kecerdasan emosional, dalam hal ini akan diambil angka probabilitasnya saja. Jika probabilitas 0,05, Ho diterima dan
sebaliknya. Terlihat bahwa kolom significance untuk variabel persepsi siswa tentang profesionalisme guru adalah 0,038 0,05.
Dengan demikian, koefisien regresi untuk variabel persepsi siswa tentang profesionalisme guru signifikan, atau persepsi siswa tentang
profesionalisme guru benar-benar berhubungan secara signifikan.. Nilai significance untuk variabel kecerdasan emosional adalah 0,033
0,05. Dengan demikian, koefisien regresi untuk variabel kecerdasan emosional signifikan, atau kecerdasan emosional benar-
benar berhubungan secara signifikan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru
dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,139
dengan nilai signifikansi 0,059. Deskripsi persepsi
siswa tentang profesionalisme guru menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi
siswa tentang profesionalisme guru dikategorikan profesio nal sebanyak 142 responden
atau 64,25. Sementara deskripsi prestasi belajar siswa dikategorikan tinggi sebanyak 217 responden atau 98,19. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Rinawat 2006, menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme
guru dengan prestasi belajar akuntansi siswa. Prestasi belajar siswa yang tergolong tinggi tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari luar diri siswa
yaitu sekolah dalam hal ini adalah guru. Seorang guru yang menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, memiliki tingkah laku yang tepat dalam
mengajar, serta pemilihan metode yang benar akan mampu mendorong siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Persepsi siswa tentang profesionalisme guru yang terkategorikan profesional dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam siswa
tersebut. Faktor dari dalam salah satunya adalah proses memahami, menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasikan profesionalisme
guru melalui panca inderanya. Dari persepsi ini maka akan menimbulkan reaksi bagi siswa itu sendiri apakah ketika mengajar guru tersebut
memiliki pengetahuan yang luas serta mendalam tentang materi yang diajarkannya, memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih
metode yang tepat dan mampu menggambarkannya dalam proses belajar mengajar serta mampu mengelola kelas dengan baik. Dengan kata lain,
seorang guru yang profesional bagi siswanya haruslah memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru yang profesional kompetens i kepribadian, pedagogik, profesional, dan
sosial. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru yang positif mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dengan baik. 2. Hubungan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar
siswa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
dan signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,078 dengan nilai signifikansi 0,251.
Prestasi belajar siswa yang tergolong tinggi tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor yang berasal dari
dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa antara lain adalah faktor kecerdasan. Kecerdasan sendiri
ada dua macam yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Keberhasilan belajar seseorang umumnya dikaitkan dengan tinggi atau
rendahnya tingkat kecerdasan intelektual siswa. Oleh banyak kalangan praktisi, kecerdasan intelektual dipandang sebagai penentu keberhasilan
proses belajar. Namun dewasa ini, telah timbul kesadaran baru bahwa keberhasilan seseorang tidak semata- mata diukur dari kecerdasan
intelektualnya saja, melainkan juga oleh tingkat kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seseorang. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,
berempati dan berdoa Goleman, 1999:45. Deskripsi kecerdasan emosional siswa dikategorikan tinggi
sebanyak 161 responden atau 72,85 . Seorang siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat menggunakan kemampuan
dan potensi emosionalnya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas untuk mendalami ma ta pelajaran yang dipelajarinya. Seorang siswa
dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu menghargai orang lain terutama guru ketika memberikan penjelasan di depan kelas,
mampu mengendalikan emosi dan dorongan negatif, mampu memotivasi dirinya sendiri saat belajar di kelas, mampu bekerja sama di dalam
kelompoknya. Jadi, kecerdasan emosional yang dimiliki siswa memiliki hubungan yang tinggi dan signifikan dengan prestasi belajar siswa.
Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional siswa semakin tinggi pula tingkat prestasi belajar siswa.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab V, hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan kecerdasan
emosional siswa dengan prestasi belajar siswa, studi kasus pada siswa-siswi di SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut. 1. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan F
hitung
= 2,707, koefisien korelasi sebesar 0,139 dengan nilai signifikansi 0,059.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan
F
hitung
= 0,931, koefisien korelasi sebesar 0,078 dengan nilai signifikansi 0,251.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode kuesioner dan dokumentasi. Jumlah pertanyaan untuk mengukur kedua variabel
sebanyak 54 pertanyaan variabel persepsi siswa tentang profesionalisme guru = 30, variabel kecerdasan emosional = 24. Masing- masing