1. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative yang
didefinisikan dengan jelas Sekaran, 2006: 82. Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para karyawan PT. Satya Mandiri Motor bagian
penjualan yang telah melewati masa pelatihan dan bukan karyawan outsearching
.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini dilakukan peneliti dengan menelusuri data historis berupa informasi diantaranya sejarah singkat berdirinya PT. Satya
Mandiri Motor serta data target penjualan PT. Satya Mandiri Motor serta realisasi penjualan di tahun 2013 bulan Januari hingga Oktober.
3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis
3.5.1 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square
PLS, metode Partial Least Square PLS merupakan factor indeterminacy
metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala ukuran variabel
tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan struktural untuk menguji teori atau
pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nilai variabel laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis
dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Ghozali, 2011:18-19
1. Inner Model Inner model
yang kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory
. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada
substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural
hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
Persamaan Model Struktural:
η
1
= γ
11
ξ
1
+ γ
12
ξ
2
+ γ
13
ξ
3
+
ζ
Keterangan:
= Variabel Laten Endogen Variabel Terikat
ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas
γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
= Galat model structural
Sofyan Yamin, 2011: 38 2. Outer Model
Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement
model . Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok
indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali, 2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel
laten Sofyan Yamin, 2011:10 Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas:
X
1
= X
1
1
+
1
X
2
= X
2
1
+
2
X
3
= X
3
1
+
3
dan seterusnya sampai X
18
= X
18
1
+
18
Keterangan Sofyan Yamin, 2011: 37 :
X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen
adalah variabel laten eksogen
X adalah loading faktor variabel eksogen
adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Sofyan Yamin, 2011: 37
Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat
Y
1
= Y
1
1
+
1
Y
2
= Y
2
1
+
2
Y
3
= Y
3
1
+
3
dan seterusnya sampai Y
5
= Y
5
1
+
5
Keterangan Sofyan Yamin, 2011: 37 :
Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen
adalah variabel laten endogen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Y adalah loading faktor variabel endogen
adalah galat pengukuran pada variabel endogen
3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat
signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran
reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian
pada tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25.
b. Discriminant Validity Discriminant validity
dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa
konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai
square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk
dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity
yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2011:25.
c. Composite Reliability Composite reliability
blok indicator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal
concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk
tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang
diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk Ghozali, 2011:25-26.
4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen
dan diukur dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi
parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2011:26.
3.5.2 Uji Hipotesis