Uji Hipotesis HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Penelitian
lebih kecil daripada nilai mean teoritis 104,03130, yang berarti bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki tingkat sikap konsumtif yang rendah.
Skor koefisien korelasi yang dihasilkan dari penelitian ini sebesar 0,354 menunjukkan derajat hubungan yang rendah antara variabel frekuensi
menonton sinetron dan variabel sikap konsumtif. Sumbangan yang diberikan oleh variabel frekuensi menonton sinetron terhadap sikap konsumtif remaja putri pun
tergolong cukup rendah, yaitu hanya sebesar 0,125 atau 12,5. Hal ini berarti frekuensi menonton sinetron hanya memberi sedikit sumbangan terhadap sikap
konsumtif remaja. Sumbangan frekuensi menonton sinetron yang cukup rendah tadi dan
derajat korelasi yang juga tergolong rendah, dapat menggambarkan bahwa frekuensi menonton sinetron hanya merupakan sebagian kecil saja dari berbagai
hal yang mempengaruhi sikap konsumtif. Selain itu frekuensi menonton sinetron pada penelitian ini hanya dilihat dari lamanya subjek menonton sinetron setiap
minggunya. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan penelitian. Data mengenai jenis sinetron apa yang ditonton oleh subjek, kapan saja waktu menonton, serta
apakah subjek benar-benar mengikuti jalan cerita sinetron yang ia tonton belum diungkap pada penelitian ini. Pilihan jawaban frekuensi menonton sinetron pada
angket pun hanya terbatas sampai diatas 21 jam. Data-data tersebut sangat penting untuk mengungkap mengenai intensitas menonton sinetron, sebab data frekuensi
saja kurang dapat mengungkap seberapa intens subjek menonton sinetron. Oleh sebab itu data-data tersebut harus diungkap apabila ingin mengetahui seberapa
jauh intensitas menonton sinetron mempengaruhi sikap konsumtif. Data mengenai
frekuensi saja, belum cukup memadai untuk mengetahui indikator yang kemungkinan mempengaruhi sikap konsumtif.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa frekuensi menonton sinetron bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi
sikap konsumtif, tetapi masih banyak faktor lain yang juga mempengaruhi sikap konsumtif dan perlu untuk dipertimbangkan seperti kebudayaan, kelas sosial,
kelompok sosial, dan kelompok referensi, keluarga, motivasi, proses belajar, kepribadian, serta konsep diri. Oleh karena itu sebaiknya dalam membahas sikap
konsumtif perlu juga untuk mempertimbangkan keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumtif dan bukan hanya menyorotinya dari salah satu
faktor saja. Kesimpulan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Evanita, Afnidarti, dan Armida. Mereka meneliti pengaruh terpaaan iklan televisi terhadap sikap konsumtif ibu rumah tangga di kota Padang. Penelitian tersebut
berkesimpulan bahwa sikap konsumtif ibu rumah tangga tidak hanya dipengaruhi oleh variabel iklan saja, melainkan juga dipengaruhi oleh variabel diluar iklan
yang melekat pada pemirsa. Lebih jelas lagi penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa iklan televisi, model iklan televisi, repetisi iklan televisi, motivasi, umur,
pendidikan, pendapatan, dan kelompok acuan secara bersama-sama berpengaruh terhadap sikap konsumtif ibu rumah tangga.
Faktor-faktor lain yang belum dipertimbangkan di dalam penelitian ini juga merupakan salah satu keterbatasan penelitian. Subjek penelitian yang hanya
diambil di kota Yogyakarta dan adanya heterogenitas sekolah subjek juga merupakan keterbatasan penelitian ini. Seperti yang dapat dilihat pada tabel VI
subjek berasal dari jenis sekolah yang berbeda-beda, ada yang berasal dari SMK, Akper, maupun sekolah swasta dan negeri. Meskipun sama-sama berasal dari kota
Yogyakarta, tetapi heterogenitas sekolah subjek menyebabkan subjek memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik itu dalam hal pergaulan, pendidikan, dan
juga motivasi belajar.