Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara sengaja
menyesuaikan dengan tujuan penelitian Purwanto, 2008. Subjek sebagai sampel dalam penelitian ini dipilih remaja putri yang bertempat tinggal dan bersekolah di
Yogyakarta dan berusia diatas 15 tahun sampai dengan awal 20 tahun, yang biasanya duduk di bangku SMA atau kuliah semester awal. Subjek juga
merupakan penonton sinetron, tetapi tidak menonton iklan yang ditayangkan selama sinetron berlangsung.
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket frekuensi menonton sinetron dan skala sikap konsumtif.
Angket frekuensi menonton sinetron terdiri dari dua buah pertanyaan. Pertanyaan pertama menanyakan jumlah jam atau berapa lama subjek menonton
sinetron dalam satu minggu. Pertanyaan dalam angket frekuensi menonton sinetron tadi ditanyakan dalam kurun waktu satu minggu, bertujuan untuk
mengantisipasi apabila ada subjek yang tidak menonton sinetron setiap hari, sehingga diharapkan dapat mempermudah subjek ketika mengisi angket. Subjek
diminta untuk memilih salah satu dari 9 alternatif jawaban yang telah disediakan. Setiap alternatif jawaban berisi kisaran atau rentang jumlah jam. Pilihan jawaban
tersebut yaitu: kurang dari 1 jam
1 – 3 jam
4 – 6 jam 7 – 9 jam
10 – 12 jam 13 – 15 jam
16 – 18 jam 19 – 21 jam
Lebih dari 21 jam Semakin tinggi jumlah jam menonton sinetron yang dilakukan oleh
subjek, berarti semakin tinggi pula frekuensi menonton sinetronnya. Sebaliknya semakin rendah jumlah jam menonton sinetron yang dilakukan oleh subjek,
berarti semakin rendah pula frekuensi menonton sinetronnya. Pertanyaan kedua menanyakan apakah subjek menonton iklan yang
muncul pada saat sinetron berlangsung atau tidak. Subjek juga diminta untuk memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban. Pilihan jawaban tersebut terdiri
dari: Menonton iklan tersebut.
Memindahkan saluran televisi ke stasiun lain sampai iklan selesai. Melakukan kegiatan lain sambil menunggu iklan selesai.
Sikap konsumtif akan diukur dengan menggunakan skala sikap konsumtif yang dibuat berdasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan
sebelumnya. Semakin tinggi skor yang didapat, berarti remaja tersebut memiliki sikap konsumtif yang semakin tinggi pula, dan sebaliknya semakin rendah skor
yang diperoleh, berarti sikap konsumtif remaja tersebut juga semakin rendah.
Aitem-aitem pernyataan dalam skala sikap konsumtif dibagi menjadi dua kelompok, yaitu favorable dan unfavorable. Atem-aitem favorable akan
dibuat berdasarkan aspek-aspek yang menunjukkan ciri perilaku konsumtif, sedangkan aitem-aitem unfavorable akan dibuat berdasarkan aspek-aspek yang
tidak mencirikan perilaku konsumtif. Distribusi aitem-aitem dalam skala perilaku konsumtif dapat dilihat pada blue print skala berikut ini:
Tabel I Blue Print Skala Sikap Konsumtif
No. Aspek
Nomor Aitem Jml
Total 1
Boros Favorable
3, 8, 10, 14, 16, 20, 23, 26, 32, 37
10 20
Unfavorable 2, 6, 12, 18, 34,
42, 46, 47, 51, 59 10
2 Tidak ada skala
Favorable 9, 11, 17, 27, 28,
38, 41, 45, 49, 50 10
20 prioritas
Unfavorable 1, 4, 22, 30, 40,
43, 52, 53, 55, 58, 10
3
Gaya hidup Favorable
7, 13, 19, 21, 31, 33, 39, 48, 57, 60
10 20
Bermewah-mewah Unfavorable
5, 15, 24, 25, 29, 35, 36, 44, 54, 56,
10
Total
60 60
Skala yang digunakan adalah model skala likert dengan dua jenis pernyataan, favorabel dan unfavorabel dan pilihan jawaban Sangat Sesuai SS,
Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS.
F. PENGUJIAN ALAT UKUR 1. Pelaksanaan Uji Coba
Uji coba alat ukur yaitu angket frekuensi menonton sinetron dan skala sikap konsumtif, dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan tanggal 27 Agustus
2008. Pada saat uji coba ini peneliti meminta kepada 40 orang responden untuk mengisi angket frekuensi menonton sinetron dan skala sikap konsumtif.
Responden pada uji coba ini sebagian besar merupakan mahasiswi berbagai jurusan di Universitas Sanata Dharma dan beberapa orang pelajar SMA dan SMK
di Yogyakarta. Responden yang dipilih untuk uji coba adalah responden remaja putri yang berusia 15 sampai dengan awal 20 tahun. Uji coba ini dilaksanakan di
lingkungan Kampus Universitas Sanata Dharma dan di kediaman responden.
2. Validitas
Skala sikap konsumtif diuji validitasnya sebelum digunakan dalam proses pengambilan data. Validitas sendiri menurut Azwar 2000 adalah
ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Azwar 2000 selanjutnya mengatakan bahwa validitas berarti sejauh mana skala itu
mampu mengukur atribut yang ia dirancang untuk mengukurnya. Pertama, dilakukan pengujian terhadap validitas isi skala sikap
konsumtif dengan cara mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing. Isi setiap aitem dicermati agar maknanya sesuai dengan definisi operasional aspek-
aspek sikap konsumtif dan juga dengan mengecek ulang agar tidak tumpang tindih dengan aitem dari aspek lain. Kalimat pada setiap aitem juga dibuat dengan