Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Teknik ini bermanfaat dalam mengumpulkan informasi tentang keberadaan dan perkembangan lembaga- lembaga yang bersangkutan. Informasi yang diperoleh berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan berupa lembar nilaiprestasi siswa kelas XI dan kelas XII, sejarah berdirinya SMK YPKK I Sleman, rekapitulasi data siswa populasi dan sampel, denahlokasi SMK YPKK I Sleman.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari kuesioner digunakan cara-cara sebagai berikut. a. Uji Validitas atau uji kesahihan Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk pengujian butir soal. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson Arikunto, 1997:146. { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan : r xy = Koefisien Korelasi X dan Y N = Jumlah Subjek ∑ XY = Jumlah nilai skor item dan nilai total skor ∑ X = Jumlah nilai skor item ∑ Y = Jumlah nilai total skor Koefisien korelasi yang diperoleh perlu diuji signifikansinya dengan cara membandingkan harga koefisien korelasi hasil perhitungan dengan koefisien korelasi pada tabel dengan taraf signifikansi 5. Jika hasil perhitungan koefisien nilai r hitung lebih besar dari koefisien nilai r tabel pada taraf signifikansi 5, maka butir pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid, tetapi jika hasil perhitungan lebih kecil dari nilai pada tabel, maka butir tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjuk bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat sebagai pengumpul data. Untuk menguji reliabilitas instrumen pada penelitian ini rumus yang dipakai yaitu dengan rumus koefisien Alpha Cronbach Arikunto,1997:171.         −       − = ∑ 2 2 11 1 1 t o o k k r Keterangan : 11 r = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ 2 b o = Jumlah varians butir 2 t o = Varians total PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh perlu diuji signifikansinya dengan cara membandingkan harga koefisien Alpha Cronbach hasil perhitungan dengan tingkat 0,6. Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0,6, maka butir pertanyaan tersebut dapat dinyatakan reliabel, tetapi jika hasil perhitungan lebih kecil dari 0,6, maka butir tersebut dinyatakan tidak reliabel Sunyoto, 2007:78. c. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov Sugiyono, 2003:150. D = Maksimum [Fox-Snx] Keterangan D = Deviasi Fox = Distribusi Frekuensi komulatif teoritis Snx = Distribusi Frekuensi komulatif observasi Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikans i 5 maka signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5. Jika probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5 maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan data teoritis sehingga sebaran data variabel adalah no rmal pada taraf signifikansi 5. d. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan Uji F Sudjana, 1992:332 dengan rumus sebagai berikut: 2 2 Se S F TC = Keterangan : F = Nilai F untuk garis regresi S 2 = Varians tuna cocok Se 2 = Varians kekeliruan Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas masih harus diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan F hasil perhitungan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5. Jika F hitung lebih kecil diband ingkan F tabel maka perhitungan di atas signifikan.

I. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya hubungan variabel- variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini disebut variabel- variabel bebas tidak ortho gonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Uji multikolinearitas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen yang lain dalam satu model. Kemiripan ini akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independent yang satu dengan variabel independen yang lain Bhuono, 2005:58-59. Untuk menguji multikolinearitas dapat digunakan nilai variance inflating factor VIF, Conditioan Index CI, matrik korelasi dan nilai koefisien determinasinya R 2 . Menurut Bhuono 2005:60, untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dapat digunakan rumus sebagai berikut. { } { } ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: a Jika nilai variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas VIF=1Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance =110=0,10. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance Sunyoto, 1997: 93. b Jika nilai koefisien korelasi antar masing- masing variabel independen lebih kecil atau sama dengan 0,60, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih besar dari 0,60 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas Sunyoto, 1997: 89 c Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R 2 maupun R Square di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka ditengarai model terkena multikolinearitas Bhuono, 2005: 59. d Nilai Condition Index CI yang melebihi 30 Gujarati, 2003:362 Cara mengatasi multikolinieritas, yaitu: 1 menghilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan multikolinieritas. 2 Jika tidak dihilangkan nomor 1 hanya digunakan untuk membantu memprediksi dan tidak untuk diinterpretasikan. 3 Mengurangi hubungan linier antar variabel bebas dengan menggunakan logaritma natural ln. 4 Menggunakan metode lain misalnya metode regresi Bayesian, dan metode ridge. b. Heterokedastisitas Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika variansnya tidak samaberbeda disebut terjadi heterokedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heterokedastisitas Sunyoto, 2007:93. Untuk melihat ada tidaknya gejala heterokedastisitas dalam penelitian ini, maka digunakan uji korelasi rank dari Spearman Sunyoto, 2007: 110. Rumus:         − − = ∑ 1 6 1 2 n n d r i s Di mana d i perbedaan rank dua karakteristik ke i. Diperoleh dengan jalan mencari selisih rank antara residual harga mutlak tanpa memperhatikan tanda negatif dan positif dengan nilai variabel untuk seluruh pengamatan yang dipakai serta disusun rangkingnya menaik atau menurun. Jika dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan korelasi yang signifikan maka dikatakan ada heterokedastisitas. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi dilakukan dengan uji t, sebagaimana diformulasikan dalam rumus berikut. t = r r s s n 2 1 2 − − Setelah menghitung besarnya t t hitung kemudian dibandingkan dengan t tabel pada derajat bebas df n-2 pada tingkat kepercayaan tertentu. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka signifikan. Cara yang termudah untuk mengatasi permasalahan heterokedastisitas adalah dengan mentransformasi persamaan regresi ke dalam bentuk logaritma hanya salah satu yang dianggap mudah, sehingga regresi yang semula berbentuk Y = A + BX + e akan menjadi LnY = A + B Ln X.

J. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa : studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman.

0 0 153

Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman.

0 2 147

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman.

0 0 139

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta.

0 0 197

Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman

0 2 145

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman - USD Repository

1 1 137

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143