Pengaruh Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah PAD

42

2.2.8. Pengaruh Realisasi Anggaran Pendapatan Asli Daerah PAD

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 4 dan 5 menyebutkan bahwa penyelenggaraan urusan dan kegiatanaktivitas kepemerintahan dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah didanai APBD yang bersumber dari pemerintahan daerah, meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Secara teori, perubahan jumlah pajak yang mempresentasikan jumlah pendapatan atau penerimaan daerah mempunyai dampak terhadap permintaan agregat dari barang dan jasa di dalam perekonomian Nanga, 2005: 90 dan 95. Pengertian permintaan agregat atau istilah lainnya adalah PDRB merupakan jumlah barang dan jasa akhir final goods and services yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diminta pada berbagai tingkat harga Nanga, 2005: 138. Sehingga permintaan agregat atau PDRB yang dihasilkan oleh suatu negara selama kurun waktu tertentu, biasanya 1 tahun, menunjukkan tahap pertumbuhan perekonomian suatu daerah Nanga, 2005: 13. Selain itu, menurut teori pengeluaran pemerintah yang didasarkan pada Hukum Wagner, menurut Musgrave, dinyatakan bahwa pengeluaran pemerintah bersifat relatif, sehingga hukum Wagner adalah “bila dalam perekonomian, pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat”. Teori Wagner tersebut disempurnakan oleh Peacock dan Wiseman yang mengemukakan sebuah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 teori bahwa “perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah; dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar pula” Mangkoesoebroto, 1993: 173. Indikator kinerja perekonomian dan keberhasilan suatu daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah ditunjukkan dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomiPDRB riil Nanga, 2005: 13; Bastian, 2006: 342. Suatu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang positif akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut, dengan kata lain PAD merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi Saragih, 2003: 55-58. Pertumbuhan PAD seharusnya sensitif terhadap kenaikan PDRB. Berdasarkan analisis elastisitas PAD terhadap PDRB yang dilakukan oleh Bappenas 2003 pada pemerintah propinsi di Indonesia, 12 propinsi 41,37 mempunyai nilai elastisitas ≥ 1 lebih atau sama dengan satu, hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan pada PDRB akan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap perubahan PAD Adi, 2006: 6. Temuan empiris Bappenas tersebut didukung oleh penelitian Yuliati 2001: 22 yang menyimpulkan bahwa PAD berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Adi 2006 menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki dampak yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44 sangat signifikan terhadap peningkatan PAD. Penelitian Harianto dan Adi 2007 mengkonfirmasi penelitian Yuliati dan Adi bahwa PAD sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Per Kapita.

2.2.9. Pengaruh Realisasi Anggaran Belanja Modal terhadap Pertumbuhan