Pertemuan Pertama Jumat, 24 Februari 2017

63. G : “yang ditanyakan adalah peluang munculnya mata dadu ganjil. Jadi kita gunakan rumus yang tadi sudah dibahas ya... Peluang munculnya mata dadu ganjil disimbolkan dengan PE. Sehingga diperoleh rumus PE sama dengan nE dibagi nS, sama dengan tiga dibagi enam, hasilnya setengah. [guru menulis di papan dan beberapa siswa ikut mendikte. Sedangkan sebagian siswa yang lain memperhatikan] “Jadi peluang kejadian munculnya mata dadu ganjil adalah setengah. Selalu diingat ya jangan lupa untuk menulis penyelesaian soal secara runtut mulai dari apa yang diketahui, ditanya, penyelesaian sampai pada kesimpulannya.” 64. SS : “Baik bu.” 65. G : “Ya silahkan di catat.” [guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat contoh soal] “Sudah selesai catatnya?” 66. SS : “Sudah bu.” 67. G : “Nah perlu kalian ingat bahwa nilai peluang suatu kejadian berkisar antara 0 sampai 1. Jika peluang kejadian sama dengan 0 maka itu menyatakan peluang yang mustahil sedangkan peluang kejadian sama dengan 1 menyatakan peluang kejadian yang pasti terjadi. Coba kalian sebutkan contoh kejadian yang mustahil. ” 68. M2 : “Misalnya peluang munculnya mata dadu 7 bu.” 69. G : “Ya itu salah satu contoh peluang kejadian yang mustahil ya. Lalu sebutkan contoh peluang kejadian yang pasti terjadi . ” 70. M1 : “Peluang matahari terbit dari timur.” 71. G : “Iya benar ya jawaban yang disampaikan M1 dan M2. Nah selanjutnya kita akan bahas tentang Frekuensi Harapan. Silahkan Hijau 4 untuk membacakan apa itu frekensi harapan. ” 72. H4 : “Frekuensi harapan dari suatu kejadian merupakan banyaknya percobaan dikalikan peluang suatu kejadian dalam percobaan tersebut. Misalnya suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali, maka frekuensi harapan suatu kejadian E dalam percobaan dinyatakan dengan frekuensi harapan E dalam suatu percobaan yang diulang sebanyak n kali dikali dengan peluang kejadian E dalam setiap percobaan. 73. G : “Ya, langsung contoh saja ya?” 74. SS : “Iya bu.” [Guru menulis soal di papan tulis] 75. G : “Ayo semuanya perhatikan dulu...Nah misalkan sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi harapan munculnya mata dadu prima? Terlebih dahulu kita tuliskan apa yang diketahui ya? ” 76. SS : “Iya bu.” 77. G : “Langkah pertama kita tentukan ruang sampelnya ya. Silahkan kuning 3 sebutkan ruang sampelnya. ” 78. K3 : “ruang sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6.” [guru menulis di papan apa yang disampaikan Kuning 3] 79. G : “Ya terima kasih. Jadi ruang sampelnya 1 sampai 6. Sehingga banyak ruang sampelnya ada 6 ya. Setelah itu kita misalkan E adalah peluang munculnya mata dadu prima, bisa juga dimisalkan dengan huruf kapital yang lain. Penulisan matematikanya adalah nS = 6.” [Guru sambil menulis di papan tulis] “Sekarang ibu minta Kuning 4 untuk menyebutkan anggota dari E itu apa saja. ” 80. K4 : “Anggotanya adalah 2, 3, dan 5 bu.” 81. G : “Ya benar terima kasih, anggotanya adalah 2, 3, dan 5. Sehingga banyak anggotanya adalah 3. Penulisan matematikanya adalah nE = . Apa lagi yang diketahui pada soal?” 82. SS : “n..” {siswa menjawab dengan penuh semangat] 83. G : “n-nya berapa?” 84. SS : “360 bu.” 85. G : “Setelah kita menulis semua yang diketahui pada soal, apa yang kita lakukan? Ayoo ada yang ingin menyampaikan pendapatnya? ” 86. MM1 : “Dicari dulu PE nya pakai rumus bu..” 87. G : “ Iya rumusnya gimana?” 88. MM1 : “PE sama dengan nE dibagi nS.” 85. G : “Ya terima kasih sudah menyampaikan pendapatnya. Gunakan rumus yang tadi ya kita substitusikan nE dengan 3 dan substitusikan nS dengan 6 sehingga diperoleh peluang kejadian munculnya mata dadu prima adalah setengah.” [Guru sambil menulis di papan tulis] “Tadi yang ditanyakan adalah berapakah frekuensi harapan munculnya mata dadu prima setelah dilantunkan sebanyak 360 kali? Rumusnya kan sudah kita ketahui tadi, sehingga kita substitusikan � = 6 dan � = sehingga ℎ = 8 . Jadi, frekuensi harapan munculnya mata dadu prima setelah dilantunkan 360 kali adalah sebanyak 180 kali. ” [siswa mendikte dan guru menulis di papan tulis] “Sudah paham?” 86. SS : “Sudah bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 87. G : “Ok sekarang kita akan diskusi kelompok ya, nanti kalian akan menyelesaikan LKS dan ada langkah diskusi kelompoknya. Seperti yang sudah ibu jelaskan di awal tadi yaitu ada tahap think, tahap pair, dan tahap square. Nanti ada waktu untuk tiap tahapannya. Silahkan kalian membentuk kelompok.” [Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang berdasarkan warna kartu sesuai dengan pembagian kelompok di awal pelajaran dan guru membagikan LKS mengenai percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian, peluang kejadian tunggal, serta frekuensi harapan] 88. G : “Ok sebelumnya ibu akan jelaskan kembali tiga tahap yang ada dalam model pembelajaran Think-Pair-Square ya. Untuk tahap yang pertama adalah tahap Think, kalian akan diberi waktu kurang lebih sekitar 5 menit untuk memahami soal yang diberikan dan memikirkan cara-cara untuk menyelesaikan soal secara individu. Tahap yang kedua adalah tahap Pair, pada tahap ini kalian akan bertemu dengan pasangan kalian jadi maksudnya dari empat orang tadi akan dibagi dalam dua kelompok kecil lagi, kalian bebas untuk pilih pasangan dari teman dalam kelompok ya bukan dari kelompok lain [semua siswa tertawa]. Pada tahap Pair kalian akan diberi waktu kurang lebih 15 menit untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pasangan dalam menyelesaikan soal. Sedangkan pada tahap Square kalian akan diberi waktu kurang lebih 20 menit untuk bergabung kembali dalam kelompok berempat untuk saling bertukar jawaban, melanjutkan proses diskusi dan mencari jawaban yang tepat untuk selanjutya dijadikan jawaban kelompok. Nanti kalian juga akan mengutus perwakilan 2 orang tiap kelompok untuk menulis hasil kerja kelompok dan menjelaskan kepada teman-teman. Sampai disini dulu, apakah kalian paham untuk tiap tahapnya?” 89. SS : “Paham bu.” 90. G : “Nanti kalau ada temen yang presentasi kalian gak cuma mendengarkan lho ya? Tapi juga akan menanggapi penampilan dari kelompok yang presentasi. ” 91. M1 : “Bu itu naggepinnya gimana bu?” 92. G : “Ya kalian bisa mengomentari penampilannya seperti apa atau mungkin kalau ada yang punya jawaban yang berbeda nanti bisa disampaikan.” 93. O1 : “Oh gitu toh bu. Waa ngomentari opo iki” [semua siswa tertawa] 94. G : “Ya apa aja boleh. Nanti ketika presentasi aturannya seperti ini ya kel. Oranye menanggapi kel. Putih, kel. Merah Muda menanggapi kel. Oranye, kel. Kuning menanggapi kel. Merah Muda, kel. Merah menanggapi kel. Kuning, kel. Hijau menanggapi kel. Merah, dan kel. Putih menanggapi kel. Hijau. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk tiap kelompok menanggapi penampilan dari kelompok yang sedang presentasi ya. Sudah paham? ” 95. SS : “Paham bu.” 96. MM1 : “ Bu saya kan dari kelompok merah muda kalo mau nanggapi kelompok selain kelompok Oranye boleh bu?” 97. G : “Oh ya sangat dibolehkan.Ok sudah bisa dimulai?” 98. SS : “Sudah bu.” 99. G : “Silahkan kalian pahami soalnya dulu. Individu ya jangan berpasangan atau berkelompok, ibu beri waktu 5 menit ya.” [suasana kelas hening] 100. G : “Sudah selesai mencermati soalnya?” 101. SS : “ Sudah bu.” 102. G : “Sekarang kalian bebas memilih pasangan dalam kelompok untuk lanjut ke tahap Pair. Ibu beri waktu 15 menit untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pasangan.” [Siswa terkadang mengeluarkan suara ketika berdiskusi dan guru berkeliling ke tiap kelompok untuk memeriksa pekerjaan siswa] 103. G : “Sudah selesai diskusi sama pasangannya?” 104. SS : ”Sudah.” 105. G : “Sudah ya. Ok tahap Pairnya selesai, sekarang kita ke tahap selanjutnya yaitu tahap Square, kalian berdiskusi dalam kelompok berempat untuk menyatukan jawaban dari hasil pemikiran ketika tahap Pair. Nanti hasil diskusinya akan dipresentasikan di depan ya. Ibu beri waktu 20 menit ya untuk melanjutkan diskusi dan menyelesaikan LKS.” 106. SS : “Baik bu.” [Siswa terkadang mengeluarkan suara ketika berdiskusi dan guru berkeliling ke tiap kelompok untuk memeriksa pekerjaan siswa dan membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal] 107. G : “Sudah selesai diskusinya? Ini udah 20 menit ya.” 108. SS : “Iya bu.” 109. G : “Baik mohon perhatiannya dulu, nanti kelompok Oranye presentasikan hasil kerja kelompok untuk nomor 1, kelompok Putih nomor 2, kelompok Hijau nomor 3, kelompok Merah nomor 4, kelompok Kuning nomor 5, dan kelompok Merah Muda nomor 6. Jadi, yang pertama maju nomor 1 sampai 3 dulu, ditulis hasilnya di papan tulis. PPTnya dimatikan ya supaya lebih jelas nanti.. 110. MM1 : “Iya bu..” [O3, P2, dan H1 menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis] 111. G : “Yang lain bisa perhatikan temannya ya.. Yang lain bisa perhatikan dulu temannya yang maju ya.” [siswa yang lain memperhatikan teman yang sedang menulis hasil pekerjaan di papan tulis] 112. O1 :[ketika O3, P2, dan H1 sedang menulis di papan tulis] ”Bu, Presentasinya nanti semuanya?” 113. G : “Nggak, nanti teman yang menulis jawaban akan menunjuk secara acak teman lain dalam kelompoknya untuk menjelaskan hasil kerja kelompok, atau mau jadi sukarela untuk menjelaskan juga boleh nggak harus ditunjuk gitu ya.. ” 114. O1 : “ Oh gitu ya bu.. ok deh bu..” 115. G : “Ya sekarang silahkan dari kelompok Oranye siapa yang mau menjelaskan?” 116. O2 : “Aku wae bu.” 117. G : “Ya silahkan Oranye 2, yang lain memperhatikan ya.. Nanti kelompok yang menanggapi hasil presentasi kelompok Oranye adalah kelompok Putih ya.. tapi kalau kelompok lain juga mau menanggapi ya dipersilahkan. Setuju semua? ” 118. SS : “Setuju bu.” 119. O2 : “Sebelumnya saya buka dulu Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh .” 120. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 121. O2 : “Saya dari kelompok Oranye akan menjelaskan soal yang nomer 1 yaitu pertanyaannya percobaan dimana dua buah logam dilempar satu kali dan yang ditanyakan adalah tentukan ruang sampel dan titik sampelnya. Yang pertama percobaan dua uang logam dilempar satu kali [sambil menunjukkan 2 buah uang logam lima ratusan]. Ini contohnya aja dilempar ya, yang pertama angka sama angka, kedua bisa angka sama gambar, setelah itu gambar sama angka, dan selanjtnya yang terakhir gambar dengan gambar [O2 menjelaskan sambil menunjukkan 2 koin uang logam lima ratusan]. Jadi ruang sampelnya ada angka-angka, angka- gambar, gambar angka, dan gambar-gambar itu tulisnya diapit tanda kurung kurawal. Sedangkan titik sampelnya ada empat Sudah, apa ada pertanyaan? ” 122. G : “Ya ini Putih satu nunjuk jari. Silahkan mbak.” 123. P1 : “Saya mau tanya titik sampelnya itu apa aja?” 124. O2 : “Titik sampelnya itu kan jumlah dari ruang sampel kan cuma ada empat jumlah dari ruang sampel.” 125. P1 : “kan jumlah dari ruang sampel itu nS.” 126. O2 : “Oh ya maaf titik sampelnya yaitu AA, AG, GA, dan GG itu tulisnya nggak diapit tanda kurung kurawal.” 127. G : “Bagaimana bisa diterima?” 128. P1 : “Ya bisa bu.” 129. G : “Ada tanggapan lain? Tidak ada ya.. Ok tepuk tangan untuk kelompok Oranye.” [siswa memberikan tepuk tangan yang meriah] “Ya tadi kalian jumlah ya.. Ibu mau perbaiki sedikit, itu bukan jumlah tapi banyaknya. Kalau jumlah berarti kita jumlahkan dari 1 sampai 4. Gitu ya?” 130. SS : “Ohh iya bu.” 131. G : “Untuk yang menjelaskan nomor 2 silahkan maju.Untuk teman yang lain bisa diperhatikan ya temannya yang menjelaskan.” [P4 maju ke depan untuk menjelaskan nomor 2] 132. P4 : “Sebelumnya Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 133. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 134. P4 : “Saya perwakilan dari kelompok putih akan menjelaskan soal nomor 2. Yang nomor 2 itu soalnya dalam setumpuk kartu Bridge diambil satu kartu secara acak. Tentukan peluang bahwa yang terambil itu ialah kartu As. Kartu bridge terdiri dari lima puluh dua kartu. Lima puluh dua itu terdiri dari angka nomor dua sampai sepuluh itu berjumlah sembilan. Terus ada As, As-nya As, K, Q, sama J itu kan ada empat itu kan ada empat. Jadi sembilan ditambah empat ada tiga belas. Sedangkan jenis kartunya ada empat jadi 13 dikali empat itu lima puluh dua. Jadi, jumlah ehh banyak ruang sampelnya ada lima puluh dua, yang ditanyakan peluang terambil satu kartu As. Kita misalkan kejadian terambil kartu As dengan A. Kartu As terdiri dari As keriting, As sekop, As hati, dan As diamond ada empat. Sehingga peluang terambil kartu As adalah banyaknya anggota kartu As yaitu empat dibagi banyaknya Anggota ruang sampel yaitu lima puluh dua, empat dibagi lima puluh dua disederhanakan lagi jadinya satu per tiga belas. Jadi, peluang terambil satu kartu As adalah satu per tiga belas. Sekian dari saya, banyak kurangnya mohon maaf. Apakah ada pertanyaan? ” 135. G : “Iya terima kasih ya.. sekarang bagaimana tanggapannya dari kelompok hijau .” 136. H1 : “Iya menurut saya cara menjelaskannya sudah bagus ya karena suaranya gede.” 137. H4 : “Iya mbak mungkin kalau jelasin hadapnya jangan ke papan terus.. heheh itu aja.” 138. G : “Ada lagi yang mau menanggapi? Tidak ada ya.. ya udah terima kasih untuk kelompok putih dan juga kelompk hijau ya.” [siswa memberikan tepuk tangan meriah] 139. P4 : “Terima kasih Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 140. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 141. G : “Iya yang nomor tiga silahkan maju.” 142. G : “Yang lain silahkan perhatikan teman yang menjelaskan.’ [Hijau 3 maju untuk menjelaskan] 143. H3 : “Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 144. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 145. H3 : “Saya perwakilan dari kelompok Hijau akan menjelaskan mengenai soal nomor tiga. Pada soal telah disediakan bilangan- bilangan asli yang terdiri dari angka satu sampai dua puluh, yang ditanyakan berapa peluang terambilnya bilangan prima dari angka satu sampai dua puluh. Nah ruang sampelnya berarti kan terdiri dari satu, dua, tiga sampai dua puluh. Jadi, banyaknya anggota ruang sampel ada dua puluh. Kita misalkan dulu kejadian terambilnya bilangan prima adalah E sehingga anggota E adalah dua, tiga, lima, tujuh, sebelas, tiga belas, tujuh belas, dan sembilan belas banyaknya ada delapan. Ditanyakan berapa peluang terambilnya bilangan prima dari angka satu sampai dua puluh, yaitu rumusnya adalah banyaknya bilangan E dibagi banyak bilangan ruang sampel sama dengan delapan dibagi dua puluh disederhanakan lagi menjadi dua per lima. Jadi, peluang terambilnya bilangan prima dari tersedianya bilangan asli tadi adalah dua per lima. Sekian penjelasan dari saya, apakah ada pertanyaan? ” 146. G : “Ya ada tanggapan dari kelompok Merah?” 147. M4 : “ Ya tadi mbaknya bilang banyaknya bilangan E bagi banyak bilangan ruang sampel, seharusnya banyak anggota kejadian E dibagi banyak anggota ruang sampel.” 148. H3 : “Oh ya maaf tadi keliru.” 149. G : “Ya, terima kasih masukkannya. Mungkin tadi lidahnya keseleo ya?” [semua siswa tertawa] “Ada lagi yang mau menanggapi? Kalau tidak ada, beri tepuk tangan untuk kelompok Hi jau dan yang tadi sudah menanggapi.” [siswa memberikan tepuk tangan yang meriah] 150. H3 : “Terima kasih.” 151. G : “Papannya boleh bersihkan dulu. [salah satu siswa membersihkan papan tulis] “Selanjutnya untuk nomor tiga sampai enam silahkan tulis hasil kerjanya di depan.” [M3, K1, dan MM1 menuliskan hasil kerja kelompok di papan tulis] 152. G : “Yang lain perhatikan ke depan ya?” 153. SS : “Iya bu.” 154. G : “Ok sekarang yang maju menjelaskan nomor empat dari kelompok Merah silahkan maju.” 155. M4 : “Sebelumnya Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh .” 156. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 157. M4 : “Saya perwakilan dari kelompok merah akan menjelaskan soal nomor empat. Pertanyaannya adalah misalkan dalam tas Farhan berisi enam pensil dan tiga pulpen. Kemudian Farhan mengambil satu objek bisa pensil atau pulpen secara acak tanpa memilih. Jadi, dimisalkan disini ada tas Farhan, tersedia enam pensil dan tiga pulpen. Kita misalkan A adalah kejadian mengambil pensil dan B adalah kejadian mengambil pulpen. Banyak ruang sapel yaitu enam ditambah tiga sama dengan sembilan. Banyak ruang sampel ada sembilan, banyaknya anggota A ada enam, dan banyaknya anggota B ada tiga. Pertanyaan yang pertama berapa peluang terambilnya pensil? PA sama dengan nA dibagi n S, sama dengan enam per sembilan, kita sederhanakan menjadi dua per tiga. Jadi, peluang terambilnya pensil secara acak adalah dua per tiga. Soal yang b adalah berapa peluang terambilnya pulpen secara acak? PB sama dengan nB dibagi n S, sama dengan tiga per sembilan, kita sederhanakan menjadi satu per tiga. Jadi, peluang terambilnya pulpen secara acak adalah satu per tiga. Sekian dari saya, ada kurangnya mohon maaf. Apa ada yang mau menanggapi ?” 158. G : “Ada yang mau menanggapi? Dari kelompok Kuning?” 159. K3 : “Nggak ada bu. Udah bagus.” 160. MM : “Sipp ok.” 161. G : “Ya katanya sudah ok penampilannya. Tepuk tangan untuk kelompok Merah.” [siswa memberikan tepuk tangan yang meriah] 162. M4 : “Terima kasih Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh .” 163. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 164. G : “Selanjutnya dari kelompok Kuning, nanti yang menanggapi kelompok Merah ya?” 165. M1 : “Siap bu.” 166. K2 : “Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 167. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 168. K2 : “Saya perwakilan dari kelompok Kuning akan menjelaskan soal nomor lima. Pertanyaannya adalah dalam percobaan melempar undi dua dadu sekaligus, berapa frekuensi harapan munculnya jumlah dadu enam jika percobaan diulang 180 kali. Yang pertama kita menentukan ruang sampel yang terdiri dari satu- satu, satu-dua, satu-tiga sampai dengan enam-enam. Nah banyaknya ruang sampel itu ada tiga puluh enam.Misalkan A kejadian munculnya jumlah dadu enam. Anggota dari A yaitu satu-lima, dua-empat, tiga-tiga, empat-dua, dan lima-satu. Banyaknya anggota A ada lima. Percobaan diulang sebanyak 180 kai. Jadi, frekuensi harapannya n dikali peluang A sama dengan n dikali banyaknya anggota A dibagi banyaknya anggota ruang sampel, sama dengan seratus delapan puluh dikali lima per tiga puluh enam sama dengan dua puluh lima kali. Jadi, frekuensi harapan munculnya jumlah dadu enam sama dengan dua puluh lima kali. Apakah ada pertanyaan? ” 169. MM1 : “Saya akan menanggapi itu yang A itu seharusnya kejadian muncul jumlah mata dadu enam. Kalo jumlah dadu enam kan berarti dadunya a da enam, terima kasih.” 170. K2 : “Oh iya terima kasih tanggapannya. Ini tadi salah penulisan maaf.” [siswa sambil tertawa] “Sekian dari saya mohon maaf jika ada salah kata Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 171. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 172. G : “Ya karena waktu hampir selesai, nanti yang nomor enam dilanjutkan di pertemuan berikutnya ya?” 173. MM1 : “Yes” [dengan penuh semangat dan siswa yang lain tertawa] 174. SS : “Iya bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 175. G : “Ya apa saja yang sudah kita pelajari hari ini?” 176. MM1 : “Ruang sampel, percobaan bu.”[beberapa siswa juga menjawab bersahutan] 177. G : “Ya apa lagi?” 178. M1 : “Titik sampel dan kejadian juga bu.” 179. G : “Ya benar. Masih ada lagi?” 180. K2 : “Ee itu bu anu peluang kejadian tunggal dan frekuensi harapan bu.” 181. G : “Ok untuk pertemuan selanjutnya kita akan bahas tentang peluang kejadian majemuk yang terdiri dari peluang komplemen, peluang kejadian tidak saling lepas dan peluang kejadian saling lepas. Jangan lupa untuk pelajari di rumah ya?” 182. SS : “Baik bu” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 183. G : “Ok untuk pertemuan selanjutnya model pembelajarannya tetap berkelompok ya, dan kelompoknya masih tetap sama. Kartu kelompoknya silahkan dikumpulkan, nanti dibagi lagi di pertemuan berikut. Ok terima kasih untuk perhatiannya selamat siang. ” 184. SS : “Selamat siang bu. Thank you Miss, see you..” [Siswa menjawab dengan penuh semangat] 185. G : “You’r wellcome.”

2. Pertemuan Kedua Selasa, 28 Februari 2017

1. G : “Selamat siang anak-anak.” 2. SS : “Selamat siang bu.” [menjawab dengan semangat] 3. G : “Bagaimana kabarnya hari ini?” 4. SS : “Baik bu.” [menjawab dengan semangat] 5. G : “Sebelumnya ibu akan memeriksa kehadiran kalian. Nanti kalau ibu panggil namanya kalian maju dan akan menerima kartu seperti pertemuan sebelumnya ya .” [guru memanggil nama siswa satu per satu dan siswa maju sambil menerima kartu. Pembagian kelompok sudah ditentukan guru sebelumnya berdasarkan kemampuan akademik siswa. Setelah menerima kartu siswa dikondisikan agar bergabung dengan kelompoknya masing- masing.] “Kemarin ada latihan soal yang belum selesai ya?” 6. SS : “Iya bu.” 7. G : “Iya dari kelompok Merah Muda. Ya hasil kerjanya ditulis dulu.” 8. MM4 : “Spidolnya gak terang bu.” 9. G : “Ibu sudah menyediakan spidol. Silahkan maju.” [MM4 menuliskan hasil kerja di papan tulis] 10. G : “Yang lain perhatikan ya.” 11. MM4 : “Sudah bu.” 12. G : “Terima kasih ya. Silahkan teman kelompok yang bertugas untuk menjelaskan silahkan maju.” 186. MM3 : “Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 13. SS : “Waalaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh.” 14. MM3 : “Saya perwakilan dari kelompok Merah Muda akan menjelaskan soal nomor enam. Soalnya pada percobaan melempar undi tiga uang logam sekaligus yang berisi angka dan gambar, berapa frekuensi harapan munculnya dua angka dan satu gambar jika percobaan diulang 120 kali?dari soal diketahui ruang sampelnya adalah kurung kurawal angka-angka-angka, angka-angka- gambar, angka-gambar-angka, gambar-angka-angka, gambar- gambar-angka, dan gambar-gambar-gambar dan banyaknya ruang sampel sama dengan delapan. Misalkan E adalah kejadian muncul dua angka dan satu gambar maka anggota kejadian E adalah angka-angka-gambar, angka-gambar-angka, dan gambar-angka-angka, banyak anggota E adalah tiga. Sedangkan banyak percobaan adalah 120 kali. Jadi dimasukkan ke dalam rumus frekuensi harapan yaitu banyaknya percobaan dikali peluang kejadian E, yaitu seratus dua puluh dikali banyaknya anggota E per banyaknya anggota S, yaitu seratus dua puluh dikali tiga per delapan sama dengan empat puluh lima kali. Jadi, kejadian muncul dua angka dan satu gambar adalah empat puluh lima kali. Sekian dari saya terima kasih. Ada yang mau menanggapi?” 15. G : “Ya Kuning 2 mau menanggapi Silahkan Kuning 2.” 16. K2 : “Saya dari kelompok Kuning mau menanggapi. Itu kan kesimpulannya adalah Merah Muda 2 bilang begini jadi kejadian muncul dua angka dan satu gambar adalah empat puluh lima kali. Seharusnya kesimpulannya adalah jadi frekuensi harapan muncul dua angka dan satu gambar adalah empat puluh lima kali. Bukan peluang yang ditanyakan. Terima kasih. 17. MM3 : “Oh ya mohon maaf atas kesalahannya. Salah ucap tadi.” 18. G : “Ada lagi?” 19. SS : “Sudah bu.” 20. G : “Ok silahkan duduk dalam kelompok dulu.” [siswa mengatur posisi duduk dalam kelompok] “Sudah duduk dalam kelompok masing-masing?” 21. SS : ”Sudah bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 22. G : “Ya hari ini kita akan bahas tentang tentang peluang kejadian majemuk yang terdiri dari peluang komplemen, peluang kejadian tidak saling lepas dan peluang kejadian saling lepas.Ada yang sudah pernah dengar istilah ini sebelumnya?” 23. SS : “Sudah bu..” 24. G : “Iya bagus kalau kalian sudah pernah mendengarnya jadi nggak begitu asing. Tujuan pembelajaran kita hari ini adalah agar siswa dapat menentukan rumus komplemen suatu kejadian dan menerapkannya dalam menyelesaikan soal, agar siswa dapat menentukan rumus peluang dua kejadian tidak saling lepas serta dapat menerapkannya dalam menyelesaikan soal, dan tujuan yang ketiga adalah agar siswa dapat menentukan rumus peluang dua kejadian saling lepas serta dapat menerapkannya dalam menyelesaikan soal. Nanti modelnya sama seperti yang kemarin kalian akan mengerjakan LKS dalam kelompok ya. ” 25. SS : “Iya bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 26. G : “Kita mulai dulu dari kejadian majemuk ya. Majemuk itu apa sih? Ada yang tau nggak maksud dari kata majemuk?” 27. M2 : “Majemuk itu banyak bu.” 28. G : “Ya betul majemuk itu berarti banyak. Kalau begitu kejadian majemuk itu kejadian yang bagaimana? Ada ingin berpendapat? Silahkan.” 29. MM3 : “ Saya bu.” 30. G : “Ya silahkan Merah Muda 3.” 31. MM3 : “Kejadian majemuk adalah kejadian yang lebih dari satu yang disatukan.” [siswa sambil tertawa] 32. G : ”Iya benar ya, kejadian-kejadian itu lalu dioperasikan kalo dalam bahasa matematikanya. Ya silahkan M4 baca tulisan yang ada pada PPT. ” [guru menunjukkan pengertian kejadian majemuk pada PPT] 33. M4 : “Kejadian majemuk adalah jika dua atau lebih kejadian dioperasikan sehingga membentuk kejadian baru.” 34. G : “Ya terima kasih ya.. Nah ada tiga operasi yang akan dipelajari pada bagian ini, yaitu operasi komplemen, operasi penjumlahan dan operasi perkalian. Tapi untuk yang hari ini kita hanya akan membahas operasi komplemen dan penjumlahan ya.. sedangkan untuk operasi perkalian akan dibahas pada pertemuan selanjtnya. ” 35. SS : “Baik bu.” 36. G : “Pertama kita akan bahas tentang peluang kejadian komplemen. Komplemen itu maksudnya seperti ini misalkan kita punya suatu himpunan semesta yang dilambangan dengan S, kemudian terdapat satu himpunan lagi di dalamnya misalkan kita namakan himpunan itu E maka anggota dari himpunan semesta yang tidak termasuk dalam himpunan E disebut sebagai E komplemen penulisannya E dipangkatkan c. Perhatikan gambar pada PPT ya gambarnya seperti itu. Nah Ada yang bisa sebutkan contohnya? 37. MM1 : “ Saya bu.” 38. G : “ya Erda MM1 coba sebutkan satu contoh.” 39. MM1 : ”Misalnya siswa Kelas XI AK 1 itu E nya, kemudian E komplemennya adalah selain siswa kelas XI AK 1, dan S nya seluruh siswa SMK Negeri 1 Depok.” 40. G : “Ya benar ya contoh yang di sampaikan Erda. Jadi misalkan S nya semua siswa SMK Negeri 1 depok, E nya siswa kelas XI AK 1, e komplemennya selain siswa kelas XI AK 1. Ilustrasinya bisa dilihat pada gambar ya disitu ada himpunan E , kemudian ada E komplemen yang bukan anggota E tetapi keduanya ternasuk anggota S.Kemarin juga sudah dibahas kisaran dari peluang suatu kejadian misalnya kejadian E kisaran peluangnya berapa? ” 41. SS : “0 sampai 1,” 42. G : “Ya benar ya kalau 0 berarti kejadiannya mustahil sedangkan kalau 1 kejadiannya pasti terjadi. Sehingga peluang kejadian E ditambah peluang kejadian komplemen dari E itu jumlahnya 1 atau bisa juga ditulis peluang komplemen dari E sama dengan 1 dikurangi peluang kejadian E.” [siswa diberi kesempatan untuk mencatat] “Ok perhatikan contoh yang ada di PPT, dalam sebuah kantong terdapat 5 kelerang merah, 2 kelereng putih dan 3 kelereng hijau. Pertanyaan pertama tentukan peluang terambilnya kelereng merah, pertanyaan yang kedua tentukan peluang terambilnya bukan kelereng merah. Ok kita selesaikan bersama ya?” 43. SS : “Iya bu.” 44. G : ”Langkah pertama tulis semua apa yang diketahui pada soal, berarti ada S terdiri dari 5 kelereng merah, 3 kelereng putih, dan 2 kelereng hijau, nS nya ada berapa?” 45. SS : “Ada 10 bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 46. G : “Kita misalkan dulu M adalah kejadian terambilnya kelereng Merah sehingga nM sama dengan 5, Pth kejadian terambilnya kelereng Putih sehingga nPth sama dengan 3, dan H kejadian terambilnya kelereng Hijau sehingga nH sama dengan 2. Pertanyaan pertama peluang terambilnya kelereng Merah, maka PM sama dengan nM dibagi nS diperoleh 5 per 10 bisa disederhanakan jadi setengah. Jadi peluang terambilnya kelereng merah adalah setengah. Petanyaan kedua peluang terambilnya kelereng bukan Merah, berarti ini pakai apa?” 47. M1 : “Pake komplemen bu berarti peluang komplemen dari M bu.” 48. G : “Ya tepat sekali ya. Kita gunakan rumus komplemen diperoleh peluang komplemen dari M sama dengan 1 dikurangi peluang kejadian M, sama dengan 1 kurang setengah sama dengan setengah. Jadi peluang terambilnya kelereng bukan Merah adalah setengah. ” [siswa diberi kesempatan untuk mencatat] 49. G : “Sekarang kita masuk pada peluang kejadian tidak saling lepas. Ada yang tahu kejadian saling lepas itu maksudnya bagaimana?” 50. M2 : “Itu bu sebagian lingkarannya saling tindih.” [sebagian siswa tertawa] 51. G : “Saling tindih gimana maksudnya? Ayo digambarkan dulu dalam bentuk diagram Venn.” [M2 menggambar diagram Venn dua kejadian yang tidak saling lepas di papan tulis] “Udah bener ya gambarnya. Tadi yang dimaksud saling tindih itu maksudnya yang diarsir itu ya?” 52. M2 : “Iya bu.” 53. G : “Nah kalau dilihat dari gambarnya coba kalian bahasakan dengan kalimat kalian sendiri apa itu peluang kejadian tidak saling lepas. ” 54. MM3 : “Dari gambarnya berarti itu adalah dua kejadian yang saling beririsan bu.” 55. MM1 : “Ada anggota yang sama.” 56. G : “Ya coba MM1 suaranya lebih keras lagi.” 57. MM1 : “Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas apabila dua kejadian itu punya anggota yang sama.” 58. G : “Ya jawabannya benarnya. Terima kasih sudah berani menyampaikan pendapatnya.” 59. G : “Ingat ya jika A dan B kejadian yang tidak saling lepas maka peluang dari kejadian A gabung kejadian B sama dengan peluang kejadian A ditambah kejadian B lalu dikurangi peluang A irisan B. Ayo sekarang perhatikan contoh soa l ini.” [Guru menulis contoh soal di papan tulis] “Dalam pelemparan sebuah dadu satu kali tentukan peluang muncul mata dadu ganjil atau prima Pertama-tama kita tuliskan apa saja yang diketahui. Ayo pada soal apa sj yang diketahui?” 60. SS : “Ruang sampelnya bu.” [siswa menjawab bersahutan] 61. G : “Iya ruang sampel ya ayo sebutkan.” 62. SS : “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam.” 63. G : “Jangan lupa kalo nulis anggota ruang sampel itu selalu diapiti oleh kurung kurawal. Banyak anggotanya 6 ya. Lalu kita misalkan A adalah kejadian muncul mata dadu ganji. Anggotanya 1,3, dan 5 sehingga nA sama dengan 3. Sedangkan B adalah kejadian muncul mata dadu prima. Anggotanya 2,3, dan 5 sehingga nB juga sama dengn 3. Nah sekarang kita lihat ada anggota yang sama nggat dari A dan B?” 64. SS : “Ada bu, 3 dan 5.” [siswa menjawab bersahutan] 65. G : “Ya karena ada anggota yang sama maka ini adalah dua kejadian yang tidak saling lepas. Anggota A irisan B adalah 3 dan 5. Sehingga peluang muncul kejadian A atau B sama dengan peluang kejadian A tambah peluang kejadian B dikurangi peluang A irisan B, sama dengan 3 per 6 tambah 3 per 6 kurang 2 per 6, sama dengan 4 per 6 disederhanakan lagi jadi 2 per 3. Jadi, peluang muncul mata dadu ganjil atau prima adalah 2 per 3. “ [siswa diberi waktu untuk mencatat contoh soal] “Sudah paham tentang peluang kejadian tidak saling lepas?” 66. SS : “Sudah bu.” [siswa menjawab dengan penuh semangat] 67. G : “Selanjutnya kita masuk pada peluang kejadian saling lepas. Ada yang tahu kejadian saling lepas itu maksudnya bagaimana?” 68. P3 : “Saling pisah bu.” 69. G : “Mungkin bisa di gambarkan dulu ya supaya bisa dibahasakan

Dokumen yang terkait

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi

1 56 180

Pengembangan media pembelajaran matematika basis android pada materi peluang untuk siswa SMK

9 25 198

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24