Pertemuan Pertama Jumat, 24 Februari 2017
63. G
: “yang ditanyakan adalah peluang munculnya mata dadu ganjil. Jadi kita gunakan rumus yang tadi sudah dibahas ya...
Peluang munculnya mata dadu ganjil disimbolkan dengan PE. Sehingga diperoleh rumus PE sama dengan nE dibagi nS,
sama dengan tiga dibagi enam, hasilnya setengah. [guru menulis di papan dan beberapa siswa ikut mendikte. Sedangkan sebagian
siswa yang lain memperhatikan]
“Jadi peluang kejadian munculnya mata dadu ganjil adalah setengah. Selalu diingat ya jangan lupa untuk menulis
penyelesaian soal secara runtut mulai dari apa yang diketahui,
ditanya, penyelesaian sampai pada kesimpulannya.” 64.
SS : “Baik bu.”
65. G
: “Ya silahkan di catat.” [guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat contoh soal]
“Sudah selesai catatnya?” 66.
SS : “Sudah bu.”
67. G
: “Nah perlu kalian ingat bahwa nilai peluang suatu kejadian berkisar antara 0 sampai 1. Jika peluang kejadian sama dengan
0 maka itu menyatakan peluang yang mustahil sedangkan peluang kejadian sama dengan 1 menyatakan peluang kejadian
yang pasti terjadi. Coba kalian sebutkan contoh kejadian yang mustahil.
” 68.
M2 : “Misalnya peluang munculnya mata dadu 7 bu.”
69. G
: “Ya itu salah satu contoh peluang kejadian yang mustahil ya. Lalu sebutkan contoh peluang kejadian yang pasti terjadi .
” 70.
M1 : “Peluang matahari terbit dari timur.”
71. G
: “Iya benar ya jawaban yang disampaikan M1 dan M2. Nah selanjutnya kita akan bahas tentang Frekuensi Harapan.
Silahkan Hijau 4 untuk membacakan apa itu frekensi harapan. ”
72. H4
: “Frekuensi harapan dari suatu kejadian merupakan banyaknya percobaan dikalikan peluang suatu kejadian dalam percobaan
tersebut. Misalnya suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali, maka frekuensi harapan suatu kejadian E dalam percobaan
dinyatakan dengan frekuensi harapan E dalam suatu percobaan yang diulang sebanyak n kali dikali dengan peluang kejadian E
dalam setiap percobaan.
73. G
: “Ya, langsung contoh saja ya?” 74.
SS : “Iya bu.” [Guru menulis soal di papan tulis]
75. G
: “Ayo semuanya perhatikan dulu...Nah misalkan sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi
harapan munculnya mata dadu prima? Terlebih dahulu kita tuliskan apa yang diketahui ya?
” 76.
SS : “Iya bu.”
77. G
: “Langkah pertama kita tentukan ruang sampelnya ya. Silahkan kuning 3 sebutkan ruang sampelnya.
” 78.
K3 : “ruang sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6.” [guru menulis di papan
apa yang disampaikan Kuning 3] 79.
G : “Ya terima kasih. Jadi ruang sampelnya 1 sampai 6. Sehingga
banyak ruang sampelnya ada 6 ya. Setelah itu kita misalkan E adalah peluang munculnya mata dadu prima, bisa juga
dimisalkan dengan huruf kapital yang lain. Penulisan matematikanya adalah nS
= 6.” [Guru sambil menulis di papan tulis]
“Sekarang ibu minta Kuning 4 untuk menyebutkan anggota dari E itu apa saja.
” 80.
K4 : “Anggotanya adalah 2, 3, dan 5 bu.”
81. G
: “Ya benar terima kasih, anggotanya adalah 2, 3, dan 5. Sehingga banyak anggotanya adalah 3. Penulisan matematikanya adalah
nE = . Apa lagi yang diketahui pada soal?”
82. SS
: “n..” {siswa menjawab dengan penuh semangat] 83.
G : “n-nya berapa?”
84. SS
: “360 bu.” 85.
G : “Setelah kita menulis semua yang diketahui pada soal, apa yang
kita lakukan? Ayoo ada yang ingin menyampaikan pendapatnya?
” 86.
MM1 : “Dicari dulu PE nya pakai rumus bu..”
87. G
: “ Iya rumusnya gimana?” 88.
MM1 : “PE sama dengan nE dibagi nS.”
85. G
: “Ya terima kasih sudah menyampaikan pendapatnya. Gunakan rumus yang tadi ya kita substitusikan nE dengan 3 dan
substitusikan nS dengan 6 sehingga diperoleh peluang kejadian munculnya mata dadu prima
adalah setengah.” [Guru sambil menulis di papan tulis]
“Tadi yang ditanyakan adalah berapakah frekuensi harapan munculnya mata dadu prima setelah dilantunkan sebanyak 360
kali? Rumusnya kan sudah kita ketahui tadi, sehingga kita
substitusikan � = 6 dan �
= sehingga
ℎ
= 8 . Jadi, frekuensi harapan munculnya mata dadu prima setelah
dilantunkan 360 kali adalah sebanyak 180 kali. ”
[siswa mendikte dan guru menulis di papan tulis] “Sudah paham?”
86. SS
: “Sudah bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 87.
G : “Ok sekarang kita akan diskusi kelompok ya, nanti kalian akan
menyelesaikan LKS dan ada langkah diskusi kelompoknya. Seperti yang sudah ibu jelaskan di awal tadi yaitu ada tahap
think, tahap pair, dan tahap square. Nanti ada waktu untuk tiap tahapannya. Silahkan kalian membentuk kelompok.”
[Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang berdasarkan warna kartu sesuai dengan pembagian kelompok di awal pelajaran dan guru
membagikan LKS mengenai percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian, peluang kejadian tunggal, serta frekuensi harapan]
88. G
: “Ok sebelumnya ibu akan jelaskan kembali tiga tahap yang ada
dalam model pembelajaran Think-Pair-Square ya. Untuk tahap yang pertama adalah tahap Think, kalian akan diberi waktu
kurang lebih sekitar 5 menit untuk memahami soal yang diberikan dan memikirkan cara-cara untuk menyelesaikan soal
secara individu. Tahap yang kedua adalah tahap Pair, pada tahap ini kalian akan bertemu dengan pasangan kalian jadi
maksudnya dari empat orang tadi akan dibagi dalam dua kelompok kecil lagi, kalian bebas untuk pilih pasangan dari
teman dalam kelompok ya bukan dari kelompok lain [semua siswa tertawa]. Pada tahap Pair kalian akan diberi waktu kurang
lebih 15 menit untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pasangan dalam menyelesaikan soal. Sedangkan pada
tahap Square kalian akan diberi waktu kurang lebih 20 menit untuk bergabung kembali dalam kelompok berempat untuk saling
bertukar jawaban, melanjutkan proses diskusi dan mencari jawaban yang tepat untuk selanjutya dijadikan jawaban
kelompok. Nanti kalian juga akan mengutus perwakilan 2 orang tiap kelompok untuk menulis hasil kerja kelompok dan
menjelaskan kepada teman-teman. Sampai disini dulu, apakah
kalian paham untuk tiap tahapnya?” 89.
SS : “Paham bu.”
90. G
: “Nanti kalau ada temen yang presentasi kalian gak cuma mendengarkan lho ya? Tapi juga akan menanggapi penampilan
dari kelompok yang presentasi. ”
91. M1
: “Bu itu naggepinnya gimana bu?” 92.
G : “Ya kalian bisa mengomentari penampilannya seperti apa atau
mungkin kalau ada yang punya jawaban yang berbeda nanti bisa disampaikan.”
93. O1
: “Oh gitu toh bu. Waa ngomentari opo iki” [semua siswa tertawa] 94.
G : “Ya apa aja boleh. Nanti ketika presentasi aturannya seperti ini ya
kel. Oranye menanggapi kel. Putih, kel. Merah Muda menanggapi kel. Oranye, kel. Kuning menanggapi kel. Merah
Muda, kel. Merah menanggapi kel. Kuning, kel. Hijau menanggapi kel. Merah, dan kel. Putih menanggapi kel. Hijau.
Tapi tidak menutup kemungkinan untuk tiap kelompok menanggapi penampilan dari kelompok yang sedang presentasi
ya. Sudah paham?
” 95.
SS : “Paham bu.”
96. MM1
: “ Bu saya kan dari kelompok merah muda kalo mau nanggapi kelompok selain kelompok Oranye boleh bu?”
97. G
: “Oh ya sangat dibolehkan.Ok sudah bisa dimulai?” 98.
SS : “Sudah bu.”
99. G
: “Silahkan kalian pahami soalnya dulu. Individu ya jangan
berpasangan atau berkelompok, ibu beri waktu 5 menit ya.”
[suasana kelas hening] 100.
G : “Sudah selesai mencermati soalnya?”
101. SS
: “ Sudah bu.” 102.
G : “Sekarang kalian bebas memilih pasangan dalam kelompok untuk
lanjut ke tahap Pair. Ibu beri waktu 15 menit untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pasangan.”
[Siswa terkadang mengeluarkan suara ketika berdiskusi dan guru berkeliling ke tiap kelompok untuk memeriksa pekerjaan siswa]
103. G
: “Sudah selesai diskusi sama pasangannya?” 104.
SS :
”Sudah.” 105.
G : “Sudah ya. Ok tahap Pairnya selesai, sekarang kita ke tahap
selanjutnya yaitu tahap Square, kalian berdiskusi dalam kelompok berempat untuk menyatukan jawaban dari hasil
pemikiran ketika tahap Pair. Nanti hasil diskusinya akan dipresentasikan di depan ya. Ibu beri waktu 20 menit ya untuk
melanjutkan diskusi dan
menyelesaikan LKS.” 106.
SS : “Baik bu.”
[Siswa terkadang mengeluarkan suara ketika berdiskusi dan guru berkeliling ke tiap kelompok untuk memeriksa pekerjaan siswa dan membimbing siswa ketika
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal] 107.
G : “Sudah selesai diskusinya? Ini udah 20 menit ya.”
108. SS
: “Iya bu.” 109.
G : “Baik mohon perhatiannya dulu, nanti kelompok Oranye
presentasikan hasil kerja kelompok untuk nomor 1, kelompok Putih nomor 2, kelompok Hijau nomor 3, kelompok Merah nomor
4, kelompok Kuning nomor 5, dan kelompok Merah Muda nomor 6.
Jadi, yang pertama maju nomor 1 sampai 3 dulu, ditulis hasilnya di papan tulis. PPTnya dimatikan ya supaya lebih jelas nanti..
110. MM1
: “Iya bu..” [O3, P2, dan H1 menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis]
111. G
: “Yang lain bisa perhatikan temannya ya.. Yang lain bisa perhatikan dulu
temannya yang maju ya.” [siswa yang lain memperhatikan teman yang sedang menulis hasil pekerjaan di
papan tulis] 112.
O1 :[ketika O3, P2, dan H1 sedang menulis di papan tulis]
”Bu, Presentasinya nanti semuanya?”
113. G
: “Nggak, nanti teman yang menulis jawaban akan menunjuk secara acak teman lain dalam kelompoknya untuk menjelaskan hasil
kerja kelompok, atau mau jadi sukarela untuk menjelaskan juga boleh nggak harus ditunjuk gitu ya..
” 114.
O1 : “ Oh gitu ya bu.. ok deh bu..”
115. G
: “Ya sekarang silahkan dari kelompok Oranye siapa yang mau menjelaskan?”
116. O2
: “Aku wae bu.” 117.
G : “Ya silahkan Oranye 2, yang lain memperhatikan ya.. Nanti
kelompok yang menanggapi hasil presentasi kelompok Oranye adalah kelompok Putih ya.. tapi kalau kelompok lain juga mau
menanggapi ya dipersilahkan. Setuju semua? ”
118. SS
: “Setuju bu.” 119.
O2 : “Sebelumnya saya buka dulu Assalaamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh .”
120. SS
: “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 121.
O2 : “Saya dari kelompok Oranye akan menjelaskan soal yang nomer 1
yaitu pertanyaannya percobaan dimana dua buah logam dilempar satu kali dan yang ditanyakan adalah tentukan ruang
sampel dan titik sampelnya. Yang pertama percobaan dua uang logam dilempar satu kali
[sambil menunjukkan 2 buah uang logam lima ratusan]. Ini contohnya aja dilempar ya, yang pertama angka sama angka,
kedua bisa angka sama gambar, setelah itu gambar sama angka, dan selanjtnya yang terakhir gambar dengan gambar [O2
menjelaskan sambil menunjukkan 2 koin uang logam lima ratusan]. Jadi ruang sampelnya ada angka-angka, angka-
gambar, gambar angka, dan gambar-gambar itu tulisnya diapit tanda kurung kurawal. Sedangkan titik sampelnya ada empat
Sudah, apa ada pertanyaan?
” 122.
G : “Ya ini Putih satu nunjuk jari. Silahkan mbak.”
123. P1
: “Saya mau tanya titik sampelnya itu apa aja?” 124.
O2 : “Titik sampelnya itu kan jumlah dari ruang sampel kan cuma ada
empat jumlah dari ruang sampel.” 125.
P1 : “kan jumlah dari ruang sampel itu nS.”
126. O2
: “Oh ya maaf titik sampelnya yaitu AA, AG, GA, dan GG itu tulisnya nggak diapit tanda kurung kurawal.”
127. G
: “Bagaimana bisa diterima?” 128.
P1 : “Ya bisa bu.”
129. G
: “Ada tanggapan lain? Tidak ada ya.. Ok tepuk tangan untuk kelompok Oranye.” [siswa memberikan tepuk tangan yang
meriah] “Ya tadi kalian jumlah ya.. Ibu mau perbaiki sedikit, itu bukan
jumlah tapi banyaknya. Kalau jumlah berarti kita jumlahkan dari 1 sampai 4. Gitu ya?”
130. SS
: “Ohh iya bu.” 131.
G : “Untuk yang menjelaskan nomor 2 silahkan maju.Untuk teman
yang lain bisa diperhatikan ya temannya yang menjelaskan.” [P4
maju ke depan untuk menjelaskan nomor 2] 132.
P4 : “Sebelumnya Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh.” 133.
SS :
“Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 134.
P4 : “Saya perwakilan dari kelompok putih akan menjelaskan soal
nomor 2. Yang nomor 2 itu soalnya dalam setumpuk kartu Bridge diambil satu kartu secara acak. Tentukan peluang bahwa yang
terambil itu ialah kartu As. Kartu bridge terdiri dari lima puluh dua kartu. Lima puluh dua itu terdiri dari angka nomor dua
sampai sepuluh itu berjumlah sembilan. Terus ada As, As-nya As, K, Q, sama J itu kan ada empat itu kan ada empat. Jadi sembilan
ditambah empat ada tiga belas. Sedangkan jenis kartunya ada empat jadi 13 dikali empat itu lima puluh dua. Jadi, jumlah ehh
banyak ruang sampelnya ada lima puluh dua, yang ditanyakan peluang terambil satu kartu As. Kita misalkan kejadian terambil
kartu As dengan A. Kartu As terdiri dari As keriting, As sekop, As hati, dan As diamond ada empat. Sehingga peluang terambil
kartu As adalah banyaknya anggota kartu As yaitu empat dibagi banyaknya Anggota ruang sampel yaitu lima puluh dua, empat
dibagi lima puluh dua disederhanakan lagi jadinya satu per tiga belas. Jadi, peluang terambil satu kartu As adalah satu per tiga
belas. Sekian dari saya, banyak kurangnya mohon maaf. Apakah ada pertanyaan?
” 135.
G : “Iya terima kasih ya.. sekarang bagaimana tanggapannya dari
kelompok hijau .”
136. H1
: “Iya menurut saya cara menjelaskannya sudah bagus ya karena
suaranya gede.” 137.
H4 : “Iya mbak mungkin kalau jelasin hadapnya jangan ke papan terus..
heheh itu aja.” 138.
G : “Ada lagi yang mau menanggapi? Tidak ada ya.. ya udah terima
kasih untuk kelompok putih dan juga kelompk hijau ya.”
[siswa memberikan tepuk tangan meriah] 139.
P4 : “Terima kasih Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh.” 140.
SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.”
141. G
: “Iya yang nomor tiga silahkan maju.” 142.
G : “Yang lain silahkan perhatikan teman yang menjelaskan.’ [Hijau 3
maju untuk menjelaskan] 143.
H3 : “Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh.” 144.
SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.”
145. H3
: “Saya perwakilan dari kelompok Hijau akan menjelaskan mengenai soal nomor tiga. Pada soal telah disediakan bilangan-
bilangan asli yang terdiri dari angka satu sampai dua puluh, yang ditanyakan berapa peluang terambilnya bilangan prima
dari angka satu sampai dua puluh. Nah ruang sampelnya berarti kan terdiri dari satu, dua, tiga sampai dua puluh. Jadi,
banyaknya anggota ruang sampel ada dua puluh. Kita misalkan dulu kejadian terambilnya bilangan prima adalah E sehingga
anggota E adalah dua, tiga, lima, tujuh, sebelas, tiga belas, tujuh belas, dan sembilan belas banyaknya ada delapan. Ditanyakan
berapa peluang terambilnya bilangan prima dari angka satu sampai dua puluh, yaitu rumusnya adalah banyaknya bilangan E
dibagi banyak bilangan ruang sampel sama dengan delapan dibagi dua puluh disederhanakan lagi menjadi dua per lima.
Jadi, peluang terambilnya bilangan prima dari tersedianya bilangan asli tadi adalah dua per lima. Sekian penjelasan dari
saya, apakah ada pertanyaan?
” 146.
G : “Ya ada tanggapan dari kelompok Merah?”
147. M4
: “ Ya tadi mbaknya bilang banyaknya bilangan E bagi banyak bilangan ruang sampel, seharusnya banyak anggota kejadian E
dibagi banyak anggota ruang sampel.” 148.
H3 : “Oh ya maaf tadi keliru.”
149. G
: “Ya, terima kasih masukkannya. Mungkin tadi lidahnya keseleo ya?” [semua siswa tertawa]
“Ada lagi yang mau menanggapi? Kalau tidak ada, beri tepuk tangan untuk kelompok Hi
jau dan yang tadi sudah menanggapi.” [siswa memberikan tepuk tangan yang meriah]
150. H3
: “Terima kasih.” 151.
G : “Papannya boleh bersihkan dulu. [salah satu siswa membersihkan
papan tulis] “Selanjutnya untuk nomor tiga sampai enam silahkan tulis hasil kerjanya di depan.”
[M3, K1, dan MM1 menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis] 152.
G : “Yang lain perhatikan ke depan ya?”
153. SS
: “Iya bu.” 154.
G : “Ok sekarang yang maju menjelaskan nomor empat dari kelompok
Merah silahkan maju.” 155.
M4 : “Sebelumnya Assalaamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh .”
156. SS
: “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.”
157. M4
: “Saya perwakilan dari kelompok merah akan menjelaskan soal nomor empat. Pertanyaannya adalah misalkan dalam tas Farhan
berisi enam pensil dan tiga pulpen. Kemudian Farhan mengambil satu objek bisa pensil atau pulpen secara acak tanpa memilih.
Jadi, dimisalkan disini ada tas Farhan, tersedia enam pensil dan tiga pulpen. Kita misalkan A adalah kejadian mengambil pensil
dan B adalah kejadian mengambil pulpen. Banyak ruang sapel yaitu enam ditambah tiga sama dengan sembilan. Banyak ruang
sampel ada sembilan, banyaknya anggota A ada enam, dan banyaknya anggota B ada tiga. Pertanyaan yang pertama berapa
peluang terambilnya pensil? PA sama dengan nA dibagi n S, sama dengan enam per
sembilan, kita sederhanakan menjadi dua per tiga. Jadi, peluang terambilnya pensil secara acak adalah dua per tiga. Soal yang b
adalah berapa peluang terambilnya pulpen secara acak? PB sama dengan nB dibagi n S, sama dengan tiga per sembilan,
kita sederhanakan menjadi satu per tiga. Jadi, peluang terambilnya pulpen secara acak adalah satu per tiga. Sekian dari
saya, ada kurangnya mohon maaf. Apa ada yang mau menanggapi
?” 158.
G : “Ada yang mau menanggapi? Dari kelompok Kuning?”
159. K3
: “Nggak ada bu. Udah bagus.” 160.
MM : “Sipp ok.”
161. G
: “Ya katanya sudah ok penampilannya. Tepuk tangan untuk kelompok Merah.” [siswa memberikan tepuk tangan yang
meriah] 162.
M4 : “Terima kasih Assalaamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh .”
163. SS
: “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 164.
G : “Selanjutnya dari kelompok Kuning, nanti yang menanggapi
kelompok Merah ya?” 165.
M1 : “Siap bu.”
166. K2
: “Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.”
167. SS
: “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 168.
K2 : “Saya perwakilan dari kelompok Kuning akan menjelaskan soal
nomor lima. Pertanyaannya adalah dalam percobaan melempar undi dua dadu sekaligus, berapa frekuensi harapan munculnya
jumlah dadu enam jika percobaan diulang 180 kali. Yang pertama kita menentukan ruang sampel yang terdiri dari satu-
satu, satu-dua, satu-tiga sampai dengan enam-enam. Nah banyaknya ruang sampel itu ada tiga puluh enam.Misalkan A
kejadian munculnya jumlah dadu enam. Anggota dari A yaitu satu-lima, dua-empat, tiga-tiga, empat-dua, dan lima-satu.
Banyaknya anggota A ada lima. Percobaan diulang sebanyak 180 kai. Jadi, frekuensi harapannya n dikali peluang A sama
dengan n dikali banyaknya anggota A dibagi banyaknya anggota ruang sampel, sama dengan seratus delapan puluh dikali lima
per tiga puluh enam sama dengan dua puluh lima kali. Jadi, frekuensi harapan munculnya jumlah dadu enam sama dengan
dua puluh lima kali. Apakah ada pertanyaan?
” 169.
MM1 : “Saya akan menanggapi itu yang A itu seharusnya kejadian muncul
jumlah mata dadu enam. Kalo jumlah dadu enam kan berarti dadunya a
da enam, terima kasih.” 170.
K2 : “Oh iya terima kasih tanggapannya. Ini tadi salah penulisan
maaf.” [siswa sambil tertawa] “Sekian dari saya mohon maaf jika ada salah kata
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 171.
SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.”
172. G
: “Ya karena waktu hampir selesai, nanti yang nomor enam dilanjutkan di pertemuan berikutnya ya?”
173. MM1
: “Yes” [dengan penuh semangat dan siswa yang lain tertawa] 174.
SS : “Iya bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat]
175. G
: “Ya apa saja yang sudah kita pelajari hari ini?”
176. MM1
: “Ruang sampel, percobaan bu.”[beberapa siswa juga menjawab bersahutan]
177. G
: “Ya apa lagi?”
178. M1
: “Titik sampel dan kejadian juga bu.”
179. G
: “Ya benar. Masih ada lagi?” 180.
K2 : “Ee itu bu anu peluang kejadian tunggal dan frekuensi harapan
bu.” 181.
G :
“Ok untuk pertemuan selanjutnya kita akan bahas tentang peluang kejadian majemuk yang terdiri dari peluang komplemen, peluang
kejadian tidak saling lepas dan peluang kejadian saling lepas. Jangan lupa untuk
pelajari di rumah ya?” 182.
SS : “Baik bu” [siswa menjawab dengan penuh semangat]
183. G
: “Ok untuk pertemuan selanjutnya model pembelajarannya tetap berkelompok ya, dan kelompoknya masih tetap sama. Kartu
kelompoknya silahkan dikumpulkan, nanti dibagi lagi di pertemuan berikut. Ok terima kasih untuk perhatiannya selamat
siang. ”
184. SS
: “Selamat siang bu. Thank you Miss, see you..” [Siswa menjawab dengan penuh semangat]
185. G
: “You’r wellcome.”