Pelajaran 8 Budaya
177
A. Menanggapi Pembacaan Puisi
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang merupakan untaian kata-kata yang setiap katanya memiliki kandungan makna
yang padat. Selain menarik isinya, puisi juga menarik apabila dibacakan dengan cara deklamasi. Hal yang menarik dalam
pembacaan sebuah puisi melibatkan beberapa unsur, di antaranya irama, mimik, kinesik, volume suara, ekspresi, serta penghayatan
isi puisi yang dibacakan.
Saat mendengarkan puisi, kita sering hanyut bahkan larut dalam pusaran emosi yang dibuat oleh penyair. Memang beginilah
cara yang ditempuh oleh penyair dalam menghidupkan karya seninya, yaitu dengan membacakan puisi di depan publik. Dengan
begitu, seorang pembaca puisi maupun penyair harus menyadari dirinya sebagai media penyampai puisi yang sedang dibaca.
Kepiawaian dalam menguasai emosi pendengar menjadi salah satu keberhasilan seorang penyair atau pembaca puisi.
Simaklah pembacaan puisi yang akan dilakukan oleh teman kalian berikut ini.
Flu Burung
Karya: Putu Setia Penyakit yang paling menyiksa adalah flu
Manusia selalu saja cengengesan Ada baiknya juga, kita tahu orang yang kena flu
kita jadi bisa menghindar; Coba kalau burung
terkena flu; bagaimana kita tahu? Apalagi kalau ayam kena flu burung
mengeluh pun kita tidak tahu: - bahasanya manusia – termasuk saya Menteri Kesehatan –
tidak tahu: di mana ayam yang menderita Tiba-tiba saja …
Orang; bukan ayam meninggal dunia; mengidap flu burung
Tebak-tebakan dimulai: Langkah pun diambil
Basmi ayam di sana, bunuh babinya jangan ambil resiko
Itu yang terjadi tiga bulan lalu setelah Iwan mati dan dua anaknya
Namun, karena pembasmian diumumkan
Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar kalian adalah dapat
menanggapi pembacaan puisi yang
dilakukan oleh orang lain.
Sumber: Dok. Penerbit
Di unduh dari : Bukupaket.com
Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1
178
peternak lebih cerdik dari pejabat ternak diungsikan ke tempat lain
kini … ada lagi korban flu burung
Dari mana datangnya virus itu lagi? Bukankah dulu sudah dibasmi?
karena manusia tidak bisa mewawancarai unggas;
diambillah sampel secara acak ketahuan virus ada di Kebun Binatang Ragunan.
Nah, … Dibantailah unggas di sana.
Sumber: Koran Tempo, 25 September 2005
Setelah mendengarkan pembacaan puisi yang dilakukan oleh seorang teman kalian di depan kelas, sudahkah kalian memahami
isi puisi yang dibacakan? Apabila sudah, coba kalian diskusikan bersama teman sebangku kalian beberapa tanggapan atas pem-
bacaan puisi tersebut. Tanggapan itu dapat berupa tanggapan ter- hadap proses pembacaannya atau tanggapan terhadap puisi itu
sendiri.
Tanggapan terhadap proses pembacaan berkenaan dengan suara dan aspek tubuh. Suara dalam berpuisi meliputi volume,
intonasi, dan artikulasi. Volume berkaitan dengan besar kecilnya suara. Artikulasi berkaitan dengan ketepatan pengucapan ejaan
atau lafal. Adapun intonasi berkaitan dengan nada suara saat berpuisi. Aspek tubuh dalam berpuisi meliputi gestur, ekspresi, dan
mimik. Gestur berkaitan dengan gerak tubuh. Ekspresi berkaitan dengan pengungkapan perasaan melalui bahasa tubuh wajah,
tangan, kaki, badan, dan kepala. Mimik berkaitan dengan bentuk dan karakter wajah saat mengekspresikan suatu hal.
Uji Kemampuan 1
Persiapkanlah konsentrasimu untuk menyimak pembacaan puisi “Prajurit Jaga Malam” yang akan dilakukan oleh temanmu di depan
kelas
Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam, Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
ada di sisiku selama kau menjaga daerah yang mati ini.
Bingkai Sastra
Kegiatan pembacaan puisi jelas memerlukan
pemahaman dan pengha- yatan terhadap isi puisi
itu sendiri. Pemahaman merupakan langkah awal
untuk dapat sampai ke- pada penghayatan. Lang-
kah pertama pemahaman adalah membaca puisi itu
berulang kali sebelum kita membawakannya
atau membacakannya di depan forum kelas. De-
ngan membacanya secara berulang kali, kita akan
dapat menangkap isi puisi yang disampaikan
oleh penyair. Selain itu, kita dapat pula membuka
kamus untuk mencari tahu arti kata-kata yang
digunakan dalam puisi tersebut, yang sebelum-
nya terkadang kita belum mengetahui artinya. Kita
juga perlu memerhatikan pemenggalan kata, jeda,
dan intonasi kalimat yang akan kita lakukan,
karena, ketiganya akan berpengaruh terhadap
pergeseran makna puisi yang kita bacakan.
Contoh: ….
Coba kalau burung
terkena flu; bagaimana kita tahu?
…. Pada kutipan di atas,
pemenggalan kata ditan- dai dengan . Jika pe-
menggalan itu dilakukan setelah kata “kalau’’ atau
“burung’’ maka nilai rasa yang terbentuk di benak
pendengar pun jadi ber- beda. Oleh sebab itu,
perlu kecermatan tersendiri dalam hal
pemenggalan kata.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 8 Budaya
179
Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, berlucut debu ... Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu.
Aku Ini Binatang Jalang, 2004
Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu
1. Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas?
2. Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang ter-
gambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data 3.
Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi tersebut?
4. Jelaskan makna puisi tersebut secara garis besar dengan
menunjukkan data 5.
Berikanlah tanggapanmu terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh temanmu
B. Bertelepon