kerangka cerita alur utama. Rangkaian peristiwa direka dan dijalin dengan saksama membentuk alur yang menggerakkan jalannya cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian Sudjiman, 1990. Di unduh dari : Bukupaket.com Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 204 f. Pak Menteri, adalah tokoh yang bertanggung jawab, cermat, dan teliti. “Yang mau hura-hura siapa? Itu lokasi saya izinkan untuk resepsi pernikahan. Bukan untuk hura-hura seperti kalian kira,” jawab Menteri keras. “Ya, memang saya sudah telah terima amplop. Isinya permohonan izin dan proposal acara yang kalian ributkan.” “Kalau sampai terjadi kebakaran, ya, dipadamkan. Kebakaran di lokasi sulit seperti di Sumatra dan Kalimantan saja saya urus. Apalagi kebakaran di situ. Apa kalian ingin kalau ada kebakaran, saya diem saja?” “Semua sudah disiapkan. Semua sudah diurus sampai detilnya. Saya sudah konsultasi ke Bapak Presiden dan beliau mengatakan bahwa saya harus jalan terus”

2. Latar