Lingkungan Kelas TINJAUAN PUSTAKA

20 peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan. g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 2 Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban: a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika. e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Lingkungan Kelas

1. Pengertian Lingkungan adalah sebuah kondisi dimana manusia akan dapat merasakan adanya hubungan kuat antara dia dengan alam sekitarnya, dan masing masing dapat merasakan bahwa apa yang terjadi di dalam badan mereka adalah sebuah keadaan dimana diri dan jiwa mereka menjadi satu dalam kebersamaan yang total. Ketika sebuah perasaan nyaman datang dari dalam jiwa maka kenyamanan inipun akan dia rasakan secara fisik Mirabiela, 2008 dalam http:mirabiela. wordpress. com20081023 kawasan-lingkungan[23-10-2008]. Sedangkan lingkungan belajarkelas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan Muhammad Saroni, 2006:82-84 dalam Kusmoro, 2008 http:inovasisukses.blogspot.com200808penataan- lingkungan- belajar- 21 dalam- pakem. html. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Di perguruan tinggi proses pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas. Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan kampus, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar KBM http:id.wikipedia.orgwikiRuang_kelas. 2. Klasifikasi Lingkungan Kelas Lingkungan kelas mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga mahasiswa merasa nyaman di kampus dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan. Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan yang menyangkut lingkungan sebagai berikut Kusmoro, 2008 dalam http:inovasisukses. blogspot. com200808 penataan- lingkungan- belajar- dalam- pakem. html [03-08-2008]: a Lingkungan Fisik Lingkungan fisik adalah lingkungan yang memberi peluang gerak dan segala aspek yang berhubungan dengan upaya penyegaran pikiran bagi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang sangat membosankan Muhammad Saroni, 2006:82-83. Lingkungan fisik ini meliputi sarana prasarana pembelajaran yang dimiliki kampus seperti lampu, ventilasi, bangku, dan tempat duduk yang sesuai untuk mahasiswa, dan lain sebagainya. Menurut Suprayekti 2003:18, lingkungan fisik merupakan lingkungan yang ada di sekitar mahasiswa baik itu kelas, kampus, atau diluar kampus yang perlu dioptimalkan pengelolaannya agar interaksi belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Lingkungan fisik dapat difungsikan sebagai sumber atau tempat belajar yang direncanakan atau dimanfaatkan. Yang termasuk lingkungan fisik tersebut diantaranya 22 adalah kelas, laboratorium, tata ruang, situasi fisik yang ada di sekitar kelas, dan sebagainya. b Lingkungan Sosial Menurut Muhammad Saroni 2006:83, lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonil yang ada di lingkungan kampus secara umum. Lingkungan sosial yang baik memungkinkan para mahasiswa untuk berinteraksi secara baik, mahasiswa dengan mahasiswa, dosen dengan mahasiswa, dosen dengan dosen, atau dosen dengan karyawan, mahasiswa dengan karyawan, serta secara umum interaksi antar personil. Penelitian Walberg dab Greenberg 1997 dalam De Porter Bobbi,dkk 2001:19-39 menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Dalam usaha menciptakan lingkungan belajar dalam konteks tujuan menekankan terdapatnya interaksi yang saling mendukung antara variabel pendidik, tugas, menyangkut strukturnya organisasi, dimensinya, cakupannya, dan nilai kebermanfaatannya. Variabel peserta didik antara lain meliputi kompetensinya, motivasinya, gaya belajarnya, dan perbedaan individualnya. Sedangkan variabel strategi pengelolaan pembelajaran, mencakup sarana kelas, strategi, metode, dan media pembelajaran serta waktu yang dialokasikan untuk kegiatan itu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lingkungan pembelajaran di kelas yang diciptakan baik fisik maupun sosial dan proses dialogis antara lingkungan fisik dengan lingkungan sosial berpengaruh terhadap iklim pembelajaran di kelas dan tujuan pembelajaran yang dicapai. 3. Pengaturan Lingkungan Fisik dan Non Fisik a Lingkungan Fisik Pengaturan lingkungan fisik agar menjadi tempat yang kondusif yaitu sebagai berikut Hadi Suwono, 2009 dalam http:hadisuwono. blogspot.com200905lingkungankelasyangkondusif.html[07-052009]: 1 Pengaturan ruang kelas. Ruang kelas harus diatur agar nyaman. Ruang kelas harus memiliki jendela dan ventilasi yang cukup sehingga terjadi pergantian udara secara bebas. Meja dan kursi dosen harus diatur di tempat yang baik dan dapat memandang ke seluruh ruang kelas. Meja dan kursi mahasiswa harus diatur dengan baik agar tidak berdesak-desakan, sesuaikan jumlah kursi-meja dengan kapasitas ruang. Perabot yang sudah tidak difungsikan lagi dikeluarkan supaya tidak mengotori ruangan. 2 Menjaga kebersihan kelas. Kelas harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di luar kelas. 23 3 Pengaturan dinding kelas. Dinding kelas harus diatur agar indah dipandang. Jangan membiarkan dinding kelas kosong, tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan hasil-hasil karya mahasiswa. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber belajar. Dinding kelas dicat dengan warna-warna yang cerah misalnya: merah, kuning, biru, hijau, hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan krem. 4 Pengaturan meja dan kursi mahasiswa dengan formasi yang berubah-ubah, paling tidak setiap 2 hari sekali. Perubahan formasi meja dan kursi mahasiswa ini akan memengaruhi pola interaksi antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Dengan perubahan seperti ini maka mahasiswa tidak akan merasa bosan di kelas. 5 Membuat sudut bacaperpustakaan kelas yang menjamin mahasiswa untuk aktif membaca dan menelusuri informasi. Perpustakaan kelas diisi dengan bacaan-bacaan yang menarik yang sesuai dengan mahasiswa. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku pelajaran saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif. 6 Menghindari kebisingan. Kebisingan merupakan masalah yang dihadapi oleh kampus-kampus yang ada di perkotaan. Biasanya kampus-kampus di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat dengan jalan raya karena sempitnya lahan. 7 Menyediakan tempat bersosialisasi. Kampus bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata kuliah, tetapi juga tempat untuk bersosialisasi. Oleh sebab itu, kampus perlu menyiapkan tempat untuk bersosialisasi. Kursi di luar kelas harus disediakan agar dapat digunakan oleh mahasiswa untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahat setelah jenuh kuliah di kelas. b Lingkungan Non Fisik Selain pengaturan lingkungan fisik, lingkungan non fisik juga perlu dikelola. Lingkungan non fisik yang penting bagi terselenggaranya kelas yang kondusif yaitu Hadi Suwono, 2009 dalam http:hadisuwono.blogspot.com200905lingkungan-kelas-yang kond usif.html: 1 Interaksi mahasiswa dengan dosen serta mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Kembangkan interaksi yang nyaman antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin apabila dosen menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Apabila dosen hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar mahasiswa akan terbatas. 2 Membuat aturan, tata tertib, etika yang disepakati oleh semua mahasiswa. Aturan yang dibuat secara demokratis menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas. 24 3 Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama. Dosen hendakny menyampaikan kepada semua mahasiswa bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. 4 Refleksi. Setiap mahasiswa ditugaskan untuk menuliskan refleksinya mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini dosen akan memahami apakah ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum. Menurut peneliti, lingkungan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi fisik dan non fisik di kelas yang mendukung proses pembelajaran, serta hubungan sosial antara dosen dengan mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa.

C. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Persepsi Mahasiswa Atas Keterampilan Mengajar Dosen Dan Komunikasi Antara Dosen Dengan Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

0 3 8

Hubungan kinerja dosen, keaktifan mahasiswa, dan gaya belajar dengan prestasi belajar Akuntansi Keuangan Dasar II: studi kasus mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 0 186

Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa, motivasi belajar, dan disiplin belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa angkatan 2009, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universi

0 0 144

Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar : studi kasus mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dha

0 0 138

Hubungan minat mahasiswa masuk Prodi P.AK, prestasi belajar akuntansi keuangan dan prestasi PPL II dengan motivasi menjadi guru akuntansi : studi kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Universitas San

0 0 154

Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi : studi kasus : mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 0 114

Hubungan prestasi belajar mata kuliah-mata kuliah akuntansi mahasiswa dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntasni di sekolah : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial USD Yk.

0 0 108

Hubungan minat mahasiswa masuk Prodi P.AK, prestasi belajar akuntansi keuangan dan prestasi PPL II dengan motivasi menjadi guru akuntansi : studi kasus di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Universitas San

0 0 152

HUBUNGAN KINERJA DOSEN, LINGKUNGAN KELAS, DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

0 0 189

Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar ditinjau dari lingkungan belajar : studi kasus mahasiswa Program Studi Akuntansi angkatan 2010, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dha

0 0 136