Profesi Guru Tinjauan Teoritik

2. Profesi Guru

1. Pengertian Profesi Kata “profesional” KBBI berasal dari kata sifat yang berarti “pencaharian” dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Menurut Sudjana Usman 1995 dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Menurut Sikun Pribadi, Hamalik, 2003:2 profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu. Sedangkan menurut Nugroho Indris dan Jamal, 1992:43 profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation melainkan suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri keahlian expenrtise, tanggung jawab responsibility, dan rasa kesejawatan corporateness . Ciri-ciri profesi menurut Supriadi 1998: 96-97 sebagai berikut: a. pekerjaan itu mempunyai fungsi signifikan sosial karena diperlukan mengabdi pada masyarakat; b. profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang “lama” dan “intensif” serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan Accountable; c. profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu A sysmatic body of knowledge bukan sekedar serpihan atau hanya commonsen;, d. ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik; e. konsekuensi dari layanan yang diberikan pada masyarakat. Sedangkan ciri-ciri profesi menurut Gibson 1965, Arikunto 1980: 236 adalah sebagai berikut: a. pengakuan oleh masyarakat terhadap layanan tertentu yang hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan sebagai suatu profesi; b. dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur yang unik; c. diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematik sebelum orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan profesional; d. dimilikinya organisasi profesional yang di samping melindungi kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi tidak saja menjaga, akan tetapi sekaligus selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk tindak-tindak etis profesional kepada anggotanya. Berdasarkan ciri-ciri profesi yang ke empat yaitu adanya organisasi profesi yang merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional tersebut menggabungkan diri dan mendapat perlindungan. Maka di Indonesia organisasi profesional bidang pendidikan bidang yang sudah ada antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI, Ikatan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia ISAPI, dan ikatan Petugas Bimbingan Indonesia IPBI Idris,1992:43. Menurut Depdikbud, Idris dan Jamal. 1992:43, PGRI berfungsi sebagai berikut: a. menyatukan seluruh kekuatan guru dalam satu wadah; b. mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan; c. melindungi kepentingan anggota-anggotanya; d. mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu meningkatkan kemampuannya; e. menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggota; f. menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan lainnya dalam rangka peningkatan kemampuan profesional, dan g. mengambil tindakan anggota yang melakukan pelanggaran. Dan kemungkinan melakukan pembinaan. Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggota, organisasi profesional harus mempunyai kode etik profesional. Dengan kata lain, kode etik itu merupakan ukuran nilai bagi para anggotanya untuk bertingkah laku dan bersikap dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Berikut ini kode etik yang dikutip dari Landasan dan Pedoman Organisasi PGRI Penerbitan Khusus PGRI No. 151079: Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air, kemanusiaan pada umumnya; dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 merasa turut bertanggung jawab pada terwujudnya citi-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Atas dasar itu, menurut Idris dan Jamal, 1992:44 guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan mempedoman isi pernyataan berikut ini: a. guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila; b. guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing; c. guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan; d. guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik; e. guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan; f. guru secara sendiri-sendiri danatau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya; g. guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan; h. guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdian. 2. Pengertian Guru Dalam Kamus Bahasa Indonesia 1976 guru diartikan sebagai seorang yang pekerjaannya mata pencahariannya mengajar. Guru merupakan profesi atau jabatanpekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru Usman,1995: 6. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sabagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan menurut Masidjo 1992: 10, guru adalah seorang pekerja profesional yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan disekolah khususnya dalam kegaiatan PBM dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Dari ketiga pengertian di atas tampak bahwa ketiganya sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan. Menurut Samana 1994:11, guru atau tenaga pendidik yang dikutipnya dari PP No. 38 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru merupakan tenaga pendidik yang bekerja dilembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal Usman, 1995:15 Adapun persyaratan khusus profesi guru yang dikemukakan oleh Moh Ali Usman 1955: 15 antara lain sebagai berikut: a. menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dari ilmu pengetahuan yang mendalam; b. menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; c. menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai; d. adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari dampak yang dilakukannya; e. memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain persyaratan tersebut, masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong kedalam suatu profesi Usman, 1995: 15 antara lain: a. memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya; b. memiliki klienobyek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya; c. diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dimasyarakat. Untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai kemampuan dasar keguruan. Kemampuan dasar keguruan yang dimaksud meliputi kemampuan dasar personal-sosial dan kemampuan dasar profesional Masidjo, 1992: 10, sebagai berikut. a. Kemampuan Dasar Personal-Sosial Kurikulum Pendidikan Tenaga kependidikan Program Studi Strata Satu Depdikbud, Dikti: 19911992 menyebutkan beberapa kemampuan dasar personal sosial yang harus dimiliki seorang guru yang meliputi: 1 kemampuan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2 kemampuan berpikir mandiri dan mampu mengungkapkan dalam bahasa yang baku; 3 kemampuan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang terpuji yang disyaratkan bagi jabatan guru-pendidik; 4 kemampuan untuk memahami kemampuan dan keterbatasan dirinya didalam pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya; 5 kemampuan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya; 6 kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan dengan mengamalkan bidang studi dan ketrampilannya. b. Kemampuan Dasar Profesional Menurut Darmodiharjo, 1980 kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru meliputi 10 hal yang masing- masing dijelaskan sebagai berikut. 1 Penguasaan bahan pelajaran sehingga dapat menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran. 2 Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya. 3 Pengelolaan kelas sehingga memungkinkan dilaksanakan kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa. 4 Pemakai media dan sumber belajar. 5 Pengelolaan interaksi belajar mengajar. 6 Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi dan pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar. 7 Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan konseling di sekolah. 8 Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah baik sebagai proses maupun sebagai bidang garapan. 9 Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 10 Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. 11 Agar hasil belajar benar-benar mencerminkan prestasi belajar yang sesungguhnya, seorang guru harus mampu melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa secara bertanggung jawab. Dengan demikian seorang guru memperoleh umpan balik yang berharga untuk pengembangan pengajarannya. Guru sebagai pendidik memiliki tugas-tugas tertentu yang berbeda dengan profesi yang lain. Menurut Samana 1994: 12 tugas pendidik sebagai berikut. a. Tenaga pembimbing petugas bimbingan konseling adalah tenaga kependidikan yang dengan keahliannya membimbing peserta didik klien agar mengenali dirinya termasuk kemampuan potensinya dan mengetahui perkembangan dirinya. b. Tenaga pengajar adalah tenaga kependidikan yang tugas utamanya menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik baik yang bersikap akademis, maupun yang bersifat ketrampilan. c. Tenaga pelatihinstruktur latihan ketrampilan adalah tenaga kependidikan yang secara bertahap serta sistematis melatih peserta didik untuk menguasi ketrampilan tertentu yang menjadi sasaran pelajaran. Sedangkan tugas guru menurut Usman 1995:6 dibagi menjadi tiga. a. Tugas dalam bidang profesi Guru merupakan profesijabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih merupakan kegiatan mengembangkan ketrampilan- ketrampilan pada siswa. b. Tugas dalam bidang kemanusiaan Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan Tugas di dalam masyarakat, tugas guru memberi teladan atau contoh. Dimana dalam lingkungan masyarakat, guru diharapkan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitarnya. Sedangkan peranan guru yang dikemukakan oleh Adams dan Dickey, Hamalik, 2003: 123 adalah sebagai berikut. a. Guru sebagai pengajar Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah kelas. Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketrampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggungjawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar. b. Guru sebagai pembimbing Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Murid-murid membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan dan kesulitan lainnya. c. Guru sebagai pemimpin Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis. Dengan manajemen ini guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang serasi, menyenangkan dan merangsang dorongan belajar para anggota kelas. d. Guru sebagai ilmuan Guru dipandang sebagai orang yang berpengetahuan. Berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, guru berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus- menerus memupuk pengetahuan yang dimilikinya. e. Guru sebagai pribadi Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat- sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua dan oleh masyarakat. Sifat-sifat ini sangat diperlukan agar dia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif. f. Guru sebagai penghubung Sekolah berdiri diantara dua lapangan, di satu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi dan kebudayaan yang terus-menerus berkembang, di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah kebutuhan minat dan tuntutan masyarakat. Diantara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranannya sebagai penghubung dimana guru berfungsi sebagai pelaksana. g. Guru sebagai pembaharu Pembaharu dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu ada yang secara langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan sekolah. Guru memegang peranan sebagai pembaharu, karena melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi. h. Guru sebagai pembangunan Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan cara memecahkan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, saperti: kegiatan keluarga berencana, koperasi dan sebagainya. Disamping tugas-tugas dan peranan guru tersebut, karakteristik kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru Syah, 1995: 227-230 antara lain: a. fleksibilitas kognitif keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu; b. keterbukaan psikologis kepribadian merupakan dasar kompetensi profesional kemampuan dan wewenang melaksanakan tugas keguruan yang harus dipilih setiap guru. Atas dasar ciri-ciri dan persyaratan diatas, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian pula dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education seperti Pedidikan Guru Sekolah Dasar PGSD, IKIP dan Fakultas Keguruan di luar lembaga IKIP Usman, 1995: 15

3. Pengertian Minat

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Minat Maha Persepsi Mah Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Mahasiswa Tentang Profesi Guru Dan Prestasi Belajar Mahasiswa FKIP

0 0 12

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

0 0 161

Persepsi mahasiswa terhadap program pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, program studi dan prestasi belajar akademik : studi kasus mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 189

Hubungan jenis kelamin, prestasi mahasiswa tentang profesi guru, dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

0 3 109

Minat mahasiswa FKIP untuk menjadi guru ditinjau dari pilihan program studi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta TA 2005.

0 1 137

Evaluasi pelaksanaan mata kuliah program pengalaman lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 2

Minat mahasiswa FKIP untuk menjadi guru ditinjau dari pilihan program studi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta TA 2005 - USD Repository

0 0 135

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA

0 0 140

Persepsi mahasiswa terhadap program pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, program studi dan prestasi belajar akademik : studi kasus mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 187

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

0 0 159