Uji-t Uji-F Uji Hipotesis

60 Apabila nilai p-value tingkat signifikan lebih besar dari α = 5, maka H diterima yang artinya asumsi kenormalan residual tidak dilanggar http:ineddeni.wordpress.com.

3.4.3. Uji Hipotesis

Menurut Djarwanto 2001: 23, hipotesis adalah jawaban teoritis atas permasalahan yang dihadapi peneliti. Untuk mendeteksi pengaruh variabel independen realisasi anggaran pendapatan asli daerah, realisasi anggaran belanja modalinvestasipembangunan, realisasi anggaran belanja rutin terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi PDRB, maka perlu memperhatikan prosedur pengujian hipotesis secara statistik dengan langkah- langkah sebagai berikut:

3.4.3.1. Uji-t

Uji-t digunakan untuk melihat pengaruh parsial variabel X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap Y dengan prosedur sebagai berikut: a. Menentukan formulasi hipotesis nihil H dan hipotesis alternatifnyaH 1 . Jika Ho : βj = 0 tidak terdapat pengaruh X 1 , X 2 , atau terhadap Y, dengan kata lain maka hipotesa nolnya diterima, berarti tidak ada pengaruh yang nyata antara realisasi anggaran pendapatan asli daerah, realisasi anggaran belanja modal, realisasi anggaran belanja rutin terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB. Jika H 1 : βj ≠ 0 terdapat pengaruh yang nyata antara X 1 , X 2 , atau terhadap Y, dengan kata lain hipotesa nolnya ditolak, berarti ada pengaruh yang nyata antara realisasi anggaran pendapatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 asli daerah, realisasi anggaran belanja modal, realisasi anggaran belanja rutin terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB. Di mana j = 1, 2, …., k variabel j sampai dengan ke k. b. Harga uji statistiknya, dihitung dengan rumus: Bj t hit = Suharjo, 2008: 84 Sebj Di mana: t hit = t hasil perhitungan bj = koefisien regresi Sebj = Standart Error Penyimpangan baku dari koefisien regresi. c. Kriteria pengujian hipotesa: 1 Jika t hit t tabel atau nilai probabilitas nilai signifikansi 5, maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Ini berarti X 1 , X 2 , dan X 3 tidak berpengaruh terhadap Y. 2 Jika t hit t tabel atau nilai probabilitas nilai signifikansi 5, maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti X 1 , X 2 , dan X 3 berpengaruh terhadap Y.

3.4.3.2. Uji-F

Uji-F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan secara simultan antar variabel X 1 , X 2 , X 3 berpengaruh terhadap variabel Y dengan prosedur: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 a. Ho: β 1 = β 2 = β 3 = β j = 0 X 1 , X 2 , bersama X 3 tidak berpengaruh terhadap Y H1: salah satu dari βj ≠ 0 X 1 , X 2 , bersama X 3 berpengaruh terhadap Y. b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas [n-k], Df = n – k = 0,05. Di mana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel. c. Harga uji statistiknya dihitung dengan rumus: R 2 k-1 F hitung = ……….Anonim, 2003: L-22 1-R 2 n-k F hitung = Hasil F hitung n = Banyaknya Sampel R 2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah Parameter d. Kriteria pengujian sebagai berikut: 1 Ho diterima jika F hit F tab atau nilai probalitias nilai signifikansi 5. Ini berarti variabel X 1 , X 2 , X 3 tidak berpengaruh terhadap Y. 2 Ho ditolak jika F hit F tab atau nilai probabilitas nilai signifikansi 5. Ini berarti variabel X 1 , X 2 , X 3 berpengaruh terhadap variabel Y. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Propinsi Bali

Bali dengan masyarakat dan budaya yang unik dipastikan bukanlah satu wilayah migrasi yang baru tumbuh. Keseharian masyarakat Bali dengan budaya yang senantiasa menampilkan warna budaya lokal menunjukkan bahwa perjalanan Bali telah melewati alur sejarah yang panjang. Berbagai temuan arkeologi di berbagai wilayah Bali membuktikan perjalanan panjang Pulau Bali berbarengan dengan wilayah dan negara lain. Sebagaimana dengan wilayah lain di Nusantara, masa-masa awal kehidupan bermasyarakat di Bali dikelompokkan sebagai jaman pra sejarah. Pada masa pra sejarah ini tidak ditemukan catatan-catatan yang menggambarkan tatanan kehidupan bermasyarakat. Yang menjadi acuan adalah temuan berbagai peralatan yang dipergunakan sebagai sarana menopang kelangsungan hidup manusia Bali ketika itu. Dari berbagai temuan masa pra sejarah itu, jaman pra sejarah Bali - sebagaimana dengan kebanyakan wilayah lain - meliputi tiga babak tingkatan budaya. Lapis pertama adalah masa kehidupan yang bertumpu pada budaya berburu. Secara alamiah, berburu adalah cara mempertahankan kelangsungan hidup yang amat jelas dan mudah dilakukan. Dengan alat-alat sederhana dari bahan batu, yang peninggalannya ditemukan di daerah Sembiran di Bali utara dan wilayah Batur, manusia Bali diperkirakan mampu bertahan hidup. Peninggalan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.